SPECIAL PART

20.2K 1K 8
                                    

-Kavaleri Avicenna Sadega-

Aku mengeringkan rambutku dengan handuk dan mencoba mendekati tubuh Gadis yang masih belum juga sadarkan diri. Ini sudah hari keenam sejak kecelakaan itu, dan Gadis belum juga membuka matanya.

Aku sedikit terbiasa dengan keadaan ini. Keadaan dimana aku berbicara dengan Gadis tanpa ada sahutan sepatah kata pun. Keadaan dimana aku sedikit melupakan pekerjaanku sebagai seorang pilot. Dan semua ini membuat hatiku teriris, menangis tanpa ada yang nengetahui.

Aku tidak pernah sedetik pun meninggalkan Gadis dan mempercayakannya kepada orang lain. Walaupun itu Bapak, Ibu, Valerie, ataupun Mbak Celine. Aku merasa lebih baik jika bisa melihat langsung kondisi kekasihku.

"Dis... apa kamu nggak kangen sama aku?" Aku mengelus fotonya yang menjadi wallpaper iPhone-ku. Dia terlihat sangat bahagia, berdiri dengan satu kakinya, dan kaki lain ia tekuk ke belakang. Menara Eiffel berdiri gagah dibelakang Gadis, menjadi saksi betapa bahagianya wanita itu.

Aku mencoba mencari foto yang lain. Saat dia memanyunkan bibirnya dan memejamkan kedua matanya, tanda protes karena aku lupa membelikan titipan barangnya. Aku tersenyum pahit. Aku ingin kembali ke hari-hari dimana Gadis bisa memberikan warna bagi kehidupanku lagi. Dimana Gadis selalu cerewet dan bawel ketika ada di sampingku.

Tidak seperti sekarang. Setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik aku berada di sampingnya. Tapi hatiku tidak berbahagia dan pikiranku tidak setenang dulu.

Kini Gadis tertidur pulas dengan beberapa luka yang masih belum sepenuhnya sembuh. Entah kapan dia akan bangun, tapi aku sangat mengharapkan waktu itu secepatnya datang.

Setiap hari aku selalu mendoakan untuk kesembuhan dan kesadarannya. Aku ingin kami bisa saling bercerita, saling tertawa, dan saling mengisi satu sama lain. Aku sangat mencintainya. Sangat.

Tidak kutahu alasan mengapa aku bisa mencintainya seperti ini. Dia tidak pernah marah kepadaku, tidak pernah meminta apapun kepadaku walaupun dia sangat membutuhkan sesuatu. Dia sangat menghormatiku dan yang kutahu, dia juga sangat mencintaiku.

"Tuhan... kenapa di saat sekarang kami akan berjuang bersama-sama untuk cinta kami Engkau berikan cobaan seberat ini untukku ataupun Gadis? Apa memang kami ini tidak pantas bersanding? Tapi kenapa Engkau memberikan Asha untukku? Aku tahu Asha jahat, dia bukanlah puteri raja yang baik dan ramah. Dia sangat arogan dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Aku sangat mencintai Gadis, Tuhan..."

Aku mengelus punggung tangan Gadis, mencoba menyalurkan kekuatan agar ia cepat bangun dari tidurnya yang terlihat sangat nyenyak.

"Bangun ya Dis, kita semua disini nungguin kamu. Kita semua disini sayang sama kamu. Aku janji setelah ini aku bakal lindungin kamu dari siapapun orang jahat yang ada di dunia ini. Yang berusaha celakain kamu. Termasuk Papa. Aku harap kamu bisa maafin Papa, Papa yang sebentar lagi jadi mertua kamu. Cepetan bangun ya Dis, aku sangat merindukanmu."

Hweee mewek dah gua=))

Ini special part buat Kavaleri Avicenna Sadega

Sekalian nanya, asik nggak sih kalo ntar di akhir chapter bakal kasih fun fact ttg cerita ini? Hehe

My Captain PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang