Tak terasa sudah 1jam aku bengong sendiri sambil menatap big poster itu. Ah sudahlah..aku akan mencoba bahagia kalau Niall bahagia. Love you Niall.Love you!
Aku bersiap untuk pergi dari apartemenku untuk berbelanja. Aku sangat lapar tapi bahkan tak ada yang bisa kumakan saat ini.
Saat keluar dari loby apartemen, aku disambut dengan banyak sekali paparazi. Kamera dan reporter ada dimana-mana. Tuhaaann..apa lagi ini?
"bagaimana perasaanmu saat ditinggal Niall?"
"apa kau dan Niall telah resmi berpisah?"
"apa kau masih mencintai Niall?"
Aku muak dengan mereka dan pertanyaan-pertayaan mereka. Aku masuk ke mobilku. Namun sebelum benar-benar masuk, aku memberikan sebuah.pernyataan pada mereka semua
"stop asking me questions! Im just a Fan, who got lucky!"
Ku tutup pintu mobilku keras dan mulai berjalan. Ku lihat ekspresi bingung bermunculan di wajah mereka. Kena kau paparazi!
----
Saat sampai rumah, aku langsung memasak dan menyiapkan makanan. Aku sangat lapar. Kunyalakan televisiku dan aku sedikit terkejut dengan apa yang mereka beritakan.
"stop asking me questions! Im just a fan, who got lucky!"
Rekaman moment-moment tadi sudah ramai di televisi. Paparazi memang gila!
Sedang menyantap makananku, tiba-tiba iphoneku berdering..
Muncul foto Harry disitu.harry?? Untuk apa harry menelfonku?
H : hello samantha? this is Harry..have you heard the news?
S : yeaa haz! news about wha....
H : niall dirumah sakit sekarang. Dia mengendarai mobil kencang sekali dan menabrak pembatas jalan. Dia sekarat!!!
WHAT??!!
S : apa ? Dimana Niall sekara......
H : dia di London Hospital tolong cepat kesini !!!
Aku bergegas siapsiap membawa keperluanku. Tak lupa diary ku. Aku selalu membawanya kemanapun aku pergi. Lalu dengan tenaga kuda, aku bergegas ke rumah sakit. Dengan memakai tanktop dan celana piama panjang dengan tas selempang. Hanya itu yang bisa kupersiapkan.
Niall wait me pleaseee!!!!
Aku tak nail mobilku karna jalanan macet sekali. Karna letak rumah sakit itu tak begitu jauh, ku putuskan untuk berlari sendiri dengan kakiku. Berlari dengan menangis.
------
Sesampainya disana, aku melihat banyak sekali orang berkumpul. Paul langsung melihatku dan mengijinkan aku untuk masuk ke dalam.
Aku dapat meliha semua muka cemas mereka. Orang tua Niall, greg dan istrinya serta yang lainnya. Harry zayn liam and louis yang berharap-harap cemas. Semuanya mencemaskan Niall.but wait, where's Demi? Disaat seperti ini, demi tak datang? Malangnya Niall.
S : hei apa aku boleh masuk?
Z : of course. Niall is there.
Tanpa tunggu lama, aku pun memasuki ruangan itu. Niall terbaring lemah disana dengan beberapa bagian kepala dan tangan yang diperban. Aku tak kuasa melihat ini semua. Seketika itu juga, air mataku tumpah mengenai tangan kirinya yang dari tadi kugenggam dengan eratnya.
"kenapa kau begitu ceroboh Niall? Kenapa?? Apa yang kau fikirkan? Niall horan sadarlahh!! Kenapa kau tidur terus?..."
Hanya itu yang bisa kuucapkan. Aku tak tau lagi harus bagaimana.
" niall tak akan bisa hidup lebih lama "
Seorang dokter menghampiriku dan berkata seperti itu. Aku menangis lebih keras lagi.
S : APA? Apa kau tak bisa lebih berusaha lagi dok? Kumohon selamatkanlah lelaki ini
D : tidak bisa. Kecuali ada yang mendonorkan jantungnya untuk niall. Hantaman yang keras membuat sistem kerja jantungnya lemah.
S : i need to talk to you doctor.
------