Raya's POV
23 Januari
"Balik bareng yuk?" ucap Devan saat istirahat kedua.
"Emm.. Gw gak langsung balik" ucap gw dengan menggaruk tengkuk yg tdk gatal.
"Mau kemana dulu?" tanya Devan dengan tatapan kepo.
"Gw mau ke kafe mama dulu" ucap gw dan Devan hanya menaikan alis sebelah.
"Si pengirim surat misterius itu bakal nunjukin dirinya hari ini di kafe Johnsay" ucap gw lalu memberi surat dari orang itu yg ada di dalam tas.
"Gw temenin" ucap Devan dengan tatapan kesal dan gantian,gw hanya menaikan alis sebelah.
"Kalo lo diapa-apain sama dia gimana?" ucap Devan dengan nada khawatir bercampur kesal.
Dan gw tertawa cukup kencang.
"Woy,bukannya istirahat malah beduaan" ucap Fika setelah menepuk bahu gw.
"Ngomongin apaan sih?" tnya Agnes dengan tatapan bingung.
"Jangan-jangan kalian jadian ya,cie" tembak Wulan dengan menyipitkan mata.
Yaelah,mentang-mentang baru jadian pikirannya kesana mulu.
"Yaelah mentang-mentang baru jadian pikirannya kesana mulu" ucap Dewi dan-oh,tunggu itu kalimat yang ada di pikiran gw. Dewi nyengir ke arah gw.
"Sialan" ucap gw dan dibalas senyum kemenangan oleh Dewi.
"Jawab kali" ucap Fia dengan menyipitkan matanya.
Dan gw menceritakan awal dari surat misterius itu sampek surat terakhir.
"Gw punya ide" ucap Agnes dengan menjentikan jarinya.
"Awas aja kalo ide lo macem-macem" ucap Dewi dengan mengepalkan tangannya di hadapan Agnes,seolah-olah ingin meninjunya.
"Cewek kok kasar" cibir Devan dan dibalas tatapan tajam dari Dewi.
"Kali ini insyaallah bener. Kita nunggu aja di meja yg beda. Kita amatin mereka dari tempat itu" ucap Agnes lalu tersenyum meyakinkan.
"Dan kita makan gratis" ucap Fika dengan mengepalkan tangan keatas.
"Yeah,tentunya itu yg ada di pikiran gw setelah agnes ngomong bgitu" ucap gw lalu memutar bola mata.
***
Sekarang gw sudah berada di kafe Johnsay,dengan keenam sahabat gw yg ada di meja berbeda.
Sebelumnya,gw memberi tahu mama bahwa gw bakal ke sini dan meminta menggratiskan apapun yg akan dibeli oleh keenam sahabat gw. Dan mama menyetujuinnya.
Sudah 10 menit gw berada di kafe ini dan duduk sendiri di meja nomer 14 sedangkan keenam sahabat gw berada di meja nomer 16.
'HELLO' kata yg terdengar saat pintu kafe dibuka.
Dan saat gw menengok ternyata Daffa yg masuk ke kafe ini. Jangan-jangan (?)
Oh,tidak-tidak. Mungkin saja dia seperti pengunjung lain yang ingin makan atau sekedar duduk.
Tunggu,dia berjalan kearah gw. Tanpa gw sangka dia duduk di kursi yg berhadapan dengan gw.
"Lo?" hanya kata itu yg keluar dari mulut gw.
Tanpa menghiraukan ucapan gw,dia memanggil pelayan kafe dan memesan sehingga pelayan kafe bertanya.
"Yang ini juga gratis mbk?" dan gw hanya mengangguk.
"Gw nyesel. Gw salah. Gw jatuh" ucapnya dengan menatap mata gw.
Dan gw denger dari meja sahabat gw ucapan seperti
"sabar dev",
"tahan emosi lo",
"mungkin dia mau minta maaf",
"santai bro",
"duduk!"
Gw yakin Devan pasti mau nyerang."Gw salah dah bikin lo sakit gara-gara gw" ucap Daffa lalu menggenggam tangan gw.
Gw melepaskan genggamannya.
"Maksud lo dari surat itu apa?" tnya gw dengan alis berkerut.
"Oke gw akan jelasin. Untuk yg 'I will back' itu karna gw akan kembali sekolah setelah gw izin beberapa hari,apa lo lupa? Gw waktu itu depresi. Lo tau kenapa? Karna saat itu gw baru di kasih tau sama bonyok gw bahwa kakak gw kecelakaan itu karna dia naik motor sama lo. Dan yg bikin gw hampir depresi waktu itu karna,lo orang yg gw suka adalah orang yg bunuh kakak gw" ucap Daffa.
Ya,gw inget dia waktu itu sempet gak masuk selama 2 minggu mungkin lebih. Dia kembali saat Fia masuk ke sekolah.
"Yang 'I'm back' itu karena gw masuk sekolah lagi. Dan tanpa gw duga saat gw masuk ternyata Fia masuk ke sekolah bahkan kelas yg sama dengan kita" ucapnya tepat seperti yg gw pikirkan.
"Kata 'sorry' waktu itu karena gw akan memulai permainan yg gw anggep bakal seru. Meminta maaf sebelum permainan,mungkin sedikit konyol. Tapi,entah kenapa gw rasa itu cocok. Dan surat selanjutnya pasti lo ngerti lah" ucapnya dan dia mengucapkan 'terimakasih' kepada pelayan yg mengantarkan pesanannya.
"Surat terakhir?" ucap gw dan dia meminum milkshake yg ia pesan.
"Gw nyesel karna gw udah mikir lo yg macem-macem. Gw salah karna gw gak dengerin lanjutan cerita bonyok tentang kecelakaan kakak gw. Gw-" ucapannya terpotong.
"Kok lo bisa gak tau tentang kematian kakak lo" tnya gw memotong ucapannya.
"Karna gw dari umur 10 tahun ikut oma-opa dia New York dan kembali saat SMA. Saat itu gw cuma tau kakak gw meninggal karna kecelakaan tunggal" ucapnya lalu meminum milkshake-nya,lagi.
"Gw jatuh. Lo masih gak inget ya,gw ini temen masa kecil lo juga. Dulu gw,lo,Fia dan Celo sahabat. Dan sampai dimana perasaan cinta monyet gw tumbuh untuk suka sma lo dan hanya gw yg tau. Gw pikir ini bakal ilang cepet karna gw akan pergi ke New York. Tapi,ternyata itu salah. Gw selalu mikirin lo terus-terusan. Hingga suatu hari saat gw Skype sma Celo dia cerita kalo dia suka sma lo,tapi dia gak bisa ngungkapin itu ke lo. Saat itu,gw benar-benar mencoba untuk menghilangkan rasa itu. Tapi,lagi-lagi itu salah" ucapnya dengan air yg sudah ada di matanya. Sekali saja mengedip air itu akan tumpah.
"Gw gw minta maaf" ucap gw dengan menatapnya khawatir.
"Gak ada yg perlu minta maaf dan dimaafin. Semua dah jadi masa lalu. Do'a aja semoga Celo mendapat tempat yg indah" ucapnya dan dia berkedip.
Tanpa diduga,Fia sudah mendekat ke arah Daffa.
"Gw minta maaf daf" ucap Fia dengan pipi yg sudah basah.
"Gw udah maafin lo karna gw sadar saat itu lo hanya emosi dan gak mikirin apa akibat yg terjadi" ucap Daffa lalu memeluk Fia.
Semua yg ada disini menangis termasuk gw sampai Devan berbicara.
"Lo masih suka sma Raya" ucap Devan dengan menghapus air matanya.
Daffa yg sadar akan pertanyaan itu cepat-cepat ia melepaskan pelukan dengan Fia.
"Gw sayang sama Raya," jeda dan wajah Devan emosi "tapi sebagai sahabat. Gw pengen kita sahabat kayak dulu lagi" ucap Daffa lalu wajah Devan memerah.
"Tentu" ucap gw dan Fia bebarengan lalu berpelukan.
Dirasa cukup. Kami melepaskan pelukan.
"Gw suka sama cewek yg ada di sebelah lo" ucap Daffa dan membuat keadaan hening.
Semua mata tertuju pada orang disamping Devan.
-
-
-
Sorry typo.KYAAA!! TO II SELESAI. DOA YUK BIAR AUTHORNYA DAPET NILAI BAGUS (capslock jebol).
Thanks banget yg udah mau baca sampek sini walaupun makin absurd,mwhehe. Big love you :*
Please,jangan jadi silent readers ,okay :D
Baca juga cerita gw yg judulnya STAR. Thanks :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Secret
Teen FictionMempunyai teman pasti keinginan dari setiap orang. Apalagi dengan sesama gander. Tapi,bagaimana dengan Raya Nathlie Johsay yang tidak boleh mempunyai teman perempuan? Apa alasannya? Baca aja kalo mau tau.