Aku kembali ke kelas setelah menghabiskan satu minuman jus apel kesukaanku. Aku mengamati dengan seksama kertas ajaib dihadapanku. Sekilas hanya biasa saja namun ternyata setelah di coba kertas itu sangaaat menakjubkan. Wooww tapi aku masih berpikir tentang penulisan dengan tinta. Ehm,,,
Kring... Kring...
Bel masuk berbunyi, teman teman ku berduyun duyun memasuki kelas di susul Bu Yuni ada di urutan paling belakang. Melihat guru bahasa indonesia paling sabar itu aku segera membersihkan meja dan ku isi hanya dengan buku Bahasa Indonesia.
Bu Yuni mengajarkan tentang puisi. Pelajaran seperti ini sudah ku dapat waktu di sekolah dasar dan ujung ujungnya pasti akan mendapat tugas membuat puisi.
"Murid-murid sekarang saatnya kalian membuat puisi yang bertema tentang,,,kesedihan, kekecewaan atau bahkan kematian. Semua di perbolehkan. Ibu ingin melihat seberapa jauh tingkat kesedihan kalian dalam membuat puisi tema galau ini." Kata Bu Yuni
"Kalian kan sering galau galau an sama pacar atau bahkan tukar puisi sedih sama pacar, nah sekarang saatnya kalian tunjukan kehebatan kalian disini. Ok anak-anak? Puisi ini akan Ibu jadikan nilai tugas."
"Kerjakan di selembar kertas." Tambah Ibu Yuni
KAMU SEDANG MEMBACA
Selembar Kertas
Short StoryAkhirnya aku keluar dari rumah itu, aku lelah di rumah itu. Kata orang rumahku istanaku, tapi menurutku rumahku nerakaku. Di rumah aku hanya bisa mendengar suara teriakan orang bertengkar, ribut dan memusingkan. Kalau aku boleh memilih sekarang, aku...