5 Years Later

58 4 0
                                    

"Apa hobi calon istriku melamum, hm? Kata william. Sekarang Nathea memulai hidup baru bersama tunangannya William Janson, seorang konsultan IT yang tampan, tubuh atletis, mempunyai sifat yang mendominasi. Dan satu lagi yanv membuat Nathea merasa terganggu setiap melihat lesung pipi William,ia seperti melihat pria yang 5 tahun lalu memberikan Nathea kepastian yang menyakitkan.

"Sayang kenapa selau senang mengagetkanku? Kata Nathea Arrabela Watson seorang CEO cantik dari Watson Group.

"Kamu terlalu hobi melamun sayang" William mencolek hidung Nathea sambil menyandarkan tubuh atletisnya di meja kerja Nathea. 2 tahun sudah Nathea menjalin hubungan dengan William.

"Sepertinya kita sudah terlambat, kita ke ballroom sekarang?"
"Sure" Nathea berjalam berdampingan dengan William. William selalu bangga berdampingan dengan kekasihnya yang cantik, pintar, feminim, dan segala keindahan ada pada Nathea.

Nathea dan William memasuki ballroom. Dan mata Nathea terpaku akan punggung seseorang yang ia rindukan, Xander Gillian Black.

Apakah itu Xander? Apakah dia kembali untukku? Oh... tidak mungkin Nathea... dia sudah menikah!! Bisik Nathea dalam hati sambil tersenyum miris.

Xander Pov

Datang ke acara ulang tahun Watson Group. Perusahaan ayah Nathea. Adalah suatu kehormatan untukku, pasalnya perusahaan ini sangat terkenal dan besar.

"Apakah aku akan bertemu Nathea?" Kata Xander lirih dan berjalan menuju ke arah ballroom.

Sampai aku melihat seseorang perempuan cantik. Aku sempat melihatnya sesaat, walau melihatnya sesaat aku yakin dia adalah Nathea. Dan disebelahnya adalah... suaminya? Mungkin?

Aku tidak tau pasti siapa yang ada disamping Nathea. Tapi ia gagah dan cocok untuk Nathea. Semoga kamu bahagia Nat. Bisik Xander dalam hati.

Nathea Pov

"Sayang, nanti kita jadi ketemu sama Toni kan? Dia ingin membicarakan tentang dekorasi pernikahan kita"
"Kapan?"
"Hari ini, setelah acara ini selesai"
"Aku ga bisa sayang aku harus bertemu klien"
"Tapi kemarin kamu bilang bisa? Ini sabtu will, please"
"Tapi klien ga bisa dibatalin. Klien ini sangat penting, nat. Tolong ngerti aku posisi aku sekarang"
"Kamu mentingin klien daripada aku? Ok fine, betapa aku tidak berarti dimata seorang William Janson" Nathea membuang muka. Nathea sangat malas jika William sudah seperti ini.

Sebenarya sekarang ia sangat marah tapi ia tidak bisa melampiaskan kemarahnnya kepada William. Willuam menghelas nafas dengan kasar.

"Jangan mulai sayang, aku lakukan ini seua buat kamu"
"Tapi....."
"Nat iku gue sebentar yuk... ada yang mau gue kenalin ke loe" Bella, teman Nathea tiba yiba muncl dan menariknya.

Tepaksa ia menunda perdebatannya dengan William. Setelah berbincang bincang cukup lama, Nathea berpamitan pulang kepada Bella. Mood Nathea terlanjur rusak oleh William. Nathea berjalan cepat untuk sampai ke pintu tapi ia dihalangi oleh William.

"Minggir aku mau pulang"
"Kenapa kamu sangat childish Nathea!! Aku bekerja buat kamu, buat masa depan kita!!" William membentak Nathea dengan keras. Dan hanya mendapat tanggapan kecil dari Nathea
"Fine..."
"Aku bekerja buat bisa bahagiain kamu, sejahtera tanpa kekurangan apapun Nat!! Aku pengen setelah kita menikah nanti aku bisa beri kehidupan yang luar biasa ke kamu. Iti tanggung jawab aku Nat!!" William berkata tegas. Nathea hanya diam dan menunduk. Tapi Nathe tidak menginginkan itu.

"Kamu bisa minta apapun, kamu bisa shopping, kamu bisa membeli apapun yang kamu suka. Maaf tapi aku ga bisa selalu available untuk kau sayang" William mengusap pelan lengan Nathea.
"Apa itu yang akan kau katakan setelah kita menikah nanti?"
"Ya. Tapi aku akan berusaha meluangkan waktu buat kamu."
"Usaha? Oke aku hargai usaha KAMU, tapi aku ga butuk shopping. Aku cuma butuh kehadiran KAMU!! Aku cuma butuh KAMU!! Aku bisa membeli semua barang yang aku suka dengan uang aku sendiri" Nathea berteriak frustasi kepada william dan memberi penekanan pada kata KAMU.

"Jangan sekali kali kamu bentak aku Nathea!" William berteriak keras kepada Nathea. Nathea selalu terkejut saat William membentaknya dengan keras.
"Kamu ga pernah bisa mengertia ku Will!! Aku lelah" Nathea bergumam pelan dan mulai menangis. William merengkuhnha kedalam pelukannya, pelukan yang selalu menyejukan bahi Nathea.

"Materi bukan segalanya, Will. I just need you" kata Nathea setengah berbisik dan air mata yang masih mengalir deras. William hanya diam dan mengecup puncak kepala Natheas.

"Jangan marah marah ya sayang"
"Ya. Sorry aku memang childish Will"
"Okay ga papa nat. Aku antar kamu pulang"
"Okay" Nathea selalu merutuki diringya karena setiap kali ia dibentak oleh William ia pasti melemah.

William memeluk Nathea dan bergumam " i love you Nathea Arrabela Watson"
"I love you too William Janson"

Jangan lupa comment ya... supaya authornya dapat masukan. Maaf kurang dapet feelnya :'(
Happy reading ya guys^^

I'm BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang