Part 1

219K 1.7K 77
                                    


Belum diedit. Masih dalam bentuk tulisan berantakan

Dibuat tanggal 10 Agustus 2013

---------------------------------------------------------------------------------------

suatu karya yang disiarkan/dibacakan melalui media internet juga termasuk Hak Cipta.

STOP PLAGIAT. SAYA BENCI SAMA PLAGIAT!!!!

selamat menikmati .... :D

Seorang gadis remaja berlari terbirit-birit masuk ke sekolah yang terkenal elit di kawasan Bekasiitu. Rambutnya yang lurus mencapai pinggang ikut berkibar-kibar mengikuti langkahnya.

"Gue telat lagi. Ah jam pertama pak Laston lagi." Gadis itu menggerutu sepanjang jalan. Dia sangat takut dengan guru matematika yang terkenal killer itu yang tidak segan-segan menghukum siswa yang terlambat walaupun satu menit.

Terdengar suara pak laston dari dalam kelas. "Mampus gue." Ucapnya seraya menepuk jidatnya. "Gara-gara papi sih. Gue jadi telat." Gerutunya lagi mengingat papinya yang mengajaknya menonton Bola Chelsea vs Averton semalam.

Dengan ragu-ragu, gadis itu mengetuk pintu ruang kelasnya. Matanya yang berwarna cokelat itu melirik ke dalam. Terlihat jelas wajah-wajah tegang milik teman-temannya membuat dia menelan ludah dengan susah payah.

"Diandra Dara Jelita." Suara tegas milik guru matematikanya itu membuat dia terkesiap mendengar nama lengkapnya disebut dengan jelas.

"I ... iya pak?" Cengir Diandra takut-takut.

"Siapa yang menang bola tadi malam?" Tanya gurunya itu membuat teman-temannya tertawa diam-diam.

"Chelsea pak." Seringai Diandra. Kayaknya nih guru nggak marah sama gue batin Diandra lega.

"Lari keliling lapangan lima kali!" Ucap pak Laston tiba-tiba membuat angan Diandra sirna seketika. "Cepat!"

"Tapi pak lapangannya gede banget." Ucap Diandra masih terkaget-kaget.

"Ditambah dua kali!" Ucap pak laston itu kemudian kembali ke menatap siswanya yang sudah tertawa pelan.

"Iya pak. Tujuh kali." Gumam Diandra meninggalkan pintu kelas dengan langkah gontai.

"Lapangan gede begini. disuruh lari tujuh kali. Mati deh gue." Gerutu Diandra sembari berlari-lari kecil. Mengelilingi lapangan upacara yang sangat besar. Mungkin bisa menampung siswa yang upacara sebanyak seribu orang.

"Eh pendek, telat lo ya." Gumam suara seorang laki-laki di belakangnya. Tanpa menolehpun Diandra sudah tahu siapa yang selalu menjulukinya pendek itu.

"Bawel lo Bogi. Gue bukan pendek." Ucap Diandra ketus, terus berlari mengelilingi lapangan. "Baru dua. Tinggal lima kali lagi." Gumam Diandra sembari ngos-ngosan.

"Kalau bukan pendek apa? cebol?" Goda Bogi lagi. Laki-laki berperawakan tinggi, berkulit putih dan berwajah tampan namun playboy itu memang selalu menggoda Diandra. Dia sangat suka melihat Diandra yang mempunyai tinggi 150 cm itu bertolak pinggang di depannya dan memajukan bibir mungilnya. Sangat lucu.

Dan benar saja, Diandra berbalik dan bertolak pinggang. "Eh denger ya playboy cap gayung, gue bukan pendek atau cebol, gue itu mungil. Ingat itu." Sembur Diandra kemudian kembali berlari. "Panas-panas begini udah bikin gue naek darah. Dasar Bogi bego." Gerut Diandra sepanjang berlari.

Cerita Cinta 3: Maybe I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang