Matahari di musim semi siang ini terasa sedikit hangat ketika Niall turun dari mobilnya dan berjalan menuju kedai es krim depan kampus Aubree. Dengan senyum terplester di wajahnya, ia memindai bagian mana yang merupakan tempat nyaman untuk ngobrol santai. Kedai es krim bertema vintage classic ini tidak memiliki tempat yang begitu luas, namun desain interior ruangannya membuat pelanggan betah berlama-lama disini. Terbukti dari suasana kedai yang cukup ramai dengan beberapa mahasiswa yang mengunjunginya.
Akhirnya setelah beberapa menit berjalan mengitari ruangan seperti orang linglung, Niall pun menjatuhkan pilihan pada bagian barat kedai ini. Ia duduk disana, lantas menghembuskan menghela napas panjang. "It's okay. Lo cuma butuh sedikit lebih tenang, dan buat Aubree nyaman? Ok. Great." Celoteh Niall setelah menghembuskan nafasnya melalui mulut.
Seorang pelayan berseragam kotak-kotak menghampiri Niall, ia menyerahkan buku menu sembari tersenyum menampakkan jajaran rapi giginya. "Silakan, mau pesan apa?"
Niall membaca dengan semua menu yang tertulis. "Greentea, cappuccino, machiato, hot.."
"Errr..Niall?" Sebuah suara familiar membuat Niall mendongakkan kepalanya kearah sumber suara. Tepat ketika kedua pasang mata itu bersitatap, sedetik berikutnya senyuman mengembang di wajah keduanya.
"Hi, Bree!" Niall berseru, ia berdiri dan mengulurkan sebelah tangannya untuk dijabat. Aubree tanpa ragu mengulurkan tangannya.
"Akhirnya bisa ketemu sama lo juga," Aubree tergelak pelan dan menghempaskan tubuhnya pada bangku kayu berpelitur mengkilap.
Niall memejamkan matanya sejenak, membiarkan suara gelak tawa Aubree terekam kembali dalam ingatannya. Dulu, ia sering sekali mendengar suara tawa gadis itu, saat Liam menggodanya ataupun saat ia menertawakan tingkah konyol Louis, jauh sebelum ia memiliki perasaan seperti sekarang. Jujur, Niall rindu.
"Whats up? Gimana tadi kuliahnya?" Tanya Niall setelah menghela napas panjang.
"Tugas, makalah, presentasi, kuis, ugh." Aubree memutar bola matanya berlebihan.
Membuat Niall ganti tertawa, "Alright, at least semuanya udah kelar kan?"
Aubree menjawab dengan sebuah anggukan mantap, lantas meraih buku menu yang tergeletak tak jauh dari hadapannya. "Lo gak pesen? Gue lagi pengen es krim banget nih, hmm banana cream oreo satu."
"Oh, gue greentea oreo." Sahut Niall spontan.
"Baik, tunggu sebentar. Pesanan akan segera di sajikan." Tutur sang pelayan dengan ramah kemudian menghilang di balik pintu dapur.
"Well, how's life?" Tanya Aubree memulai percakapan sembari ia mengikat rambutnya asal-asalan dengan sebuah pensil kayu.
"Life was good. Its good. Gue masih sama kaya yang dulu."
"Too bad. You are new for me. Entah kenapa cuma lo satu-satunya orang yang bahkan tidak gue ingat sama sekali."
Niall sedikit tersentak mendengar pengakuan Aubree, walaupun sesungguhnya ia sudah tahu tentang itu. Dengan cepat cowok itu mengulas senyum tipis."Banana cream oreo dan greentea oreo, selamat menikmati." Pelayan tersebut kembali pergi setelah mengantar es krim pesanan Aubree dan Niall. Tanpa pikir panjang Aubree melahap es krim-nya dalam satu sendok penuh, ia tersenyum puas ketika es krim tersebut meleleh di lidahnya.
"Enak?" Tanya Niall lantas menyendok es krim miliknya.
"Hmm, es krim paling enak kedua setelah rasa cotton candy." Ucap gadis itu bersemangat, ia lalu menyuapkan sesendok es krim lagi.
"Lo harus coba yang greentea dulu deh, baru komentar."
Aubree menatap Niall dengan alis terangkat bingung. Niall menyodorkan mangkuk es krimnya, mengisyaratkan Aubree untuk mencoba es krim miliknya. Gadis itu tersenyum lebar, lantas menyendok es krim tersebut dan menyuapkan kedalam mulutnya.
"Gimana? Enak mana?"
"Anjir, yang greentea lebih enaaak!"
Niall tertawa geli melihat reaksi Aubree. Sekarang cewek itu melahap es krim rasa pisangnya kembali, lalu mencecap dengan cermat rasa mana yang lebih ia favoritkan.
"Cobain es krim gue deh, enak yang mana menurut lo?" Tawar Aubree sembari menggeser mangkuk es krimnya yang sisa setengah ke hadapan Niall, dan meraih mangkuk Niall sebagai gantinya.
"Dih, bilang aja lo mau ngabisin es krim gue."
Aubree mengerutkan alisnya sejenak lalu detik berikutnya gadis itu menyemburkan tawanya.
--Rewind--
Seorang cowok dengan wajah berang melempar handphone-nya ke seberang sofa. Ini sudah ke tiga kali ia menelpon pacarnya, tapi tidak diangkat. Ia sangat kesal dengan situasi seperti ini, dimana ia tidak tahu apa yang pacarnya sedang lakukan. Dan dimana ia berada sekarang.
"Aubree gak ngangkat telpon lo?" tanya Calum yang menekan tombol pause pada stik ps.
"Iya nih, jarang banget kaya gini." Jawab Luke dengan bersungut-sungut lantas ia meraih sebotol minuman bersoda di atas meja.
"Yaelah, gitu doang. Sini temenin gue main daripada galau kek perawan aja lu,"
"Sialan," Luke tertawa pelan mendengar candaan Calum yang receh. Ia pun menuruti permintaan temannya, ia duduk berselonjor di lantai sambil menyenderkan punggungnya ke kaki sofa.
"Ngomong-ngomong, si Aleisha apa kabar ya nyet?" Celetuk Calum setelah sepuluh menit merasakan keheningan.
"Ya mana gue tau njing, ngapain lu tanya gitu?" tanya Luke dengan mata memicing. Tidak biasanya Calum mengangkat topik yang berhubungan dengan masa lalunya. Terlebih lagi masalah mantan pacarnya.
"Cuma nanya aja kok, nyet. Gue cuma ngebandingin aja cara pacaran lo sama Ale dulu, beda banget sama Aubree kaya sekarang hehehe,"
"Sok nilai banget dah, urusin nasib lo yang jomblo akut sana mendingan."
+++
Maaf late update banget :(
Semoga masih ada yg mau baca, tinggalin jejak xx-nasi goreng:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewind - Niall H.
Fanfiction[Book 2 of Read]: Tentang Niall yang berusaha mendapatkan kembali hati Aubree. Bagaimanapun caranya. Copyright © by mycaptainpotato