Happiness ❌ 4

27 0 0
                                    

Langit mulai menghitam, menandakan bahwa latihan hari ini hampir selesai, hanya tinggal hitungan jari Pengibaran Sang Merah Putih akan dilaksanakan.

Naura melentangkan kakinya dan mulai mengelap keringatnya dengan handuk yang ia selipkan di rok-nya, begitupun dengan peserta yang lain.

Pelatih pun membuka percakapan diantara peserta PASKIBRAKA "Hari ini latihan kita selesai, h-3 kita udah pengibaran, untuk tau siapa yang bawa baki, nanti h-1 bakal dikasih tau, jadi persiapin diri kalian ya!."

"Siap, Iya Mba." serentak PASKIBRAKA menjawab.

***
Naura berjalan menuju ruangan dimana ia meletakkan tas-nya disana, tiba - tiba sudah ada sosok pria yang sudah menunggu kedatangannya.

"Pulang sama siapa ndut?"

Naura terus berjalan dan mengambil tas-nya lalu pergi meninggalkan Bayu sendirian di dalam ruangan dan menghiraukan pertannyaan Bayu. Bayu berlari kecil mengejar Naura dan sontak Naura berhenti berjalan dan Bayu tepat didepan Naura.

"Pulang sama siapa ndut, ditanya diem aja."

"Sendirian." jawabannya sangat ketus, bahkan tak memandang mata Bayu sama sekali.

"sama gue aja yuk, daripada pulang sendirian, udah mau malem ndut, serem loh." tangannya membentuk angka satu dan menyentuh hidung Naura.

"yaudah deh, tapi jangan diculik yaa."

"engga lah, ga guna juga nyulik lu, gadapet apa-apa."

Akhirnya mereka berjalan menuju tempat parkiran, dan Naura membuka percakapan.

"Bay, lo bakal kangen ga sih masa masa begini, masa masa pas pengibaran, dimarah-marahin senior atau yang lain-lain?." tanya Naura

"Ya kangen lah, apalagi sama lo."

Jantung Naura berdetak tak menentu, darahnya mengalir sepuluh kali lipat lebih cepat dari sebelumnya, rasanya seperti melayang di udara.

Naura menepuk pundah bayu." Apaan sih, bosen gombal mulu lu tem."

"yee kapan gue gombal."

"Barusan lah item."

"Itu ga gombal, itu fakta." Bayu menoyor kepala Naura.

***
Naura sudah datang dirumah, namun ia selalu merasa sepi saat ada dirumah, dia tak pernah merasakan kebahagiaan yang dulu pernah dia rasakan, ia selalu begitu, selalu merasa kesepian semenjak kakak kedua-nya tinggal di Makassar karna tugasnya sebagi Istri.

Naura berjalan menuju tempat makan, dia tak melihat ada makanan satupun yang ada di meja makan, lalu ia kembali ke kamar-nya dan menutup pintunya rapat-rapat.

Perutnya sudah tak tahan lagi menahan lapar, namun tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu rumahnya, ia langsung membukakan pintu rumahnya itu.

"hai dut!." Ternyata tamu-nya ialah Bayu, Bayu datang dengan membawa bungkusan McD yang entah dalamnya apa.

"Elo lagi, ada apaa?." Naura mulai kesal karna Bayu terus menggangu-nya.

"Gue tau lo belum makan, tadi abis nganterin lo, gue langsung beli makan, takut lo kelaperan, kasian kan orang gendut gaboleh telat makan."

Naura tanpa menolak, ia langsung mengambil makanan yang ada ditangan Bayu itu. "Yaampun, bilang dong dari tadi, kebetulan laper nih hehe."

"Tadi aja marah-marah, sekarang nge baik-baikin gue."

"Iya maaf deh, yaudah yuk makan bareng." Naura menarik tangan Bayu dan mereka berdua duduk di depan teras rumah Naura.

Saat mereka makan, tidak lama kemudian sesosok perempuan menghampiri mereka berdua.

"Ini siapa ra? temen kamu? kasih minum atuh, takut kehausan."

"Iyaa maah nanti."

Wanita tersebut memasuki rumah lagi.

Tangan Bayu memegang cangkir, dan mulai bertanya "Itu mamah elu ra?."

"iya bay, kenapa?."

"kok cantikan mamah elu."

"bodo amat."

"eh udah malem banget nih, gue balik ya." Bayu membereskan tasnya dan memakai tasnya sambil
berjalan menuju motornya.

Naura menutup hidungnya "Yaudah sana, lu bau belum mandi, cepet pulang."

Akhirnya Bayu pulang, Naura melihat pria itu dengan tatapan yang penuh kebahagiaan, karna Bayu, hari-harinya mulai berwarna, kara Bayu juga ia merasa bahwa ia dibutuhkan.

HappinessWhere stories live. Discover now