"Ha! MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF MAAF−
"Lah? K-Kenapa dia minta maaf? T-Tunggu! Harusnya aku yang minta maaf. Kok dia gak berhenti minta maaf? Aduh, kok jadi kacau gini sih? Siapa pun tolongin akuuuuu!"
"HUAAAAAAAAAAAAA!!!!" kuteriak dengan kencang.
Aku pun sadar. Nafasku terengah-engah. Tubuhku keringat semua. Kulihat sekelilingku. Ada Rakael yang ikutan kaget karena teriakanku tadi.
"Syara, lo gapapa kan?" tanya Rakael sambil memberikanku gelas berisi air putih. "I..Iya gw gapapa kok," kujawab sambil minum gelas air putih yang diberikan Rakael. "Maaf...Gw egois. Gw gak pikir keadaan lo saat gw tembak lo dan tiba-tiba lo pingsan," ucap Rakael.
"Gw baru dikasih tahu sama Deari kalo lo sebenarnya ke taman karena kepala lo lagi pusing," tambah Rakael. "Iya gapapa kok. Terus setelah gw pingsan, lo bawa gw ke UKS gitu?" kutanya.
"Nggak. Setelah lo pingsan, gw berusaha nahan tubuh lo dari jatuh. Tiba-tiba, Deari ama Silvia datang. Gak lama, Deari gendong lu ke UKS tanpa bicara apapun ke gw. Adanya, tatapan sinis ke gw," jelas Rakael.
"Oooh..." balasku.
"Kalau gitu, gw pulang ya," kata Rakael berdiri sambil memegang tasnya.
"Satu hal lagi, lo gausah ribet-ribet mikir apa yang gw bilang tadi siang. Tujuan gw tembak ke lo itu biar lo tahu perasaan gw ke lo. Kalau lo gak nerima, gw fine aja. Lagian, orang macam apa yang langsung terima padahal baru ketemu," lanjut Rakael sambil ketawa kecil dan keluar dari UKS.
"Kok tadi dia keren ya?" kataku sambil memegang kedua pipiku yang merah.
___________________________________________________________
Vote ya kalau mau lanjutannya ^.^
-R-
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Fate
Teen FictionSetelah ditembak oleh orang yang belum ia kenal, Syara bingung apa ia harus hati-hati atau membiarkan Rakael memasuki kehidupannya. Tetapi, keputusannya yang mengubah kehidupannya termasuk takdirnya Syara.