CHAPTER 5

62 8 0
                                    

Sarah sedang duduk santai di bangku depan kelas sambil mengayunkan kedua kaki nya. Angin sepoi sepoi berhembus menerbangkan rambutnya yang panjang dan digerai. Tangan nya yang mungil memegang sebuah buku cerita untuk remaja. Matanya terlihat sangat serius membaca kata demi kata yang terdapat pada buku tersebut. Saat ini adalah pelajaran biologi dan gurunya tidak masuk karena sakit. Gosipnya sih, gurunya lagi mencret mencret, jadinya ngga kuat buat ngajar di kelas. Kan ngga lucu kalo lagi ngajar terus tiba tiba kentut.

Ia masih tetap fokus pada bacaan nya sehingga tidak menyadari bahwa pintu kelas sebelah, yaitu kelas IX-4 terbuka dan menampakkan seseorang keluar dari pintu tersebut.

"Sar?"

Sarah tersentak kaget mendengar sebuah suara memanggilnya dan melihat sebuah bayangan jatuh pada bukunya. Ia pun mendongakan kepalanya lalu tersenyum dengan agak dipaksakan.

"Kenapa Zam?" matanya memperhatikan Azam dengan seksama. Tatapan dari kedalaman matanya penuh dengan kecurigaan. "Lo ngapain keluar kelas? Mau cabut ya?"

"Ngga lah! Gue mau ke toilet. Lo sendiri ngapain disini? Lagi dihukum ya?"

"Yakali anak serajin gue bisa dihukum," Sarah mencibir kearah Azam. "Kelas gue lagi ngga ada guru."

"Ada Mayra?"

"Ada. Kenapa emang? Ciee nyariin Mayra. Masuk aja Zam. Ngga ada gurunya ini. Kalo mau ngomong sama Mayra ya silakan aja," Sarah beroceh panjang lebar sambil tertawa renyah. Tanpa ia sadari, Azam menatapnya aneh, seakan akan dirinya ingin berkata 'garing lo'.

Azam mengatupkan bibirnya, tidak ingin menghiraukan kata kata Sarah barusan. Ia berusaha mengingat hal yang ingin ia sampaikan ke Sarah. Bola matanya berputar, dan saat ia sudah ingat, ia pun membesarkan bola matanya.

"Oh ya. Bilangin Mayra deh, ntar pulang sekolah temuin gue di depan gerbang sekolah gitu."

"Wah wah.. Mau ngapain lu ngajak Mayra ketemuan? Ciee mau nganter pulang ya? Ciee."

"Ngga usah bawel. Pokoknya bilangin aja," jawab Azam dengan sedikit jengkel.

"Kenapa ngga bilang sendiri?"

"Gue mau ke toilet," seketika Azam berlari meninggalkan Sarah yang masih dalam ekspresi tercengang. Mungkin dari tadi Azam sudah menahan hajat nya yang sudah memaksa untuk keluar. Sarah tertawa dalam hati.

Sejenak ia memperhatikan punggung Azam dari jauh dan kemudian menghilang. Kemudian ia berdiri dan berjalan masuk ke dalam kelasnya. Dilihatnya Mayra sedang sibuk juga dengan bacaan novel yang digenggam oleh tangannya. Sementara ketiga temannya yang lain sedang mengobrol didepan Mayra sambil sesekali tertawa. Temannya ini sudah tau jika Mayra sedang baca novel, maka tidak ada yang bisa mengganggu nya.

Kelas IX-5 ini memang isi nya yaitu murid yang netral-netral aja. Jadi ngga terlalu pendiem dan ngga terlalu berisik juga. Kadang mereka suka terganggu sama kelas IX-4 yang berisik minta ampun. Biang kerok kelas IX-5 yaitu Angga. Biasanya selalu dia yang bikin masalah sama guru. Bahkan teman sekelasnya pernah dihukum cuma gara gara Angga yang ngga ngerjain tugas. Tapi seribut ribut nya Angga, tetep aja dia ngga bisa ngalahin ributnya Azam di kelasnya.

Kali ini Sarah melihat Angga sedang tertudur pulas di bangku paling pojok. Bagus deh, kelas agak tenang dikit, dikit doang. Batin Sarah. Ia melihat yang lainnya sedang sibuk dengan urusan nya masing masing. Beberapa anak cowok sedang bergerombol dan berbincang bincang dengan suara yang besar. Dan beberapa anak cewek sedang bergosip ria.

Sarah duduk di bangku nya di samping Mayra. Sepertinya Mayra tidak menyadari keberadaan Sarah di sebelahnya. Mata Mayra masih terfokus pada bacaan nya. Sampai akhirnya dehaman Sarah sukses membuatnya terkejut dengan matanya yang melongo, dan itu memang pantes buat dibilang lebay.

First And LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang