Still I Love You
Title: Still I Love You
Lenght: 2 of ?
Author: Min
Disclaimer: Tokoh yang ada dalam story ini adalah diri mereka sendiri. Story ini hanya khayalan, tak ada maksud apapun dalam story ini. Story ini asli buatan saya yuuri66 © 2012
Sebelumnya cerita ini sudah aku publish di blog pribadiku dengan tokoh yang berbeda dengan sedikit perubahan cerita, bisa di cek https://fanficommune.wordpress.com/ atau https://yuuri66.wordpress.com/
***
Pergi. Begitu tersadar sosok itu telah pergi dari hidupnya. Tak dapat di cegah. Semua telah berakhir. Sirna tiada arti. Hanya meninggalkan pilu, menyayat setiap sisi relung hatinya. Bahkan tangisan pun tak merubah segalanya. Ia sadar kesempatan kedua tak kan pernah datang padanya. Tak kan pernah. Karna semua telah berakhir!
Still I love You part 2 – In The End.
Yuki, mata gadis itu menatap lurus jalan didepannya. Dilangkahkan kakinya sejauh yang ia bisa. Ia ingin berteriak melampiaskan gejolak yang bercokol dihatinya, tapi pita suaranya seakan tercekat; enggan bersuara. Ia tak menangis walaupun hatinya terasa tersayat. Dinginnya angin malam yang berhembus tak membuatnya berniat mengeratkan cardigan yang membalut tubuhnya. Ia tak perduli dengan dirinya, yang ia tahu; ia harus pergi sejauh yang ia bisa untuk saat ini.
**
Kevin menghela napas dalam memandang pintu kamar adiknya. Sejak kejadian tadi sore, adiknya tak pernah keluar kamar lagi. Saat ia menanyakan pada Stefan bagaimana keadaan adiknya, sahabatnya itu hanya memintanya untuk tenang. Tapi tetap saja kecemasan melandanya.
Diketuknya pintu kamar Yuki. "Yuki, keluarlah! Sampai kapan kau akan mengurung diri di kamar? Semuanya sudah berkumpul di apartement Stefan. Cepatlah kau keluar!!"
Kevin terdiam menunggu jawaban dari adiknya. Cukup lama ia menunggu, tak ada jawaban yang kunjung ia terima. Kembali ia ketuk pintu kamar adiknya. "Yuki Anjani Mori!! Sampai kapan kau akan bersikap seperti itu hah?? Cepat keluar!!!" ujarnya gusar, di raih knop pintu. Tak terkunci. Seketika perasaan takut melandanya. Dengan cepat ia masuk ke kamar Yuki. Matanya membulat, rahangnya menegang. Yuki tak ada di kamarnya.
"Kemana Yuki?" dipandangnya menyeluruh kamar adiknya itu. Kosong. Dengan cepat ia keluarkan ponselnya tuk menelpon adiknya.
Kevin terkesiap begitu mendengar dering ponsel dari arah meja belajar adiknya itu. Ia putus sambungan telponnya, dilangkahkan kakinya ke arah meja belajar. Ponsel Yuki tergeletak di meja dengan sebuah memo disampingnya.
Diraihnya memo itu. Dibacanya dengan seksama. 'Aku pergi mencari udara segar. Sampaikan maafku pada Mom, bibi dan paman karna tak bisa ikut berpesta bersama kalian. Tak usah khawatir, aku baik – baik saja. Jangan mencariku dan jangan cemas!! Aku pasti kembali dan saat aku kembali, aku akan menjadi gadis yang tegar. -Yuki.'
Nafas Kevin memburu. Kepalanya terasa berdenyut kuat. Dengan cepat ia berlari pergi meninggalkan apartementnya. Yuki pergi tanpa sepengetahuannya. Adiknya pergi karna masalah tadi sore.
"Aishh kenapa bisa jadi seperti ini??" umpatnya kesal, ia meruntuki ketidak pekaannya pada perasaan Yuki. Ia ingin adiknya menjadi mandiri tapi ia tak memikirkan perasaan Yuki. Perasaan bersalah perlahan menggerogoti hatinya.
Langkah Kevin terhenti saat dirasakan seseorang mencengkram tangannya kuat. Ditolehkan kepalanya. Tampak Stefan tengah menatapnya, alis Stefan terpaut. "Kau mau kemana Kevin? Yang lain sudah menunggu!! Mana Yuki?"
Kevin mendesah berat. "Yuki pergi Stefan!! Dia tidak ada di kamarnya!!" ujar Kevin histeris sembari memberikan memo dari Yuki pada Stefan.
Perkataan Kevin seperti sengatan yang meluluh lantahkan hatinya, terasa begitu memilukan. Dibacanya memo pemberian Kevin. Rahangnya mengeras. Kapalanya seperti dihantam kuat. Perasaan cemas perlahan menjalar keseluruh aliran darahnya. Yuki, gadis itu pergi! Tapi kemana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Still I Love You [Complate]
Teen FictionBeribu - ribu pertanyaan terus berkelebat didalam pikiranku.. Tentangmu.. Tentangnya.. dan... Tentang kita.. Tentang suatu rasa, yang sampai saat ini tak mampu ku lukiskan walau hanya lewat kata. Yang ku tahu, rasa ini telah membelenggu hatiku begit...