Part 7

2.7K 126 1
                                    

Andri merasa beberapa hari ini Ronni sedikit pendiam, entah apa yang terjadi padanya, padahal biasanya Ronni selalu banyak bercerita kepada Andri soal apapun. Andri yang penasaran tidak berani bertanya langsung pada Ronni karena Ronni terlihat tidak dalam mood yang bagus.

"Lagi sibuk gak?" Tanya Ronni tiba tiba pada Andri yang sedang fokus pada laptopnya.

"Ya ampun, kapan nyampe?kaget gue, gak terlalu sih, kenapa?" Ucap Andri yang kaget dengan kedatangan Ronni yang tiba tiba itu, karena biasanya Ronni akan menyapa semua orang saat baru tiba.

"Gue pengen cerita, tapi kalau sibuk nanti aja sekalian maksi, gimana?" Ucap Ronni dengan nada serius.

Andri yang melihat Ronni serius sepert itu jadi tidak tega untuk menolak ajakannya.

"Iya nanti aja sekalian maksi"

Ronni kembali ke mejanya untuk membuat laporan, sementara Andri sempat melihat sekilas ke arah Ronni, entah mengapa ada yang berbeda dengan sikap Ronni, biasanya dia terlihat ceria dan banyak tingkah tapi hari ini Ronni benar benar menjadi orang yang sangat berbeda.

Jam makan siang tiba, Ronni mengajak Andri untuk makan siang di tempat lain, karena Ronni ingin bercerita banyak pada Andri.

"Jadi?" Ucap Andri sesaat setelah memesan makanan di resto tempat mereka makan siang.

"Adik gue sakit, parah, gak tau sakit apa, dokter masih belum pasti, gue curiga 'dibikin' orang" Jelas Ronni yang berhasil membuat Andri terkejut.

"Loh kok gituh?kenapa lo ambil kesimpulan gitu?apa buktinya?"

"Ortu (orang tua) gue berantem, udah lama gak akur, mungkin bakal pisah, bokap (bapak) punya istri lagi, itu yang gue curigain" Ucap Ronni tanpa menatap ke arah Andri.

"Ya ampun, sebaiknya jangan curiga dulu, coba ke rumah sakit lain, mungkin dokter bisa tahu apa sakitnya"

"Udah ndri, udah 5 rumah sakit, semua gak tahu apa sakitnya, nyokap (ibu) ada yang kasih tau kalau di Jogja ada yang bisa ngobatin, mungkin mau dibawa ke sana"

"Yaudah kalau emang gitu rencananya, tapi nyokap cuma berdua aja sama adik lo?"

"Itu yang jadi pikiran gue, kasian mereka kalau cuma berdua di sana tapi kalau gue ikut gimana sama kerjaan gue, berobat di sana gak sebentar katanya dan pasti butuh biaya" Jelas Ronni yang berhasil membuat Andri ikut merasakan kegalauan hati Ronni belakangan ini.

Andri bingung ingin menjawab apa karena situasinya memang membingungkan, saat Andri sedang berfikir, makanan pesanan mereka tiba, akhirnya Andri meminta Ronni untuk memakan makanannya sambil memikirkan jalan keluarnya.

Andri merasa tidak tega melihat Ronni yang jadi pendiam dan terlihat bahwa ia menanggung beban pikiran yang sangat berat, selesai makan siang Andri memberi saran pada Ronni apabila ada keluarga atau siapapun yang mereka kenal di Jogja sebaiknya Ibu dan adiknya tinggal dekat dengan mereka, tapi ternyata mereka tidak mengenal siapapun di Jogja, akhirnya Andri memberi usul lain agar mencari tempat kost yang dekat dengan tempat berobat supaya lebih mudah bila ada apa apa dan Ronni bisa tetap bekerja di Jakarta.

Ronni mengatakan akan memikirkan usul dari Andri tersebut, karena Ronni sekarang merupakan tulang punggung untuk Ibu dan adik perempuannya yang sedang sakit itu, di perjalanan kembali ke kantor Ronni bercerita bahwa ayahnya sudah lama punya istri ke dua tanpa sepengetahuan Ibunya, bahkan kini ayahnya sudah memiliki 2 anak dari perempuan itu dan hal itu yang membuat Ronni yakin bahwa orangtuanya mungkin akan berpisah secepatnya.

Andri yang merasa kasihan pada Ronni hanya bisa menjadi pendengar yang setia saja dan merespon secukupnya, karena itu terlalu pribadi untuk Andri memberi usul atau pendapat, itu kehidupan orang tua Ronni yang tidak bisa dicampuri oleh Andri. Andri berharap Ronni akan menemukan jalan keluar secepatnya untuk semua masalahnya.

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang