Part 3. LONDON

11 0 0
                                    

                   *AUTHOR’s POV

                Hari ini Liam, Valencia, dan Ibu dari Valencia akan berangkat ke London.  What a day! Sperti biasa mereka selalu dikerumuni media pers. Mereka adalah bintang terkenal sekali lagi. Mereka pun berpamitan pada media pers, ada juga media pers yang ikut ingin meliput kegiatan kami. Valencia sebagai anak Hannah Maddy sebenarnya keberatan. Dia harus ikut menanggung nama besar ibunya Hannah. Tapi di lain sisi Valencia senang bisa keliling dunia dan sekarang di hadapannya ada Liam Payne, cowok yang sangat dikaguminya.

                Valencia’s POV

                Pesawat kami telah datang, aku bersiap untuk terbang. Sesungguhnya aku memeliki trauma dengan penerbangan sejak Mama mengajakku ke Jepang disana ada kesalahan teknis yang membuat kepalaku kebentur benda keras, aku tak bisa menghafal banyak sekarang aku bak layaknya lansia yang mudah pikun. Kau sebenarnya ketakutan. Tapi apa daya demi ibumu dan Liam bukan? Lagian ini juga musim panas. Tunggu sejenak akankah aku bertemu kembarku?

“Hey, Lencia. Are u okay?”

“Hah.. pardon?” aku pun tersontak kaget setelah Liam bertanya padaku.

“are u okay? Your face omg pucat banget.” Apakah itu tanda khawatir?

“Aku hanya .. hanya oh ya aku merindukan saudara kembarku. Ya London, dia tinggal disana.”

“Ah, kau tak usah mencemaskan diva. Pastilah dia ingat denganmu, kau tak merasakan getaran rindu?”

“Ya, aku merasakan getaran rindu.” *sebenarnya bukan itu Liam, aku takut terbang. Andai kau dapet menjadi pangeranku. * ucap mu dalam hati.

“kau tak takut terbang kan?” tanya Liam, sontak mengejutkanku bagaimana dia bisa membaca pikiranku?

“Hah? Sejujurnya.. iya. Aku pucat karena itu.”

“Ohh tidak, aku akan menjagamu.”

“Awhh, terimaksih”

AUTHOR’s POV

                Mereka pun segera menuju boarding hall dan naik ke pesawat. Segala urusan di bandara telah diselesaikan. Sekarang apa? Pesawat! Ya Cia phobia akan penerbangan. Liam harus menjaga Cia. Liam pun benar-benar memenuhi janjinya. Kau duduk di tepi dekat jendela, liam di tengah, dan ibumu paling pinggir sendiri. Setelah memenuhi intruksi dari pramugari yang dengan cantik menjelaskan segala demi keamanan bersama.

“Kau tak usah takut ada aku di sampingmu.”

“Yah kau benar.” Hembusan nafas pun kau keluarkan

“Bersiaplah kita akan segera berada di awing-awang tarik nafasmu dalam-dalam dan lalu..”

“bilang hembuskan secepatnya Liam, jangan kau pandangi aku seperti itu.”

“haha iya kau benar dan hembuskan.” Cia pun membuang nafasnya, sedikit lega. Perlahan pesawat ini bak panah yang ingin menusuk awan. Kita sudah di atas. Rata dengan awan :)

“Terimakasih Liam.”

“My pleasure, Cia” Cia hanya bisa tersenyum, mengharap lebih conversation dengan Liam sesungguhnya.

                YEYYY LONDONN! WE’RE COMING! Cia dan rombongoan pun sampai di London. Kurang lebih 4 jam perjalanan dari amerika ke London via udara. (kalo ga salah sih ya -_-) Cia mengantuk. Ia tadi terpaksa tidur untuk tidak membayangkan hal yang tidak-tidak akan terjadi di pesawat nantinya. Liam dan Mom Hannah terpaksa melempar senyum untuk menyambut para fans setia mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 14, 2013 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WORLD AND SKYWhere stories live. Discover now