08.00 pm

1K 94 6
                                    

Sudah malam.

Dengan malasnya aku melewati gerbang ini. Menginjakkan satu kaki saja sudah sangat membuatku malas. Tapi, kaki ini terus berjalan memasukinya.

Klek...

Aku pun membuka pintu. Dan bisa aku lihat disana, diruang tamu tepatnya. Tengah duduk dua orang yang sedang tertawa bahagia sambil menonton sebuah acara di televisi. Seorang wanita, dan seorang pria. Wanita itu adalah ibuku, tapi pria itu, pria itu bukanlah ayahku.

Dengan menatap mereka malas, aku berjalan melewati mereka. Aku sedang tak ingin berbaik hati kepada siapa pun sekarang ini.

"Dari mana saja kamu?"

Aku terus berjalan tanpa menghiraukan suara ibuku. Kalian boleh menganggapku seorang anak durhaka. Itu terserah kalian. Aku tidak peduli lagi dengan kata-kata kalian.

"IBU SEDANG BERTANYA. MAU KEMANA KAMU? DASAR ANAK DURHAKA!"

Kalian tidak perlu kaget. Ibuku selalu berteriak kepadaku, dan memakiku seperti itu bahkan lebih. Kalian sekarang hanya tidak lagi beruntung, karena kalian hanya bisa mendengarkan makian itu saja.

"Kamar" kataku singkat, dan langsung berlari ke kamar. Dan mengunci pintu kamarku. Aku masih bisa mendengar teriakannya ketika aku berlari menuju kamarku tadi. Tetapi, ditengah-tengah teriakan itu aku juga bisa mendengar suara pria itu, mencoba untuk meredakan amarah ibuku.

"Hmm pasangan yang melengkapi." ejekku.

***

Hari ini benar-benar hari terberat dari biasanya. Aku sungguh sudah tak sanggup lagi. Bahkan untuk meneteskan air mataku saja aku sudah tak sanggup. Stock air mataku menipis.

Aku pun duduk di kursi yang berada di dekat jendela. Dan, memandang ke langit yang gelap. Hanya ada sinar rembulan dan pasukan-pasukannya.

Bulan, bisakah aku menjadi engkau.

Matahari selalu berada di belakangmu. Mensupportmu agar kau selalu bersinar di malam hari. Bukannya itu sangat indah, saling melengkapi satu sama lain.

Lagi-lagi aku merasa iri.

Maafkan aku. Karena aku selalu tidak mensyukuri apa yang aku punya sekarang ini.

Tapi, sejujurnya menurutku sekarang ini aku tidak mempunyai apa-apa. Tak ada lagi kasih sayang yang aku dapatkan. Yang aku dapatkan hanyalah hinaan dari orang-orang.

Aku hanyalah seorang gadis yang menyedihkan sekarang ini.

I give up, i really really give up rignt now. I'm so tired. I'm so tired of pretending that everything is okay, when it's not.

What if i died tomorrow?

The End.

******************************

My second short story. Aku gak tau kalian bakal dapet feelnya atau enggak. Semoga dapet hehehe :)

What If I Died Tomorrow? [5/5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang