Bab I: Belahan Dunia Utara

26 3 0
                                    


Di sudut barat belahan dunia utara, sebuah pulau yang jauh dari jangkauan manusia. Diantara kabut hitam yang mengepul. Di tengah kobaran api yang telah menjilat bumi, terdampar makhluk-makhluk yang mengering tak bernyawa. Sana sini mayat bertebaran, hampir tiada yang utuh. Ada yang tubuhnya terpotong-potong, ada pula yang terbakar hangus, sulit untuk dijelaskan. Mayat-mayat itu terdampar di tengah lapangan yang tandus, nyaris menyerupai gurun. Tampak tiada kehidupan di sana. Siapa yang sanggup bertahan dalam kekeringan seperti itu? Sudah jelas takkan ada yang membawa mayat-mayat itu ke kampung halaman mereka untuk dimakamkan. Mungkin mereka tak lama lagi akan lenyap menjadi santapan burung-burung yang sedang berburu; atau mungkin hanya akan menyatu dengan tanah.
Kepulan asap masih menggunung di sudut lapangan itu. Dari arah yang berlawanan nampak 3 sosok yang berjalan dengan kecepatan melebihi manusia normal. Dua laki-laki dan satu wanita, dalam balutan pakaian berwana putih metalik yang ketat. Dengan cepat mereka memeriksa setiap mayat yang ada di sana.
"Sepertinya tidak ada yang selamat dan aku tak dapat mencium aromanya di sini," kata si wanita sambil memilin rambut cokelat kemerahan panjangnya yang tergerai indah.
"Jessy benar, Leo, lebih baik kita kembali saja." ucap Tom, pria dengan tinggi 185 cm itu sambil menepuk-nepuk bahu Leo.
"Tidak, Tom, aku ingin tau apa yang terjadi di sini." Bantah Leo.
"Mungkin sudah terjadi peperangan," ucap Tom asal-asalan.
"Itu mustahil. Lihat kepulan asap di sana, pasti ada sesuatu di baliknya."
"Tunggu apa lagi? Ayo kita ke sana." kata Jessy.
Mereka berlari dengan kecepatan 70 kilometer per jam. Dengan cepat mereka menembus gunung asap tersebut. Tampak rangka sebuah pesawat yang telah berkeping-keping retak. Bahkan separoh dari badan pesawat itu telah hancur.
"Menurutmu apakah ini murni keteledoran manusia?" Jessy bertanya sambil memeriksa setiap sudut kepingan pesawat itu.
"Tidak mungkin, ini pasti ulah iblis jahanam itu" Jawab Leo
"Untuk apa? Bahkan tuan putri tidak di sini?"
"Mungkin iblis itu telah mendahului kita?"
"Kita harus ke tempat itu ! mungkin mereka membawanya ke sana." ucap Jessy

Saquella Dan Nuansa HitamWhere stories live. Discover now