Intan melangkahkan kakinya memasuki gerbang SMA Nuansa Kasih. Ia berjalan lurus sambil sesekali menyapa teman-temannya atau menyalami guru-gurunya. Bukan Intan namanya kalau tidak bersemangat untuk sekolah. Intan memang bukan murid terpopuler apalagi most wanted di sekolah ini, hanya saja dengan sifatnya yang ramah dan otaknya yang lumayan encer itulah yang membuat tidak sedikit murid dan guru di sekolah ini menyukainya.
Sesampainya di depan kelasnya, kelas XI IPA A, tiba-Intan terpaksa berbalik badan karena mendengar beberapa orang meneriakan namanya. Senyumnya merekah setelah melihat mereka, ke-4 sahabatnya yang sangat ia rindukan meski hanya 2 minggu tidak bertemu. Intan merentangkan kedua tangannya yang di sambut riang oleh sahabat-sahabatnya itu. Mereka ambruk di pelukan Intan dan lalu berputar seperti teletubbies.
"Gila.. Lama ga ketemu kalian, kangen banget ya." Alin yang pertama kali membuka suara setelah pelukan itu selesai.
Alin si Ketua Kelas yang agak tomboy, membenci alat make up dan semacamnya, hobi adu mulut dengan cowok-cowok di kelas. Alin bagaikan hero bagi ke-4 sahabatnya karena sifatnya yang pemberani. Rambut panjangnya selalu dicepol seadanya ke atas, ia sangat hobi mengunyah permen karet-kecuali di jam pelajaran karena mereka termasuk murid yang taat peraturan-.
"Iya, serius. Kangen banget waktu kita seru-seruan dan becandaan bareng." sahut Lauren yang tak kalah antusias dengan logat kebaratannya.
Ya, Lauren adalah gadis feminim blasteran Indo-Inggris. Ia memiliki rambut kecoklatan dan wajah yang sangat cantik khas Inggris. Ia gadis yang ceria dan supel. Sifatnya yang kekanak-kanakan terkadang sampai membuat sahabat-sahabatnya menggeleng kepala. Namun walau begitu, Lauren adalah moodbooster bagi mereka. Lauren ini sangat manja terhadap Intan. Mereka berteman sejak SMP kelas 1 sampai sekarang. Apapun masalahnya, Lauren selalu bergantung pada Intan.
Penampilannya sangat berbeda jauh dengan Alin, tentu saja. Ia senang memakai aksesoris di kepalanya. Seperti sekarang, poninya ditarik kebelakang dan dijepit oleh pita berukuran sedang di belakang kepalanya, sementara rambut coklatnya yang panjang dan sedikit bergelombang dibiarkan tergerai. Lauren adalah satu-satunya murid yang memilikki wajah kebaratan di sekolah ini. Wajar saja hampir semua murid di sini mengenal Lauren dan bahkan tak sedikit cowok juga berusaha menarik perhatian Lauren. Beberapa menobatkan ia sebagai most wanted di SMA Nuansa Kasih.
"Gue juga sama. Walaupun kita cuma 2 minggu ga ketemu, tapi rasanya lamaa banget." tambah Deanda, gadis kalem berwajah manis yang tidak bisa meminimalisir kegilaannya terhadap semua hal yang berbau K-Pop yang melebihi sahabat-sahabatnya. Deanda adalah satu-satunya sahabat Intan yang mempunyai pacar. Handikram, nama pacarnya. Berbeda satu tingkat dengan mereka, ia duduk di bangku kelas XII IPA A, ia adalah mantan Ketua Basket di SMA Nuansa Kasih ini.
Pembawaan Deanda sangat simple. Dia tidak terlalu suka berdandan, hanya memoles bedak dan lipgloss saja setiap harinya. Ia memilikki pipi yang paling tembam di antara yang lain, dan kulit putih yang lebih mulus bahkan di banding Lauren.
"Lagian sombong banget sih. Libur sekolah 2 minggu ga ada satupun yang ngehubungin gue. SMS, telpon, ga ada sekalipun. Main ke rumah gue juga ga ada." ketus Intan. Ia bersidekap dan menggembungkan pipinya.
"Hehe. Sorry, Tan. Seminggu kemarin gue dan Deanda liburan ke villa bokapnya dia. Saking asyiknya sampe lupa deh sama hp. Iya ga, De?" Lauren menyikut lengan Deanda di sampingnya. Deanda hanya menganggup menanggapi Lauren. "Gue mah sekolah libur, uang jajan juga ikut libur. Boro-boro punya ongkos buat main ke rumah lu. Hp gue aja ngebangke selama 2 minggu. Kaga ada pulsa apalagi kuota." kali ini giliran Alin yang berbicara. Alin memang sama seperti Intan. Berasal dari keluarga yang serba berkecukupan. Lain lagi dengan ke-3 sahabatnya yang terlahir dari keluarga serba ada dan terpandang. Namun walau begitu, tidak ada satupun halangan untuk mereka saling berteman atau bersahabat. Toh yang mereka cari hanya kenyamanan, bukan status sosial.
"Nah lu 2 minggu ini kemana aja ya sampe ikutan ga ngehubungin Ibu Negara?" tanya Alin pada Nolya sambil melirik Intan saat mengatakan 'Ibu Negara' yang membuat Intan mendengus mendengarnya.
Satu lagi sahabat Intan yang tak kalah cantiknya dari mereka ber-4, Nolya namanya. Pembawaannya sama seperti Deanda, namun taraf dewasanya lebih tinggi. Nolya inilahyang selalu dijadikan tempat curhat oleh ke-4 sahabatnya. Sifatnya yang dewasa, santai, pintar memberikan solusi-yang masuk akal kalau kata sahabatnya-, pandai menjaga rahasia, dan wajahnya yang teduh membuat para sahabatnya ini selalu mempercayai dirinya sebagai tempat keluh kesah. Nolya tersenyum, "Kalian tau kan kalo semester kemarin gue kena pengurangan nilai gara-gara murid kelas sebelah? Orang tua gue tau, dan gue sama sekali ga dikasih izin buat keluar rumah, ditambah hp gue di sita. Gue disuruh belajar full selama dua minggu biar nilai gue bisa naik lagi. Padahal masalahnya bukan di otak gue." tuturnya. Deanda tergelak.
"Iya ya. Masalahnya kan ada di emosi lu. Lagian berani banget matahin hidung orang tanpa takut kena hukuman." ucapnya. Satu lagi kelebihan Nolya : mempunyai keahlian beladiri.
"Yaaa kalian juga pasti bakal ngelakuin itu seandainya ada di posisi gue." ucap Nolya sambil menaikan satu alisnya dan memasang wajah acuh.
"Hmmm iya juga sih." Deanda manggut-manggut. Seketika wajahnya langsung sumringah. "Eh. Kayanya hari ini sekolah kita bakal pulang lebih cepet deh. Gimana kalo kita jalan-jalan dulu? Like kita beli merchandise K-Pop yang belum kita koleksi, gimana?" ajaknya dengan wajah penuh harap.
"Asik tuh." sambut Lauren yang tak kalah semangatnya.
"Boleh juga. Pasti banyak yang baru di sana." tambah Nolya.
~~~~~
Next 2-2. Tiba2 otak ngeblank..
yang di media itu foto Intan, btw.