Chapter 3

740 8 0
                                    

   Saat ini Ali dan Prilly berada di perjalanan,semenjak tadi tidak ada kata-kata ataupun obrolan dari mereka.Ya,seperti itulah sikap mereka.Sampai akhirnya saat melewati lampu merah dahi Prilly mengerinyit.

"Kita mau kemana,Li??Jalan rumah gue kan belok kanan kok lurus sih??"tanya Prilly sedikit berteriak.Ali tidak menjawab.

"LII,LO DENGER KAN??"teriak Prilly lagi.

"Lo diem aja,ntar juga tahu.Sakit juga,masih bisa teriak-teriak,"balas Ali terdengar sewot.Prilly menghela nafasnya kasar,kenapa lagi sih Ali??Cowok itu hanya bisa berkata lembut ketika Prilly sedang sakit,itupun hanya sesaat.Akhirnya,Prilly memilih untuk diam dan bersabar kemana Ali akan membawa dirinya.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 15 menit motor Ali berhenti di sebuah bangunan gedung warna putih.Prilly hanya bisa bertanya-tanya melihat bangunan itu.Kenapa Ali membawanya kesini??

"Kita mau ngapain sih,Li??"tanya Prilly begitu turun dari motor.Ali menatap Prilly sejenak lalu menggenggam tangan Prilly erat.Membawanya masuk ke dalam gedung itu.Prilly hanya diam mengikuti Ali.

"Sus,saya ingin bertemu dengan Dokter Fatin,"kata Ali pada suster.

"Apakah sebelumnya sudah membuat janji??"tanya suster itu.

"Sudah,"

"Kapan??"

"Tadi pagi,dan Dokter Fatin menyetujuinya,"

"Baiklah,silakan anda ke ruangan Dokter Fatin,"Ali mengangguk lalu memasuki gedung itu lebih dalam.

Prilly memegang tangan Ali kuat-kuat.Dia benci berada di tempat ini,semua berbau obat,membuat kepala Prilly pusing.

"Li,kita mau ngapain sih kesini??Gue pusing nih,"kata Prilly.Semakin masuk ke dalam gedung ini,bau obat-obatan semakin menyengat indra penciumannya.

"Cuma sebentar,"balas Ali datar.

Ali dan Prilly berhenti di depan sebuah ruangan.Tangan Ali mengetuk pintu itu.

"Masuk,"terdengar sahutan dari dalam.Tanpa ragu,Ali membuka pintu itu.

"Selamat sore dok,"sapa Ali pada seorang dokter wanita yang tengah sibuk di meja kerja.Mata Prilly membelalak melihat dokter itu.

"Alii.."panggil Prilly.

"Selamat sore,ada apa Ali??"tanya dokter itu tersenyum melihat kedatangan Ali.

"Bisakah dokter memeriksa Prilly,dia sedang tidak enak badan."kata Ali yang sontak membuat Prilly terkejut.

Apa??Ali membawanya ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya??Oohhtidak-tidak.Apakah dia tidak tahu kalau Prilly sangat takut dengan jarum suntik dan hal2 yang berbau rumah sakit??

"Ali,ngapain sih lo bawa gue ke dokter??Gue gak papa,"kata Prilly penuh tekanan.

"Lo lagi sakit,makanya gue bawa lo ke dokter.Biar lo cepet sembuh,"jawab Ali santai.

"Baiklah,mari ke ruang periksa,"ajak dokter lalu keluar dari ruangan.

Ali hendak mengikuti dokter,tapi ditahan oleh Prilly.

"Li,kita pulang aja yuk!!Gue gak papa kok,"ucap Prilly memohon.Dia benar2 tidak kuat jika harus berhadapan dengan jarum suntik.

"Kenapa??Lo lagi sakit tau,biar lo cepet sembuh,"Ali membawa Prilly keluar dari ruangan itu menuju ruang periksa.

Bagaimana??Prilly benar2 phobia dengan jarum suntik,ingatan masa kecilnya bagaimana sakitnya disuntik.Ketika itu,Prilly sedang sakit thypus dan di rawat inap di rumah sakit.Sakit paling parah yang pernah Prilly rasakan adalah thypus itu,dan setelah sembuh Prilly menjadi takut jarum suntik dan hal2 berbau rumah sakit.Mungkin sedikit tidak logis karena hanya sakit thypus dia bisa phobia dengan rumah sakit ataupun jarum suntik.Tapi,itulah Prilly dia benar2 phobia dengan jarum suntik.

Love And BallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang