Part 15

2K 114 2
                                    

Andri beserta kedua orangtuanya dan juga Andin sedang bersiap untuk pergi ke acara pernikahan anak dari salah satu kerabat mereka.

Acara pernikahan tersebut diadakan disebuah ballroom hotel yang ada di daerah Jakarta Selatan, kebetulan yang menikah itu merupakan pramugari di sebuah maskapai swasta. Andri jadi teringat dengan ucapan Karin soal Panji yang memiliki banyak teman pramugari, bahkan Karin yakin kalau Panji mungkin mengenal beberapa pramugari dari seluruh maskapai yang ada di negara ini.

"Wuihh mewah ya bu pestanya, padahal cuma pramugari" Ucap Andin saat melihat suasana pesta.

"Yang laki laki itu pengusaha muda, wajar kalau pestanya mewah" Jelas Ibu yang berhasil membuat Andin menganggukkan kepalanya.

"Kira kira Kak Panji kenal gak sama mempelai perempuannya?" Bisik Andin pada Andri. Andri hanya memutar bola matanya malas menanggapi pertanyaan Andin barusan.

"Waw ada rombongan pramugari kak" Ucap Andin sambil menyenggol lengan Andri.

Andri reflek memperhatikan beberapa perempuan dengan seragam khas pramugari dari sebuah maskapai penerbangan, dibelakang mereka terlihat 2 pria mengenakan seragam pilot, saat Andri memperhatikan sedikit ke belakang ternyata ada seorang pria yang dikenali Andri walaupun jarak mereka cukup jauh, pria itu sedang berbincang dengan seorang wanita yang berseragam pramugari sambil jalan beriringan menuju pelaminan.

Orang orang yang melihat pasti mengira bahwa pria itu merupakan partner si pramugari cantik disebelahnya, karena pria itu tidak mengenakan seragam pilotnya.

"Serius banget kak" Ucap Andin membuat Andri tersentak dari pandangannya yang sedang memperhatikan pria itu. Andri tidak menjawab pertanyaan Andin dan memilih untuk mengalihkan perhatiannya dari pria itu.

Ibu dan Bapak masih asik berbincang dengan beberapa orang yang dikenal di pesta itu, sementara Andin sibuk dengan ponselnya, akhirnya Andri mengeluarkan ponselnya untuk membunuh rasa bosan yang mulai menghinggapi.

"Andri, hay" Sapa seseorang pada Andri, akhirnya Andri menoleh ke asal suara, ternyata yang memanggilnya adalah pria yang beberapa saat lalu diperhatikan Andri.

"Panji" Ucap Andri.

"Wah gak nyangka bisa ketemu lo di sini, sama siapa?" Tanya Panji.

"Sama Ibu, Bapak, sama Andin juga" Baru Andri selesai menjawab, tiba tiba Andin sudah berdiri di sebelahnya.

"Siapa kak?" Tanya Andin berbisik pada Andri tapi pandangan matanya mengarah ke Panji yang berdiri di depan mereka.

"Panji kenalin, ini Andin, adik gue" Ucap Andri pada Panji dan tak menghiraukan ucapan Andin. Panji mengulurkan tangan pada Andin dan menyebutkan namanya, Andin menerima uluran tangan Panji dan ikut menyebutkan namanya.

"Capt, ayo ke sana, diajak foto bareng" Ucap seorang pramugari yang menghampiri mereka, kemudian Panji undur diri pada Andri dan Andin, saat mereka menjauh, pramugari itu menggandeng tangan Panji sambil berjalan ke arah pelaminan untuk foto bersama.

"What?Panji?itu Kak Panji yang sepupunya Kak Karin?" Tanya Andin dengan nada terkejut.

"Iya dan gak usah kaget, kan Kakak udah bilang kalau Panji baik ke semua orang" Ucap Andri acuh lalu menghampiri orangtuanya untuk mengajak mereka pulang.

Ibu dan Bapak akhirnya menyetujui ajakan Andri untuk pulang, di dalam mobil saat perjalanan pulang Ibu bertanya soal pria yang menghampiri Andri saat di pesta tadi, ternyata Ibu melihat Panji yang menghampiri Andri tadi.

"Itu Panji bu, sepupunya Karin, kan dia Pilot" Jawab Andri menjelaskan pada Ibu.

"Ohh, kok gak dikenalkan ke Bapak dan Ibu?" Tanya Bapak.

"Keburu diseret pramugari tadi bu" Andin menjawab.

"Kok ndak pakai seragam pilot?" Tanya Ibu.

"Kan lagi gak dinas bu" Jawab Andri.

Ibu dan Bapak akhirnya tidak bertanya lagi soal Panji. Setibanya di rumah, Andri segera mengganti pakaiannya dan membuat jus jeruk dengan es batu yang banyak, untuk mendinginkan badannya dan hatinya, entah mengapa Andri merasa gerah melihat kelakuan Panji yang biasa saja saat digandeng oleh pramugari yang tadi itu.

"Mau..." Ucap Andin saat melihat Andri tengah meminum jus jeruknya sambil menyalakan tv.

"Di kulkas" Jawab Andri singkat. Andri memang membuat jus agak banyak karena tau kalau Andin pasti akan meminta.

"Kak Panji gak ngehubungin Kakak?" Tanya Andin mulai penasaran sambil duduk disebelah Andri setelah mengambil jus jeruk dari kulkas.

Andri hanya menjawab dengan mengendikkan bahu dan tatapan mata tetap mengarah ke tv.

"Kayaknya ada yang jealous nih bau baunya" Ucap Andin cuek sambil menonton tv. Andri yang malas menanggapi hanya menatap nyinyir sekilas ke arah Andin.

Andri sengaja menyibukkan diri sepanjang hari, agar tidak tergoda untuk memegang ponselnya dan mulai penasaran dengan Panji. Andri merasa heran dengan dirinya sendiri, entah mengapa ada rasa tidak nyaman saat melihat Panji dengan perempuan lain, apakah ini cemburu?Andri tidak ingin ambil pusing, jadi seharian ini Andri benar benar membuat dirinya sibuk.

"Kak, telpon nih" Ucap Andin pada Andri yang baru selesai mandi sore.

"Siapa?"

"Kak Karin"

Andri segera mengambil ponsel ditangan Andin, Andri heran kenapa Karin menelpon ke ponsel Andin.

"Hallo" Sapa Andri menjawab Karin.

"Ya ampunn lo ngapain aja sih?kemana hape lo?gue hubungin dari tadi gak ada respon" Cerocos Karin.

"Hee sorry gue silent" Ucap Andri merasa bersalah.

"Udah deh buruan lo lihat tuh daftar panggilan sama chatnya, Panji heboh dari tadi nanyain lo kemana" Jelas Karin.

"Panji?mau apa?" Tanya Andri.

"Udah lihat aja, gak usah bawel, deyy" Sahut Karin sambil memutus panggilan.

Andri yang merasa penasaran segera masuk ke kamar dan mengambil ponselnya yang diletakan di atas meja rias, ternyata ada 10 panggilan tak terjawab dari panji dan chat yang menumpuk juga.

Panji Laksono : Ndri tadi langsung balik?gue nyariin lo.

Panji Laksono : Ndri lo belom sampe rumah?

Panji Laksono : Kok telpon gue gak dijawab?

Panji Laksono : Lo kemana?

Panji Laksono : Karin gak bisa hubungin lo juga

Panji Laksono : Lo gak kenapa kenapa kan?jawab donk ndri.

Panji Laksono : Fine, gue ke rumah lo sekarang.

Chat terakhir Panji cukup membuat Andri merasa terkejut dan itu masuk setengah jam yang lalu. Andri yang bingung segera membalas chat dari Panji, berharap Panji melihat dan membalasnya, sehingga ia mengurungkan niatnya untuk datang ke rumah Andri.

Panji memang membaca chat dari Andri bahkan Panji membalasnya.

Panji Laksono : Gue udah deket, tanggung kalau puter balik.

Jawaban Panji itu membuat Andri melemaskan bahunya, niat hati ingin menghindari Panji tapi malah begini jadinya.

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang