What If I Died Tomorrow? [5/5]

07.00 am

Pukul 07.00

Sesampainya di kelas, Aku langsung pergi ketempat dudukku. Tempat dudukku berada di paling belakang dan pojok. Aku tidak memiliki teman sebangku. Dulu aku mempunyainya, bahkan dia sudah menjadi teman dekatku, tapi sekarang iya pergi. Sama seperti yang lainnya.

Dulu, aku bisa di bilang gadis yang cukup populer. Tapi dulu yah hanyalah dulu. Sekarang, aku sudah sederajat dengan yang namanya sampah. Terbuang, dan terabaikan.

"Saya tidak suka, jika ada seorang murid yang melamun dan tidak memperhatikan saya, ketika saya sedang menerangkan." Suara itu membuatku tersadar dari lamunanku, aku hanya bisa merutuki diriku sendiri. Mana bisa aku tidak menyadari, bahwa beliau sudah masuk ke kelas dan memulai pelajarannya.

"Maaf bu." Hanya dua kata itu yang bisa aku ucapkan.

"Kamu ini, sudah berapa kali ibu katakan jangan melamun ketika ibu sedang menerangkan. Mengapa kamu tidak mau mendengarkannya? Sekarang cepat maju dan jawab soal ini!" katanya, sambil menunjuk ke papan tulis.

Aku pun berdiri dari tempat duduk ku, dan berjalan ke depan menuju papan tulis. Aku bisa mendengar ejekan-ejekan yang di lontarkan oleh yang lain, walaupun mereka hanya mengucapnya dengan suara yang kecil. Tapi, aku tetap bisa mendengarnya.

"Bagaimana ini? Bahkan aku tidak tau caranya bagimana" batinku. Asal kalian tau itu adalah soal matematika, dan aku sangat lemah di pelajaran itu.

"Ayo di jawab, jangan hanya di perhatika saja!"

Aku tetap saja hanya memandangi papan tulis itu, karena aku tidak tau harus menjawab apa.

"Kembali ke tempatmu! Soal seperti ini saja kamu tidak bisa?! Makanya perhatikan jika ibu sedang menerangkan. Jangan bertindak seperti kamu bisa, kalau kamu kenyataannya tidak bisa."

Bahkan seorang guruku pun juga meremehkanku. Aku tau, ini semua salahku karena tidak memperhatikannya. Tapi, apakah pantas seorang guru berkata seperti itu?. Aku bisa bertaruh, di kelas ini tidak hanya aku yang tidak bisa mengerjakan soal tersebut.