Jo menutup pintu rumah mereka. Setelah merasa pintu telah terkunci dengan baik, ia berjalan ke arah utara. Tempat di mana sekolah mereka berada. Kath mengekor di belakangnya. Ia sedikit linglung, belum terbiasa dengan keadaan di kota ini. Apalagi dengan statusnya bukan sebagai manusia. Tak mungkinkan kau langsung merasa baik-baik saja setelah diberitahukan kalau kau bukan manusia. Bayangkan selama ini kau hidup aman, damai, sejahtera, dan tiba-tiba ayahmu menghilang lalu kau dibawa kakak laki-lakimu--yang ternyata bukan kakak kandungmu--ke antah berantah. Hanya saja... Ini terlalu cepat!
Bahkan tak pernah sekalipun terlintas di pikiran Kath bahwa ia seorang apa itu namanya... Oh ya, Aery.
"Mr. Thompson! Lama tidak berjumpa" suara seorang pria memecah lamunan Kath. Ia hampir saja menubruk punggung Jo kalau-kalau ia tidak menyadari Jo berhenti di depannya. Pria itu mengulurkan tangannya, hendak menjabat tangan Jo.
"Mr. Golda, senang bertemu denganmu lagi" kata Jo sambil menyambut uluran tangan pria tersebut.
Pria yang bernama Mr. Golda itu mengalihkan tatapannya dari Jo ke arah Kath yang berdiri canggung di belakang kakaknya. Pria itu tersenyum ramah sambil mengulurkan tangannya.
"Kamu pasti yang bernama Katherina. Gadis berdarah campuran itu. Dulu ayahmu selalu menceritakan tentangmu kepada setiap orang yang ia temui" kata Mr. Golda sambil terkekeh. "Saya Albert Golda, teman baik ayahmu sebagai petinggi Emerald"
"Oh... Oh" Kath tergagap, ia menyambut uluran tangan Mr. Golda sambil tersenyum kikuk. Ternyata dulu ayahnya sangat bangga padanya bahkan beliau sampai senorak itu hingga menceritakan dirinya kepada setiap orang yang ditemuinya. Kath tersenyum sendiri membayangkan ayahnya yang kaku itu bisa menjadi sangat heboh.
"Pasti rasanya aneh tiba-tiba harus berada di tempat lain. Tapi, saya yakin kamu akan terbiasa cepat atau lambat. Pahamilah dulu keadaan sekitarmu, Katherina. Pengetahuanmu tentang dunia ini masih sangat kabur. Ikuti saya apa yang Jonathan ini katakan. Dia pemandu nomor satumu" nasihat Mr. Golda.
Kath mengangguk. Ia melirik Jo yang sedang menatapnya geli. Entah apa yang ada dipikiran kakaknya. "Tentu saja, hanya dia yang saya kenal di sini" ucap Kath.
Mr. Golda mengangguk paham lalu menepuk pundak Kath dan Jo. "Saya harus pergi sekarang. Pekerjaan menumpuk!" katanya. "Hati-hati di jalan, jangan lupa belajar dengan baik. Sampai bertemu lagi"
"Sampai bertemu lagi, Mr. Golda" kata Jo dan Kath hampir bersamaaan.
"Oh ya" Mr. Golda menghentikan langkahnya lalu kembali menghadap ke arah Jo dan Kath. "Hampir saja aku lupa. Aku turut bersedih atas kehilangan kalian" katanya dengan raut wajah sedih. "Ayahmu yang terbaik"
"Terima kasih" kini hanya Jo yang bersuara. Mr. Golda mengangguk lalu menjauhi mereka.
*
"Katherina!" panggil seseorang ketika Jo dan Kath mulai memasuki gerbang yang bertuliskan Youth High. Sepanjang jalan tadi orang-orang terus menatap mereka dengan beragam ekspresi. Lebih banyak yang terkejut. Mungkin tak menyangka seorang gadis berdarah campuran kembali ke lingkungan mereka setelah dibawa ayahnya pergi.
Kath menoleh, mencari-cari orang yang memanggilnya di balik tubuh murid-murid yang wajahnya masih asing. Perlahan ia melihat wajah yang cukup familiar baginya sedang jalan mendekat. Di tangan orang itu terlihat banyak kertas.
"Aku duluan" kata Jo sambil menepuk pundak Kath yang dijawab dengan anggukannya.
"Hey" sapa Kath sambil tersenyum. "Butuh bantuan?" tawarnya menunjuk ke arah tumpukan kertas itu.
Robert menghela nafas lega. "Kalau kau tidak keberatan" katanya, membiarkan Kath mengambil alih setengah dari tumpukan kertas yang ia bawa.
"Tentu saja tidak" balas Kath sambil tersenyum. "Kertas apa ini?" tanyanya sambil membaca kertas tersebut menggunakan tangannya yang bebas. Ia mengernyitkan dahi membaca tulisan aneh yang tertera di kertas tersebut. "Apa ini?" Kath bertanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aery
Teen FictionKematian sang ayah, membuat Jonathan membawa adik perempuannya, Kath ke tempat yang tidak terduga. Dunia fantasi baru yang sangat asing bagi Kath namun tanpa sepengahuannya, di sanalah tempat kelahirannya. Dan ia pun ditakdirkan untuk melawan kegela...