Rasa itu Datang

56 4 0
                                    

-POV Mawar-

Setelah bel pulang berbunyi Mawar menghembuskan nafas lega, akhirnya dia bisa pulang juga. Entah kenapa hari yang di bayangkan akan menyenangkan, kini malah kacau.
Fikirannya hanya satu, cepat pulang.
Tapi langkah kaki Mawar terhenti, ketika ada seseorang yang memanggilnya.
Ya Edo yang memanggil Mawar, dia mengingatkan bahwa mereka harus mencari bunga mawar pink bersama, karena kalau tidak pasti akan ada hukuman yang lain dari senior.
Mawar hendak menggeleng, mengatakan bahwa tidak bisa. Tapi ia ingat pesan ibunya "Jangan pernah lari dari masalah, ketika kita bisa menyelesaikannya. Maka selesaikanlah, jangan sampai menunda, atau masalah itu akan semakin buruk."
Hukuman ini adalah masalah bagi Mawar, dan kalau bukan sekarang. Kapan lagi? Benar yang dikatakan Edo, senior pasti akan memberi hukuman yang lain jika ia tidak membawa bunga mawar pink besok, itu artinya sama saja memperburuk masalah.

"wooy malah ngelamun!" seru Edo pada Mawar.

"siapa yang ngelamun sih? Ya udah ayo sekarang kita cari bunga Mawar Pinknya!"

"Oke! Kamu bawa sepeda?"

"iya, emang kenapa?"

"gapapa, berarti kita bawa sepeda masing-masing ajah."

"emangnya kamu ke sekolah bawa sepeda juga?" tanya mawar dengan rasa ragu.

"iya udah kebiasaan dari kecil, kalo kemana-mana aku suka pakai sepeda. Kenapa kok kaya yang gak percaya gitu?"

"ya aneh aja, biasanya cowo itu kalo ke sekolah malah seneng pakai motor"

Edo hanya diam tidak menjawab pertanyaan Mawar, dan itu membuat perasaan Mawar jadi gak enak.
Hingga akhirnya Mawar mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya kita mau cari Mawar Pink dimana?"

"Di kecamatan"

"apa???" Sontak Mawar kaget dengan jawaban yang diberikan Edo. Masa nyari bunganya dikecamatan? Dia mau nyuri bunga gitu? Pikirnya dalam hati.

"di dekat kecamatan ada toko bunga, kita tinggal beli ajah disitu, gak jauh dari sekolah kok tempatnya"

"Oke." ternyata dugaan Mawar salah bukan nyuri bunga di Kecamatan, melainkan membeli di toko bunga dekat kecamatan.

****

Akhirnya Mawar sampai di rumah juga. Rasa lelahnya seakan hilang ketika melihat wajah ibunya yang sedang mencuci piring di dapur.

"Mawar? Sudah pulang kamu nak? Kenapa berdiri saja didepan pintu seperti itu?"

"aaah kok ibu tau Mawar di depan pintu, Mawar kan Mau ngasih kejutan tadi" ucap Mawar sambil memeluk ibunya dari belakang.

"Batin ibu yang ngasih tahu nak" jawabnya sambil tersenyum.

"emang ikatan batin seorang ibu kepada anaknya kuat banget ya?"

"Betul nak, begitupun sebaliknya. Ketika kita menyayangi dan mencintai seseorang dengan hati yang tulus maka ikatan batin itu akan terhubung dengan sendirinya"

"Berarti Mawar juga bisa punya ikatan batin yang kuat dengan ibu? Kan Mawar sayang banget sama ibu?"

"heumm kamu ini pertanyaannya kaya anak kecil saja. Sudah sana mandi bau asem" canda ibu sambil tertawa.

"haha iya-iya bu"

Selesai mandi membersihkan diri, Mawar berbaring diranjang tempat tidurnya, melepas lelah dari aktifitas yang telah ia lalui.
Dan ingatan itu datang begitu saja, hingga tanpa Mawar sadari bibirnya melukiskan sebuah senyuman manis.
Ingatan tentang Edo yang memberikan Mawar sebuah bunga Mawar Putih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAWARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang