einleitung

3.4K 290 176
                                    

Hildegard Dawn Schwarzeneck. Biasa di panggil Dawn. Gadis berusia 17 tahun berasal dari Jerman yang tinggal di Sydney, Australia ini sering dibully oleh teman - temannya bahkan hampir seluruh sekolah membullynya karena tidak pernah mendapatkan pacar, dan nama depannya yang dianggap sangat kuno dan sudah lama dilupakan, yaitu Hildegard.

Namun, ia hanya memiliki satu teman yang bernama Lizzie Krüger. dia selalu menemani dan membela Dawn jika Dawn sedang dibully. Oleh temannya yang bernama Emily.

"Eh Dawn!" sapa Lizzie sambil menepuk bahu Dawn

"Etdah Liz, ada apa?" tanya Dawn sambil memasukkan buku - bukunya kedalam loker.

"Engga gue cuma laper aja and kita harus ke kantin sekarang." jawab Lizzie sambil menarik tangan Dawn dan menyeret Dawn pergi ke kantin bersamanya.

"Tap-" ucap Dawn yang terpotong oleh ucapan Lizzie.

"Gaada tapi, lo harus nemenin gue. Tenang aja. Emily dan babunya gabakal bully lo kalo ada gue. Dia gabakal berani." potong Lizzie.

Sebenarnya Dawn merasa lemah dan malu jika Lizzie selalu membelanya. Tapi, jika Lizzie tidak ada. Bagaimana dengan nasibnya? Ia pasti akan dibully lagi.

Lizzie adalah anak pindahan dari Jerman juga. Namun, ia belum tahu seluk - beluk Australia terutama Sydney. Dan waktu itu Lizzie melihat Dawn yang sedang dibully oleh Emily dan teman - temannya.

Emily termasuk orang yang populer dan dia selalu menyiksa Dawn. Lizzie pun melindungi Dawn walaupun mendapatkan satu tamparan gratis dari Emily. Namun, Lizzie tidak tinggal diam. Lizzie selalu membantu Dawn untuk bangkit dan kembali semangat walaupun Dawn terkadang suka melakukan self-harm.

"Tadi gimana dikelas? Lo dibully lagi gak sama Emily dkk?" tanya Lizzie sambil meminum milkshake coklatnya. Dan duduk berhadapan dengan Dawn.

"Engga, soalnya gue duduk dideket pintu. Jadi gua bisa langsung keluar." balas Dawn dan Lizzie hanya mengangguk.

Mereka pun sibuk dengan ponsel masing - masing sampai Lizzie mulai berteriak heboh bukan main.

"HELL DAWN!!! LO HARUS PAKE INI!!" teriak Lizzie dengan heboh.

"Pake apa sih?" tanya Dawn cuek.

"Mana hape lo?" tanya Lizzie balik. Dawn pun langsung mengeluarkan ponselnya yang berada disaku sweaternya dan diberikan kepada Lizzie.

"Lo ngapain sih?" tanya Dawn penasaran yang melirik kearah ponselnya. Ingin melihat apa yang Lizzie lakukan.

Setelah beberapa menit kemudian. Lizzie mengembalikan ponselnya kepada Dawn. Dan Dawn mengerutkan dahinya bingung.

Dawn pun mengecek ponselnya dan Dawn melihat suatu aplikasi yang sangat asing diponselnya. "Lo install app apaan nih? Virus ya?"

"Ya ampun Dawn.... That's Tinder, love." ucap Lizzie sambil terkekeh.

"What the hell is Tinder?" tanya Dawn sambil menatap Lizzie bingung.

"Tinder tuh aplikasi buat cari jodoh, Dawny." jawab Lizzie enteng.

"Cari jodoh? Buat apaan jir? gue bisa kok cari sendiri. Lagian Emily gabakal tau kalo gue boong." balas Dawn dengan nada kesal.

"Dawny, gue gamau lo terus - terusan dibully gara gara lo gapunya pacar. Lagian apa sih salahnya nyoba? Lagian kalo gue liat itu seru kok. Dan, mata Emily tuh dimana - mana, lo gabakal bisa berkutat." ucap Lizzie dengan nada tenang.

Bener juga apa kata Lizzie. Apa salahnya nyoba? . batin Dawn

"Okay fine. Gue bakal coba nanti." ucap Dawn pasrah dan Lizzie bersorak gembira.

***

"Calum sayang! Jangan gitu dong sama akuuu." ucap Arzaylea manja. Arzaylea adalah pacar Calum. Namun, Calum tidak pernah menganggap Arz sebagai pacarnya. Karena, truth or dare yang teman - temannya. Siapa lagi kalau bukan Luke, Michael dan Ashton.

"Lepasin, Arz! Alay banget dah pegangan tangan segala emang mau nyebrang?!" balas Calum sambil melepaskan pegangan tangan Arzaylea. Yang membuat Arzaylea terjatuh.

"Oh My God, Calum! Aku ini kekasihmu, kau tahu? kau harusnya memperlakukan aku seperti pacarmu! Ughh!!" geram Arzaylea dan Calum mulai sibuk dengan ponselnya.

"Calum!!"

"Teriak - teriak kayak di hutan aja lu, yaudah kita putus aja." balas Calum dengan cuek dan masih sibuk saja dengan ponselnya.

"Kau mau apa?! Ah! I hate you so much, Cal!" ucap Arzaylea geram. Ia pun langsung pergi meninggalkan Calum yang masih berkutat dengan ponselnya.

Calum masih sibuk memainkan ponsel karena ia harus mencari penganti Arzaylea. Jika teman - temannya tahu bahwa Calum sudah putus. Dia harus menerima konsukuensinya. Yaitu mengupload video naked di Snapchat.

Saat Calum melihat - lihat appstore. Ekor matanya melihat aplikasi yang menarik perhatiannya.

Ia pun menyentuh layar ponselnya yang membuka aplikasi yang membuat Calum penasaran.

"Tinder?" gumam Calum.

Calum masih memperhatikan dan membaca kegunaan aplikasi itu dengan mantap. Tanpa ragu, ia pun menyentuh layar ponselnya yang menuju kearah 'install'

"Kayaknya seru nih aplikasi." gumam Calum lagi.

Ketika aplikasi 'Tinder' sudah terpasang diponselnya. Ia pun langsung masuk ke aplikasi tersebut dengan Facebooknya. Setelah masuk. Calum mengubah profilnya dari usia, mencari usia pasangan dan lain - lain. Sebenarnya Calum hanya takut videonya tersebar dimana - mana dan membuatnya menjadi bahan bulonan disekolahnya.

Calum pun mulai memilih gadis - gadis yang tertera pada ponselnya. Sebenarnya, Calum bisa mencari gadis secara langsung. Namun, ia hanya takut ditolak dan teman - temannya menagih hukumannya.

Saat Calum masih sibuk menyentuh tombol tolak dibeberapa foto gadis yang terpampang diponselnya. Mata Calum melihat foto gadis yang seumuran dengannya

"Holy fuck!" umpat Calum yang masih memandangi layar ponselnya kaget dan menegakkan duduknya.

Bagaimana Calum tidak kaget? Dia baru saja bertemu dengan gadis yang bisa menyelamatkan hidupnya.

Ia pun langsung menyentuh tombol 'love' ke foto gadis itu dan menyentuh tombol untuk 'chat'

Calum: Hai :)

***

a/n

hai gue edit ulang lagi soalnya cerita ini out of context banget. banyak kata2 yang im not supposed to write. baru banget sadar im so sorry guys huhu :(

lah sama :: malum [on editing & kalo mood]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang