Chapter 4

281 9 2
                                    

Udah berapa menit ini, vino tak kunjung datang

Aku merasakan seperti bahuku ada yang menyentuh, siapa? Vino kah?

***

"Ayooo kejar gue vin!", teriakku sambil berlari mengitari taman seperti anak kecil

"Ngeselin deh lu! Awas aja yaa kalo ketangkep, gue unyer-unyer pala lu!", vino berlari mengejar kimmy

Hujan hari ini turun dengan derasnya, daun-daun dan rumput semua basah, bahkan air kolam pun sampai meluap keluar karna tak mampu menampung banyaknya air hujan yang turun

Aku sangat menikmati sore ini, sudah lama rasanya tak bermain bersama hujan

Semua beban dan masalah lepas seolah tak pernah datang

Entah semenjak kapan aku sangat nyaman dengan vino, ah bicara apa aku ini, lupakan

Saat tengah asik berlari-lari ria, tiba-tiba...

"Vinooooo!!!", aku yang terkejut karna melihat vino yang tiba-tiba jatuh tersungkur

"Vin! Lu kenapa sih? Jawab gue!"

Aku sangat panik karna vino diam dan tak merespon apapun. Aku memeluknya erat-erat

"Waaaa!!! Ketangkep lu!!!", vino bangun dan langsung memegang kuat tanganku

"Ihhh nyebelin!! Gue kan khawatir vin!!", aku memeluk vino sambil memukul-mukul pelan dadanya, vino hanya tertawa geli melihat ekspresiku sedangkan vino hanya menyubit gemas pipiku

Dada vino adalah tempat favoritku, aku sering bersandar di dada vino, saat aku kesal ataupun sedih. Dan saja vino pasti membuatku nyaman

Banyak orang yang menganggap aku dan vino sepasang kekasih yang serasi. Entah apa yang membuat mereka mengatakan hal itu

Kedekatan aku dan vino hanya sebatas SAHABAT. Kami memang sudah dekat sejak kami kecil, aku sudah menganggap vino seperti kakakku sendiri, dan tak mungkin aku dengan vino menjadi sepasang kekasih, karna aku sendiri sudah memiliki seorang kekasih

"Oiyaa, tadi pak daniel kesini? Ngapain? Cieee", ledek vino sambil tertawa, sedangkan aku hanya diam merajuk

"Yahhh kenapa sih? Cerita dong, lu kan masih punya utang cerita sama gue", kelitik vino dan aku tertawa geli

"I.. Iyaa.. Iyaaa gue ceritain.. tapi .. jangan.. di kelitikin.. gue geli.. tau!!", Jawabku terengah-engah kehabisan nafas, vino melepaskan kelitikannya dari pinggangku langsung saja kutoyor kepalanya haha

"Mau gue ceritain dari mana?"

"Dari pas tadi di sekolah aja"

"Jadi tuh gini vin, gue bete gara-gara pak daniel ngeliatin gue mulu. Kan gue risih, ihh pokoknya geli deh sama pak daniel. Dasar peyot nyebelin", jelasku sambil menyilangkan kedua tangan di dada

Vino hanya diam sambil memerhatikan aku yang sedang memberikan penjelasan

"Vin?"

Sekali lagi vino diam, tanpa sadar aku sudah memergokinya memandangiku terus seperti itu

Dengan niat jailku, kucibit saja pinggangnya

"Awww", vino mengusap pinggang nya yang terasa sakit

"Lu dengerin gue ngomong ga sih vin?"

"Dengerin kok haha, pasti lu geer kan gara-gara gue liatin?"

Kenapa vino menyadari hal itu, ah menyebalkan. Muka ku langsung memerah mendengar vino mengatakannya

"Udah ah, apansih lu. Mau dengerin lagi gak?", aku berusaha mengalihkan pembicaraan

"Hmmm.. lanjutkan"

Kami merubah posisi yang semula duduk bersandar, kini aku dan vino sama-sama berbaring di atas rumput yang becek sambil merasakan tetes hujan yang turun

"Lu nanya kan, kenapa tiba-tiba pak daniel ada di sini dan nemuin gue? Jawabannya adalah gatau. Karna gue juga gatau vin", jelasku datar

"Hah? Masa cuma itu? Terus dia ngapain lagi? Dia ngomong apa aja sama lu?"

Flashback On

Udah berapa menit ini, vino tak kunjung datang

Aku merasakan seperti bahuku ada yang menyentuh, siapa? Vino kah?

"Eh, pak daniel", reflek aku langsung berdiri

Ahhh mau apa laki-laki peyot ini? Tidak tua sih sebenarnya. Terbilang dia itu sedikt tampan, hanya SEDIKIT. Karna mungkin ia sering melakukan perawatan pada wajahnya yang mulai berkerut, hanya saja aku suka memanggil nya laki-laki peyot atau bapak peyot haha

"Dengan siapa kamu kemari kim? Adakah yang menemanimu?"

"Iyaa, saya sendiri pak. Ehhh saya sama vino pak. Memangnya kenapa?", tanyaku gugup, jangan befikir macam-macam. Aku gugup bukan seperti melihat sang dambaan hati, melainkan seperti akan dibunuh haha

"Boleh saya temani, selagi vino belum kembali?"

"Hmm, maaf pak sepertinya saya harus pergi"

"Mau kemana? Mau kah kau menemaniku?"

"Maaf pak, saya harus pergi. Permisi.", aku langsung pergi mencari vino

Dan akhirnya aku benar-benar pergi meninggalkan bapak peyot itu, aku berlari mencari keberadaan vino. Yeay tak lama mencari akhirnya aku menemukan vino masih mengantri membeli es krim untukku, pantas lama

Setelah vino mendaptkan dua es krim kami menikmati bersama-sama, tak lama hujan datang mengguyur taman, deras sangat deras

Flashback off

"Oalah, jadi gitu.. naksir kali pak daniel sama lu haha", vino tertawa geli

"Ihhh ngeselinnn!!!"

"Yaudah udah, yukk pulang.. badan lu udah kuyup banget"

"Yukkkk"









.
.
.
.

Pokoknya aku sayang sama kalian, yang udah support aku, maupun silent reader juga. Tetep stay yaa di sini, jangan kemana-mana :"> huhu bakal maksimal buat kasih kalian yang terbaik~
Laff u all {}{}

Hanifahmxx

Perjodohan GilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang