Bab 1

13.5K 400 5
                                    

Langit nampak terlihat teduh. Setitik air mulai turun membasahi bumi. Sepenggal kalimat doa aku lafadzkan agar hujan ini menjadi berkah.

"Naya.."

Terdengar seseorang memanggil ku. Segera ku balikkan tubuh ku dari jendela yang sedari tadi aku perhatikan dan segera mendapati seseorang yang sedang menyunggingkan senyum tulusnya.

"Ada apa ma?" Jawabku sekena nya dengan tatapan agak malas.

"Ada yang mau mama omongin. Tolong kamu jangan bersikap seperti itu ke mama nay." Mama mendekati ku sambil berusaha menyentuh rambut ku tapi aku mengelaknya. Aku masih tidak suka berdekatan dengan nya. Aku masih belum terima dia sebagai mama tiri ku.

"Yaudah ma ngomong aja aku dengerin kok." Aku menjawab tidak sabaran karena memang aku masih malas dengan nya.

Kulihat ia menghela nafas sejenak, lalu menarikku duduk di sofa ruang tamu yang sudah disediakan secangkir teh hangat dihadapanku.

"Jadi gini Naya, mama dan papa sudah berencana untuk menikahkan mu dengan nak Reza. Dia adalah anak dari kerabat papa.."

     "Mama apaan si! Ini kok jadi mau nikahin aku? Aku belum lulus kuliah ma" aku mencela penjelasannya.

"Tolong denger dulu. Ini keputusan papa karena papa menginginkan sosok imam yabg baik buat kamu. Dia paham agama InsyaAllah dia bisa membimbingmu kearah yang lebih baik. Tolong jangan menolaknya Naya."
Aku bingung harus menjawab apa. Aku belum pernah berfikir untuk menikah di usia muda. Ya umur baru genap 21 tahun dan masih kuliah di semester 6.

    "Aku mau ngomong dulu sama papa. Jam berapa papa pulang?"

"Baiklah. 2 jam lagi papa dirumah"

Aku segera meninggalkan mama menuju kamar. Ada perasaan sedikit kesal tentang informasi tadi. Ketika sampai dikamar aku langsung menjatuhkan tubuh ku dikasur. Aku jadi penasaran bagaiman rupanya si Reza itu.

*****

"Papa, Naya mau ngomong."

Aku melangkahkan kakiku mendekati papa yang sedang menonton tv. Aku duduk disamping nya dan langsung meminta penjelasan.

"Ya papa tau apa yang mau kamu tanyakan. Masalah pernikahan kan?" Papa langsung mematikan televisi nya dan duduk menghadap ku.

"Papa serius mau jodohin aku? Aku aja ga kenal orang nya pah."
 
   "Ya papa serius papa sudah mengenalnya lama. Papa yakin dia bisa menjadi imam yang baik untuk kamu. Kamu tidak ingat dia itu siapa? Dia saja kenal kamu nak." Papa memandangku heran lalu mengambil secangkir kopi yang telah disediakan mama di atas meja kecil dihadapannya.

"Ngga pa. Emang dia itu orangnya gimana? Terus kuliah ku gimana? Apa papa beneran yakin dia orang baik?."

    "Sangat mengenalnya. Nanti juga kamu akan tau dia itu siapa. Masalah kuliah kan gampang kamu tetep kuliah nanti kan skripsi bisa dibantu dia. Dia orangnya pinter loh"

Mungkin aku memang pernah bertemu dengannya. Entahlah alu lupa.

"Pekerjaan nya apa pa?"

    "Nanti saja kamu bertanya sama Reza nya."

"Apa dia temennya abang?" Ya mungkin saja dia memang temennya bang Devan. Kaka ku yang satu itu sering mengajak temannya main kerumah. Mungkin saja kan si Reza ngeliat aku pas lagi dirumah.

"Iya tapi ga deket hanya kenal aja. Ohiya Naya pernikahan mu dilaksanain minggu depan..."

   "Papa?? Minggu depan? Kok cepet banget. Aku aja belum tau dia siapa Wajahnya gimana." Aku menjawab histeris. Ada-ada aja si papa.

"Dengerin dulu! Kebiasaan. Kenalannya nanti aja kalau udah nikah kan enak tuh udah halal ga dosa ya kan. Nah dia sebenarnya sudah mengkhitbah kamu sebulan yang lalu. Papa terima karena papa udah tau bebet bobot nya. Tolong dijalani dulu ya Naya." Ucapan papa berhasil membuat ku bengong. Tau wajahnya aja engga masa langsung dinikahin. Jadi penasaran siapa si dia.



*****-**






Haii aku writer baru^^ salam kenal ya maaf kalo belum bagus ceritanya karena ini memang my first story hehee di comment yaa aku butuh kritikan kalian ^^

The Wedding StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang