Please, stay with me.

2.2K 110 0
                                    

Untuk cerita yang ini anggap saja Suga lebih tinggi daripada Jimin ok? Karena pada saat sudah mau end ceritanya baru mikir.

"Suga dan Jimin itu lebih pendek Jimin kan?"

Saya juga tanya sama kakak saya dan dia jawab kalau mereka tingginya sama. Tapi akhir-akhir ini Jimin bertinggi ya/? I'm so proud.

Ada beberapa kalimat yang saya tanyakan pada kakak saya untuk saran/? Jadi saya nulis di jam 22.15 - 22.35. Kenapa lama? Karena rapuh.g karena mikir bikin cerita gak semudah membalikkan telapak tangan.

Maaf banyak bicara/? Selamat membaca ya.

Min Yoongi - Park Jimin

ⓢⓣⓐⓡⓣ

Suga terbangun dari tidurnya, matanya menatap langit-langit kamarnya.

"Sudah pagi ya?"

Kemudian dia meraba tempat di sebelahnya dan mengernyitkan dahinya karena tidak menemukan seseorang disana.

"Dimana dia?"

Suga kemudian mengambil handphonenya yang berada di meja kecil di samping ranjang. Dia kemudian menyalakan handphonenya dan mencari simbol kontak dan mengetik nama 'Chim' lalu menelponnya.

"Halo?" Ucap Suga memberikan salam pada orang yang di telponnya.

"Ne hyung."

"Kau ada dimana?" Suga masih berbaring di ranjang menatao ke langit-langit kamarnya dengan tangan kanannya yang menempelkan handphone ke telinga kanannya.

"Apa hyung? Aku tidak mendengar suaramu?"

"Kau ada dimana?" Suga mengulangi pertanyaannya dengan suara yang agak keras.

"Di hatimu hyung."

Suga tidak menjawab perkataan Jimin, dia hanya memaki Jimin yang sudah mengeluarkan perkataan yang menjijikan itu.

"Ya! Jimin-ah apa kau tau kalau aku sedang memakimu saat ini? Kau menjijikan."

"Hahaha, aku tau hyung."

"Jika kau diluar tolong belikan aku sesuatu." Suga mendengar ada suara kekehan seseorang dari luar.

"Hyung sudah kubilang aku ada di dalam hatimu. Dan hyung aku punya saran untukmu."

"Mwo?" Tanya Suga.

"Sebaiknya ketika kau bangun tidur, kau harus pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirimu lalu keluar untuk memeriksa ada orang atau tidak diluar. Jangan bermalasan hyung."

Suga hanya terdiam mendengar Jimin yang sedang terkekeh dan dia juga mendengar suara itu dari luar kamar.

"Akan ku laksanakan saranmu." Dan setelah itu dengan cepat Suga ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan menyikat giginya lalu dia keluar kamar.

"Heol." Ucap Suga masih dengan sambungan telepon yang masih terhubung. Dia sedang melihat Jimin yang berada di meja makan dengan tangan kanannya yang menempelkan handphone ke telinganya dan tangan kirinya yang melambai pada Suga. Suga kemudian mematikan sambungan telpon mereka dan menghampiri Jimin yang tersenyum lebar.

Suga duduk di kursi kemudian menatap datar Jimin yang sedang tersenyum lebar.

"Hyung, makanlah." Suga hanya mengerutkan keningnya ketika mendengar perkataan Jimin dan menunjukkan wajah 'Kau yakin aku harus memakan ini?'.

"Makan apa?" Tanya Suga. Jimin yang mendengar itu merubah wajahnya menjadi cemberut.

"Setidaknya hargai usahaku membuat roti bakar." Ya, bagi Jimin membuat roti bakar itu sangat susah padahal bagi orang lain itu adalah hal yang paling mudah. Suga tidak menjawab apa-apa, dia hanya mengambil salah satu roti bakar dengan setengah hati dan memakannya perlahan. Wajah Jimin yang cemberut tadi berubah menjadi senang. Suga segera menghabiskan roti bakar yang dibuat Jimin dengan cepat kemudian meminum air putih yang di siapkan Jimin.

"Hyung, hari ini kau akan bekerja?" Suga kemudian mengangguk, "Wae?" Tanya Suga.

"Aniya, aku hanya ingin di temani olehmu." Jimin menggelang kemudian berdiri dan berjalan menuju kamar mereka.

"Aku akan menyiapkan bajumu, hyung mandi saja."

Suga menatap punggung Jimin yang mulai menjauh, kemudian tersenyum tipis.

Sesuai perintah Jimin, Suga mandi kemudian memakai pakaian kerjanya yang disiapkan oleh Jimin. Setelah siap dia kemudian keluar dan menemukan Jimin yang sedang duduk di meja makan dan dia menghampiri Jimin. Suga kemudian mengacak rambut Jimin dan mencium keningnya.

"Aku berangkat dulu." Kemudian Suga berjalan menjauh, tiba-tiba langkahnya terhenti karena ada sepasang tangan yang sedang memeluknya dari belakang.

"Aku mohon untuk satu hari ini saja, temani aku." Suga perlahan melepaskan pelukan itu dan membalikkan badannya. Dia mencium kening Jimin dan mengacak rambut Jimin.

"Arasseo."

Setelah itu Suga berjalan ke kamar kemudian mengganti pakaian kerjanya menjadi pakaian biasa kemudian menelpon atasan tempat dia bekerja untuk izin selama satu hari. Setelah semuanya selesai dia keluar dan menemukan Jimjn yang masih berdiri menatapnya dengan tatapan menyesal.

"Maaf aku menyuruhmu tidak bekerja." Suga menggeleng kemudian memeluk Jimin yang dibalas Jimin dengan pelukan.

"Tidak, kau lebih penting. Jadi apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Tanya Suga masih dengan memeluk Jimin erat.

"Aku hanya ingin bersama denganmu satu hari saja. Kalau hyung?" Ucap Jimin tanpa melepaskan pelukannya.

"Aku hanya ingin bersama denganmu satu hari saja-" ucapan itu berhenti sejenak ketika Suga melepaskan pelukan mereka dan tersenyum pada Jimin, "-dan selamanya." Kemudian Suga mencium bibir Jimin. Tangan kanan Suga merengkuh pinggang Jimin agar tubuh mereka semakin dekat. Mereka berciuman lama sekali sampai Jimin melepaskan ciuman mereka duluan. Dan mereka saling menatap dan tersenyum lebar satu sama lain.

"Hyung, saranghae. Kuharap kita bisa bersama selamanya."

"Park Jimin, kuharap kau tetap berada di sampingku."

⊙ⓣⓗⓔ⊙ⓔⓝⓓ⊙

BTS SHIPER STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang