Kelas tanpa Walas bagai sayur tanpa kuah,garam sama panci,wajannya. Yaa,nggak bisa dimasak. Begitulah,apalagi Walas saya ini orangnya kadang begini kadang begitu. Sudah kelas kami bagai pelangi salah tempat ditambah Walas kami yang.... err begitu.
Oke fix. Langsung inti. Kelas X-4 atau MIPA 10-2 bukan kelas biasa. Kami bukan bintang. Hanya saja kami terlalu bervariasi dan langka. Kami sudah layak dilindungi dan berada di taman safari. Elahe kembali ke topik.
Walas kami perempuan sebenarnya. Kabar yang terdengar baik,tapi ada buruknya. Kami salah menduga, karena kami pikir Walas perempuan itu enak maksudnya nyaman gitu. Tapi pada riil nya pun itu nol gede.
Walas kami rada... gitu dan kadang gini. Kebetulan juga Walas itu mengajar pelajaran PKN.
Pada awal masuk,jujur saja saya dan teman-teman saya yang bervariasi itu mengira guru kami itu baik dan akan seterusnya baik. Mengingat bahwa kami dipuji mati-matian saat kerja bakti membersihkan kelas dari sisa-sisa puing prasejarah peninggalan Sang kakak kelas. Walau sebenarnya kami hanya sekedar formalitas atau hal yang pada umumnya dilakukan para junior. Dan kami mendapat pujian.
"Kalau kalian rajin begini bisa-bisa saya tulis A di bagian sikap."
Wesss. Siswa mana yang ngga melayang. Dan secara reflek stamina kami meningkat. Mengingat banyak wajah-wajah baru yang asing. Well ,saya sebenarnya tipikal orang suka bergaul sama siapapun,lebih mirip orang SKSD sih. Tapi pada rill nya pun saya lebih akrab sama temen-temen SMP saya yang saat kelas sembilan sempat sekelas dan sialnya bisa sekelas lagi bareng di kelas X-4 yang laknat ini.
Sikacamata-sebut saja demikian- merupakan pentolan geng kami bahkan kelas pun bisa langsung dikudeta olehnya. Entah punya kekuatan kyubi atau kamehameha,semua orang dikelas-bahkan dari luas kelas-bisa takluk padanya. Awal saya kenal sama sikacamata ini udah dari jaman orok,dari TK. Dari yang dulu hitungan masih pake gambar apel sama strawberry sampe yang sekarang pake akar kuadrat sin cos limit dan persamaan linier dua variabel. Bahkan saya sempat beberapa kali sekelas dengan sikacamata. By the way, sipentolan ini pinter. Buktinya dia peringkat satu dan selalu diikutkan lomba. Emang jauh beda gitu.
Pernah suatu ketika,kelas lagi free alias nggak ada guru tapi ada tugas. Sikacamata yang menjabat sebagai sekretaris mau nggak mau harus nulis tugas di papan tulis. Saya anak rajin,dan pastinya saya nulis walaupun sambil dengerin lagu pakai headshet yang masuk kategori hal yang dilarang di dalam kelas.
Tipikal nggak ada guru di kelas pasti satu:ribut dan itu nggak jauh dari:laki-laki. Dalam kasus ini beberapa wanita cerewet ikut membantu 'memeriahkan' kelas. Sikacamata geram. Beberapa kali ia menyuruh diam. Namun tak didengar.
Mulai dari "weii coba diam","kerjainnya pake tangan jangan pake mulut!". Tapi mereka tetep keukeuh dan ribut. Amarah mulai memuncak, papan skiner di tangan sikacamata dibanting ke ubinPRAKKK
dan patah berantakan. Seisi kelas diam. Hening tiba-tiba. Saya yang awalnya adem mendadak deg-deg an,pasalnya saya duduk paling depan. Akhirnya kelas jadi tenang dan sunyi. Walau pada akhirnya kejadian 'menyalin jawaban'tidak terelakkan.
Keesokan nya,sikacamata bilang ke saya gini "nyesel gue banting papan skiner gue kemaren."
"Lah emang kenapa?"
"Kertas-kertas gue jadi berantakan."
Emang jadi sekretaris itu repot.
Tuni-sebut saja begitu- sebenarnya nama Tuni itu didapat dari nama aslinya namun saya kreasikan menjadi seperti yang saya tulis. Kata orang sih 'panggilan kesayangan'. Tuni ini tipikal cewek rapi tapi kalau sudah gosip telinganya tajam bukan main. Biasanya dia jadi tempat curhat anak-anak baper di kelas. Mirip mamah dedeh keduah. Tuni dan sikacamata ini selalu satu komplotan. Dan dua-duanya emang semangat empat lima kalau udah bahas gosip. Dari gosip kelas kacang sampe kelas duren selalu dijabanin. Kalau sikacamata tadi sekretaris maka Tuni adalah bendahara kelas. Tiap minggu rajin nagihin uang kas. Biar ditagih gitu masih banyak(sekali) yang nunggak. Kecuali saya loh yaaa. Nggak percaya? Tanya sendiri deh.
Oppa,cewek lemot tapi jenius ini menurut saya mahluk paling ajaib. Sumpah demi apapun dia lemot abis tapi kalau udah ngerjain soal si Oppa ini selalu bener,apalagi masalah hitung-hitungan. Nah,si Oppa ini peringkat dua di kelas. Oppa,tipikal cewek rame dan fanatik dengan artis full abs korea (thats why i give her name oppa) . Biar peringkat dua di kelas tapi ketajaman telinganya nomor belakang alias bolot. Saya ngga tahu jaman itu mungkin harga cotten buds lagi melambung atau bagaimana. Mau ketika ulangan atau nggak, pendengaran bocah alien ini paling uncit.
Sebenarnya teman saya banyak. Ini serius. Biarpun saya nggak femes tapi temen saya banyak. Berhubung saya bakal nyeritainnya random alias acak dan so pasti orangnya bakal bervariasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Konyol Anak Sekolahan
RandomSMA. Sekolah Menegah Atas. Tingkatan yang katanya adalah masa-masa muda sudah memuncak. Apa kata mereka lah. . Menjadi adik kelas atau kakak kelas tak menyurutkan niat bocah-bocah ingusan kecepatan puber buat unjuk gigi geraham di depan senior-seni...