Bab 2

7.6K 430 6
                                    

Aku menatap pantulan bayangan ku di cermin. Kebaya putih panjang melekat ditubuh ku. Dipadukan dengan kerudung berwarna senada dan disematkan beberapa aksesoris cantik ditambah dengan make up natural diwajah ku.

Aku tertegun melihat diriku sendiri. Setetes air mata jatuh dipipi ku. Aku teringat kembali ibu kandung ku yang sudah lama meninggal. Dia tidak melihat secara langsung prosesi akad nikah yang baru saja dilaksanakan. Ya sekarang aku sudah menjadi seorang istri. Beberapa waktu lalu akad nikah dimulai dikediaman ku dilantai bawah. Aku hanya bisa mendengar prosesi sakral itu dari kamar ku yang berada di lantai atas.

"Naya sayang.."
Lamunan ku terhenti ketika seseorang memanggil namaku lembut. Mama menghampiri ku dengan senyum bahagia nya. Dia lalu memelukku. "Selamat ya Nay sekarang kamu sah menjadi seorang istri. Kamu harus nurut sama suami mu selagi itu masih dijalan yang benar. Harus bisa membuka hati mu untuk dia jangan sakiti hatinya"

Mama terus memberi wejangan kepada ku sambil terus mengusap punggung ku pelan. Ya aku harus mencoba menerima suami ku Reza Muhammad Ghifari.

"InsyaAllah ma"

"Yaudah sekarang hapus air matanya senyum yang cantik ya sebentar lagi suami mu akan datang. Panggil dia yang sopan jangan nama nya aja." Aku hanya mengangguk dan melepas pelukannya. Kulihat mama hanya tersenyum tipis melihat perlakuan ku. Aku memang belum siap menerima nya.

*********

"Reza! Cepat pakai jas mu acaranya 3 jam lagi. Haduh malah main ponsel terus sih!" Mami mengambil ponsel yang ku mainkan secara paksa. Dia memelototi ku tajam. Ah mami..

"Iya mi Reza pakai. Jangan begitu keliatan ga cantik tuh" aku buru-buru memakai jas ku dengan senyum mengembang. Bentar lagi jadi suami. Bismillah

"Yaelah kak senyum aja terus! Dari kemarin ga capek apa ya. Iya tau mau jadi pengantin baru" adik ku satu-satunya Sarah memelukku dari belakang. Dia itu sangat manja apalagi setelah tau aku mau menikah dia jadi menempel terus padaku katanya nanti kalau aku sudah beristri dia ga bisa manja lagi pada ku.

"Jangan ditempeli terus kakak mu. Nanti bajunya lecek!" Papi menarik Sarah untuk menjauh. Aku hanya tertawa melihatnya cemberut.

"Papi mah!"

"Lagian kamu tuh udah gede Sarah. Kakak mu udah mau punya istri ga boleh manja manja lagi!" Mama menyahut sambil membetulkan riasannya. Aku cuma tersenyum menanggapinya.

"Reza, kamu telah mengambil Naya atas amanah Allah. Jaga dia baik-baik, bimbing dia jangan sakiti perasaannya. Sayangi terus seperti papa menyayangi mama." Papa menepuk pundakku berkali-kali seraya memberi wejangan itu. Ya aku mengerti beratnya tugas seorang suami aku akan menjaganya dan membimbing nya terus kejalan yang benar."

Author POV

"Maksud kedatangan Reza kesini untuk mengkhitbah anak Om yaitu Naya." Reza menatap Om Ridwan dengan pasti. Dia mengunjungi papa Naya untuk meminta restunya. Ia sudah yakin dengan keputusannya setelah melakukan solat istikhoroh dan meminta restu kedua orangtua nya. Dilihatnya Om Ridwan mengusap pelipisnya.

"Bagaimana menurutmu mi?" Om Ridwan bertanya pada istrinya yang duduk disamping nya dengan balutan jilbab panjangnya yang berwarna cokelat.

The Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang