Eleven Seconds

Semakin cepat aku coba berlari, semakin wanita itu melemparkan senyum tajam.

Anehnya, dia tidak lagi mengejarku. Kini dia hanya menatap dan seakan mencoba mengisyaratkan sesuatu dia menunjuku dan berkata ''The eleven''

Aku terbangun ditempat yang tak ku ketahui, sepertinya aku pernah kesini sebelumnya. Oh ya, perkenalkan namaku Vania Dior. Umurku 17 tahun, umur dimana seharusnya anak gadis bersenang-senang dengan teman-temannya, tapi tidak denganku.

Dan disinilah aku di depan sebuah gedung menyeramkan nan besar di dekat sekolahku. Ketika aku mengatakan besar maksudku benar-benar amat besar, gedung ini lebih mirip kastil tua yang tak terpakai lagi, sangat menakutkan. Bahkan aku tak yakin jika orang yang sangat berani sepertiku dapat bertahan 1 menit di dalamnya. Tidak. Sejujurnya aku sangat penakut.Mungkin lebih baik jika aku pulang sekarang, entah jamku yang salah atau memang ini jam 5 sore tergelap yang pernah ada.

Baiklah, ayo pulang. Tunggu.
Apa sudah daritadi perempuan itu berdiri disitu? Aku mencoba menutup mataku dan membukanya lagi, aku tersentak saat melihat wanita itu kini berdiri kurang lebih 2 meter di depanku. Matanya hijau terang, sangat indah meskipun dalam keindahannya tergambar sesuatu yang sangat mendalam, seakan mata itu telah membunuh banyak jiwa. Tatapan yang sangat dingin.

''Vania Dior Eleven?'' gadis itu bertanya dengan nada tinggi.
Aku tak menjawab. Tunggu dulu. Darimana dia tahu nama belakangku? Aku tak pernah memberitahu hal itu pada siapapun

''Darimana kau tahu? Nama.. ''

''Tentu saja, hal apa yang tak kutahu darimu'' sambil menyilang kedua tangannya. ''Vania, ini sangat serius. Sebentar lagi kamu akan menghadapi waktumu, jika ada sesuatu yang terjadi padamu, datanglah padaku''

BRUUKKKKKK

Jantungku seakan melompat. Aku memalingkan mukaku dan mendapati sebuah mobil menabrak pohon.
Belum sempat aku bertanya apa maksud wanita itu, dia menghilang. Lenyap dari hadapanku

****
Hy guys.. Cerita ini adalah cerita pertamaku. Akan dilanjutkan jika kalian inginkan