[2] his looked at me and Smile

72 13 0
                                    

Bab 2 : his looked at me and Smile

First kiss. sepertinya aku harus merelakan hal itu.

Dan kamu tau!? Yang mengambil itu adalah kak Kevin, kakak kelasku yang tampan melebihi dewa yunani.

Perasaan kesalku hilang saat ia menciumku, yang ada malah jantungku berdetak kencang dengan sendirinya.

Perasaan apa ini?

Please help me.

(Masih) Dari Selingkuhan Michael Clifford
-Andira

----

Angin menerbangkan rambutku yang terekpos sempurna membelah jalanan yang lenggang. Aku memegang kemeja osis kak Kevin kuat-kuat. Rok biru tua yang aku kenakan berkibar layaknya bendera, beruntung Kak Kevin memberikanku jaketnya, lumayan untuk menutupi pahaku yang terekpos disepanjang perjalanan.

Kak Kevin mengendarai motor sportnya sangat kencang. Dan itu membuatku takut setengah mati.

Bagaimana jika nanti aku terjatuh?

Bagaima--oh! Andira! Jangan berfikiran macam-macam.

Itu akan membuatmu tidak bisa fokus.

Perlahan aku merasakan Kak Kevin melambatkan laju motornya. "Peluk gue cepetan. Ntar lo jatuh" teriak Kak Kevin yang dapat aku dengar samar-samar.

"Apa?" Tanyaku sambil sedikit berteriak.

Kak Kevin mengambil tanganku dan melingkarkan pada pinggangnya. Seperti ada sengatan setrum mengalir didarahku saat dia melakukan itu. "Nah begini" ucapnya.

Aku menarik tangan, dan menatap Kak Kevin dari kaca spion tajam "Modus!" Ketusku.

Bibir kak Kevin berkedut, seperti menahan senyum, "ntar kalo lo jatuh, gue gak tanggung jawab ya." Ucapnya acuh.

Aku tetap bertahan pada posisiku.

Seenaknya saja dia modus, setelah mengambil first kissku.

Tiba-tiba motor bergerak lebih kencang dari sebelumnya, dan itu membuatku terjerembat kepunggung Kak Kevin, reflek aku memeluk kak Kevin dengan mata terpejam.

"K-kak" cicitku.

samar-samar aku dapat mendengar kak Kevin tertawa kecil. "Daritadi kek nurut. lo jadi lebih cantik deh."

Eh?

Aku dibilang cantik?

Blushh.

Pipiku memerah karna ulahnya barusan.

Aku menenggelamkan wajahku pada punggung Kak Kevin, agar dia tidak bia melihatku blushing. Bisa mati aku, kalo kak Kevin tau.

"Cie salting gue bilang cantik" ujarnya masih dengan tawanya.

Aku melotot, dengan keras aku menabok punggung kak Kevin, ia meringis kesakitan, namun dia kembali tertawa, sepertinya tenagaku memang lemah sekali. Buktinya, tadi dia hanya berpura-pura kesakitan.

Aku meletakkan pipiku pada punggung kak Kevin. Nyaman. Aku bahkan memejamkan mataku untuk sesaat, tanda jika aku sangat nyaman. Ah! Aku berharap waktu bisa berhenti sekarang juga.

Aku ingin menikmati hal ini lebih lama.

Disepanjang perjalanan, kami terdiam, tidak ada yang membuka obrolan. Aku takut, jika nanti aku pertama ngomong, lalu salah berbicara, jadi aku memilih untuk diam. Melihat gedung-gedung pencakar langit, dengan posisi seperti tadi. entah kenapa aku tidak ingin berubah posisi.

Andira DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang