Kylie Gurley - Bumerang, Bantal dan Balon

128 8 0
                                    

The Clash of Summoners

[ENTRANCE BATTLE – TEAM 10]

BUMERANG, BANTAL DAN BALON

OC: Kylie Gurley

Author: Alistair Kane

Memasuki Balai Kota Metronord, wajah Kylie Gurley tampak muram. Gadis berambut merah marun berkepang dua itu melangkahkan kaki-kaki mungilnya. Didukung tubuh mungil nan atletis, pergerakannya tampak lincah dan ringan. Wajah manis nan belianya tampak muram, mata kecoklatannya menatap sekeliling, hampir tanpa berkedip.

Mengenakan tank-top, cardigan, celana pendek dan selendang sewarna rambutnya sebagai ikat pinggang, penampilan Kylie tampak seperti seorang kickboxer tradisional. Sebentuk bumerang, senjata tradisional berbahan kayu willow tergantung apik di sarung khusus yang tersandang di punggungnya. Walau cukup menarik perhatian, penampilan petarung berusia enam belas tahun dari Mincarlie, Negeri Sejuta Padang di belahan selatan Dunia Orphenheim ini tak ayal mengundang cibiran orang-orang berpakaian mewah nan anggun yang melihatnya.

Namun Kylie seolah tak peduli. Matanya terus mencari-cari, bukan sesuatu, tapi seseorang.

"Aku di sini, Kylie," sapa seorang pria sambil menghampiri gadis remaja itu.

Kylie menoleh. Tampak olehnya seorang pria berusia empat puluh tahun, berkumis-janggut putih, mengenakan semacam jubah dan celana serba putih dan tudung putih yang menutupi bagian belakang kepala hingga dahinya. Yang tidak putih hanya sarung tangan dan sepatu bot dari bahan kulit kecoklatan saja, tersandang sempurna di tubuh tinggi semampainya.

Anehnya, Kylie menyambut pria itu dengan kerutan dahi. "Baiklah, Alistair. Kau telah mendatangkan aku ke Metronord ini dengan sihir teleportasi. Aku sudah berusaha tak menarik terlalu banyak perhatian hingga sampai di balai kota. Sekarang, apa selanjutnya?"

"Ini." Pria bernama lengkap Alistair Kane itu menyodorkan secarik kertas tebal bersegel kepala singa, lambang Kota-Kerajaan Metronord, nama Kylie tercantum di sana. "Aku baru saja mendaftar-ulang namamu di meja panitia, dan kini kau resmi menjadi peserta turnamen The Clash of Summoners."

"Summoner?" sergah Kylie dengan wajah kebingungan. "Sejak kapan aku jadi seorang summoner?"

"Sejak kau memiliki rajah itu." Alistair menunjuk ke arah Kylie.

Kylie lantas menatap rajah merah berbentuk bulan sabit menaungi titik merah di punggung telapak tangan kirinya dan berdecak kesal. Alistair sendirilah yang menorehkan rajah itu pada pertemuan pertama mereka di tanah air Kylie, belum lama berselang.

"Yang benar saja!" sergah Kylie. "Aku ini petarung dan petualang biasa, dan aku baru saja kehilangan sahabat, saudara, guru sekaligus mitraku! Mustahil aku tiba-tiba jadi..."

"Sama sekali tidak mustahil. Justru tipe petarung sepertimu bisa jadi summoner terbaik."

"Lantas makhluk atau apa yang bisa kupanggil dengan rajah ini? Lema?"

"Yap. Mitra, saudara, sahabat sekaligus gurumu, Arinya Lema."

"Waah?! Mustahil itu! Kangguruku... d-dia sudah..."

"Tewas terbunuh. Ya, aku masih ingat kau mengatakan itu saat aku mengundangmu." Alistair tersenyum lembut dan tenang. "Waktu itu aku menawarimu kesempatan untuk mengembalikan Lema yang telah direnggut darimu, sekaligus kesempatan untuk meraih kejayaan dengan mendapatkan Harta Karun Elsebearth, impian tergila pemburu harta karun seperti dirimu. Bukankah kau sudah menyatakan setuju dan siap kuteleportasi kemari saat turnamen ini dibuka?"

"Ya, tapi aku masih sama sekali awam sebagai summoner..."

"Tenang saja," ujar Alistair sambil menepuk lembut bahu Kylie. "Masih ada banyak waktu hingga turnamen ini dibuka, aku akan mengajarimu ilmu summoner, mulai dari dasarnya. Ayo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANG SHAZIN dan Hikayat Alam FantasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang