Pagi yang cerah membuat sinar mentari memasuki celah-celah jendela yang sedikit terbuka oleh seorang wanita paruh baya.
"Baby bangun sayang" ucapnya sambil mengguncang bahu anak bungsunya itu.
Sudah tiga kali ia membangunkannya namun tak lekas juga anak bungsunya itu bangun, wanita itu pun turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya.
"Mmm..." baby mengerang seperti anak kecil baru bangun tidur.
"Sekarang jam berapa?" Ia membuka kelopak matanya yang terasa berat untuk di buka.
Kemudian melihat jam dinding yang terletak di depan tempat tidurnya yang menunjukkan pukul 07.00 WIB.
"Oh, masih jam tujuh kok." ucapnya sambil tidur kembali.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
"AAAAAA.....MOM AKU TELAAAT!!" Ucapnya dengan suara menggelegar sampai ke lantai bawah, sedangkan Momnya hanya geleng-geleng kepala menghadapi tingkah laku anaknya.
Ia bersiap-siap secepat kilat dan langsung turun ke lantai bawah dengan tergesa-gesa sampai melompati dua anak tangga sekaligus.
"Pagi semua!" sapanya dengan ceria. Ia hanya mengambil dua helai roti dan mengoleskan selai coklat kesukaannya.
"Dek kamu dianter sama siapa?" Tanya Bara.
Hanya ada Brian Walker dadnya Baby, Sully Walker momnya Baby, dan Bara kakak keempat Baby yang masih sekolah kelas sebelas di sekolah yang sama dengan Baby yang baru masuk kelas sepuluh hari ini yang berada di rumah keluarga Walker.
"Mmm.... Sama kakak aja deh, kita kan satu sekolah mulai hari ini" ucapnya.
"Oke. Dad aku yang anter Baby hari ini ya" ucap Bian meminta persetujuan dari dadnya.
"Iya, tapi hati-hati ya. Jangan ugal-ugalan!" ucap Brian.
"Siip deh dad".
"Kak kita berangkat sekarang ya" ucap Baby sambil menarik tangan kakaknya yang belum selesai menghabiskan sarapannya.
"Dah mom and dad, love you!" ucapnya sambil melambai dengan tangan kanannya sedang tangan satunya masih menyeret Bara menuju garasi. Satu kata, sadis.
Brian dan Sully hanya pasrah menghadapi tingkah anak-anaknya yang kadang lucu dan kadang mengesalkan.
Sesampainya di garasi "Woii adek durhaka lo ya, kakaknya belum selesai sarapan udah diseret-seret kayak karung busuk" semprot Bara yang mulai menghidupkan mesin mobil sportnya.
"Hehehe.... maaf elah gitu aja marah, sensi amat lo. Apa jangan-jangan lo lagi M ya?" Ucapnya dengan nada bercanda.
"Ah... lo pikir gue cewek apa pake M segala!" balas Bara. Baby hanya cengengesan membalasnya.
Sesampainya di parkiran sekolah "Kak inget janji lo ya!" ucapnya sambil keluar mengendap-endap ala pencuri.
Kakaknya hanya pasrah dengan tingkah laku adiknya itu.
Mereka membuat perjanjian dengan tidak memberi tahu satu sekolah bahwa mereka adalah kakak-beradik.
Baby beralasan agar ia tidak di sangka numpang famous oleh orang di sekitarnya, karna kakaknya adalah salah satu most wanted di sekolahnya.
POV BABY
"Kak inget janji lo ya" kataku dan iya hanya membalas dengan anggukan.
Aku pun keluar dengan mengendap-endap kayak pencuri yang takut ketahuan.
Sesampainya di lorong kelas aku sedikit berlari mengingat bahwa aku sudah hampir telat, sambil menundukkan kepalaku untuk merapikan seragamku yang sedikit kusut karna mengendap-endap tadi.
Ini adalah hari pertamaku SMA, setelah melewati tiga hari mos yang melelahkan.
Aku tak percaya bahwa ternyata sekolah ini sangat luas dengan gedung dua tingka-"aduh..." ucapku sambil meringis mengingat bahwa aku terjatuh dengan posisi duduk yang diakibatkan oleh seseorang.
Seseorang? Siapa itu? Beraninya dia menabrakku! Akan ku sate dia.
"Eh..." ucapku sambil mendongak ke atas. Jadi dia yang manabrakku, tapi dia cukup tampan... tunggu...apa yang baru saja kukatakan? Maaf aku khilaf readers.
Dia mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri, namun aku tak butuh bantuannya.
"Gak perlu!" ucapku lantang sambil menepis tangannya. Dia mengernyit bingung.
Aku langsung berdiri dan berjalan kekelas namun, belum ada satu langkah aku merasakan sakit di kaki kiriku dan sepertinya aku akan terjatuh lagi. Oh... Tidak!...
Tapi, kenapa aku tidak merasa bahwa aku jatuh? Aku melihat bahuku, dia... orang yang menabrakku tadi memegang bahuku agar aku tidak terjatuh lagi.
Aku menatapnya bingung.1 detik
Mata kami bertabrakan, matanya sangat indah
2 detik...
Deg...
3 detik...
Dia sangat tampan dan baik. Aku akan berterima kasih padanya.
"Udah puas liatin wajah tampan gue? Kalo udah biar gue anter ke UKS, kayaknya kaki lo terkilir tuh!" ucapnya yang sukses membuatku cengo sekaligus malu ketahuan memandanginya dengan kagum.
Aku pastikan bahwa mukaku sudah seperti kepiting rebus sekarang, dan aku menarik ucapanku untuk berterima kasih padanya, karena tingkat kepedeannya yang over.
Aku langsung memalingkan wajahku. Betapa malunya aku Tuhan....
🎬🎥Hehehe....maaf ya readers ceritanya abal-abal. Karena ini karya pertamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Girl (Completed)
Teen Fiction"Gue pacar lo, honey" ucap Abyan dengan pedenya. Baby hanya cengo melihatnya. 'Gila ni orang! Gak kenal, udah ngaku-ngaku jadi pacar gue! he to the lo!' Batin Baby "Gila" gumam Baby yang masih dapat terdengar oleh Abyan. " Iya, gue gila karena lo"...