Prolog

23 3 0
                                    


Tengah aku jalan di taman sekolah, datanglah Rakael sambil melambai-lambai tangannya. Ketika itu aku berhenti jalan, menunggu Rakael jalan menujuku. Tanpa menunggu lama, ia berada di depanku. Badannya yang tinggi. Tubuhnya proporsional. Seperti apa yang diharapkan dari anak basket. Rakael menatapku dengan wajah serius. Sepertinya, ia ingin mengatakan sesuatu kepadaku tapi, ia grogi.

"Dari awal kelas 7 sampai sekarang, gua suka ama lo! Mau gak lo jadi pacar gue?" tanya Rakael

"Hah? T-Tunggu dulu! Kok dia bisa nembak aku? Padahal aku sama sekali gak kenal dia. Stay cool! Stay cool! Jangan sampai dia tahu kalau sekarang pikiranku lagi kacau. Tapi, kan aku masih SMP. Pacaran? Saat SMA saja, minta maaf aja kali ya," kupikir

"R-Rakael..."

"MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF­−

"Lah? K-Kenapa dia minta maaf? T-Tunggu! Harusnya aku yang minta maaf. Kok dia gak berhenti minta maaf? Aduh, kok jadi kacau gini sih? Siapa pun tolongin akuuuuu!" 




Unexpected FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang