Red

519 16 1
                                    

"It wasn't love," she says, "but the way I felt around him makes me think it was pretty damn close."


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


[Nero Athens] 16:48

keluar dong

mau ketemu

Chira yang sedang tiduran di kamar pun langsung loncat saat membacanya.

Yang benar saja?

[Sachira Natissa] 16:48

Keluar apa?

Balas Chira cepat. Jantungnya sudah berdegup sangat kencang. Duh, kayak orang bego gak sih gue nanya kayak gitu.

[Nero Athens] 16:48

keluar rumah

di depan

[Sachira Natissa] 16:49

Ngapain?

[Nero Athens] 16:50

keluar aja

Chira mengintip sedikit dari jendela kamarnya untuk memastikan kalau Nero benar-benar diluar. Dan benar saja, Nero tengah berdiri sambil bersandar di motor ninja merahnya. Kedua tangannya berada di kantong jeansnya. Chira pun langsung keluar tanpa mengganti bajunya. Hanya memakai celana training pendek dan kaos putihnya.

"Ngapain?" Tanya Chira sambil bertengger di pager.

"Gak papa. Mau ketemu lo aja." Chira rolled eyes pas denger, "gak boleh?"

"Gak."

"Ih jutek bgt ih."

"Biariin. Eh, lo bisa tau rumah gue darimana?"

"Darimana yaa? Kepo deeeh." Ucap Nero dengan nada lembut.

"Heh serius, darimana?"

"Tau sendiri dong."

"Gak mungkin." "Haha pokoknya tau deh."

"Tau darimanaa? Atau gak gue tutup nih pagernya."

"Ehiya, iya. Dari Atew."

"Atew? Boong!"

"Emang hehe." Chira hanya tersenyum paksa, "lo temen apa sih sama Razan?"

"Temen sekelas pas smp."

"Oooh." Nero manggut-manggut.

"Kok lo kenal Atew?"

"Murid gue."

"Murid?"

"Murid drum gue. Dia les di gue gitu."

"Oalah."

"Ehiya, gue udah tau semuanya dari Atew." Chira kaget, "hah? Semuanya? Semua tuh maksudnya apa aja?"

"Gue baca chat lo sama Atew."

"Demi apa? Kok?"

"Ye yee gue udah tau~" Ucap Nero sambil bernyanyi dengan nada seperti anak tk dan tidak lupa untuk sedikit berjoget.

"Apa aja?!! Ih, sampe mana bacanya?!!!" Chira memukul-mukul lengan Nero.

"Apa yaa? Maunya sampe mana?" Tiba-tiba pipi Chira terasa panas dan dia yakin pasti sudah ada semburat merah di kedua pipinya.

"Ih seriusss!!"

Nero tertawa puas melihat wajah penasaran Chira. Tiba-tiba bunda muncul dari pintu teras. "Dek? Temennya gak disuruh masuk?"

Chira langsung menengok ke belakang, "gausah bunda, di luar aja."

Kemudian kembali menoleh kearah Nero yg sedang tersenyum sopan kearah Bunda.

"Ini siapa?" Tanya bunda ramah kepada Nero.

"Nero, tante hehe mau ketemu aja sebentar gapapa kan, tante?"

"Ohiya, iya gak papa. Chira disuruh masuk dong temennya."

"Gausah buuun."

"Yaudah, bunda masuk dulu yaa."

"Iyaaa!!" Teriak Chira.

"Tuh, nyokap lo aja ngebolehin. Masa lo enggak?"

"Yee bodo, eh tadi darimana?"

"Cie kepoo. Udah tau deh pokoknya gue, semuanya." Jawab Nero dengan senyuman usilnya.

"Gak mungkin! Orang gue gak pernah cerita apa-apa ke Atew."

"Orang gue liat sendiri sih, yeeeuu!!" Jawab Nero sambil menudingkan jari telunjuknya ke Chira, berniat untuk meledeknya.

"Ihh, ceritain apaan ajaa!!"

"Mau banget, ya?"

"Iya. Kalo gak, ngapain gue maksa."

Nero tertawa kemudian handphonenya berbunyi, "tunggu bentar ya." Nero mengangkat telfonnya dan berjalan sedikit menjauh dari Chira. Setelah agak lama, dia kembali lagi, "ceritanya nanti aja ya, gue ada perlu nih. Oke?"

Chira hanya menunjukkan wajah kesalnya.

"Bales line ya, nanti!" Ucap Nero sambil naik keatas motornya dan memakai helm, "nanti di line, oke?" Chira hanya mengangguk.

"Bales gak nih?" Tanya Nero lagi.

"Iyaa, bawel!" Nero tersenyum sebentar kemudian melaju entah kemana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang