"Ayah, Arin izin keluar sebentar.."
"Pasti kamu mau ketemu sama pacar kamu itu. Kamu gak boleh keluar, cepat masuk kamar."
"Sebentar saja ayah, Arin mau ketemu Ando."
"Cepat masuk kamar!"Arin masuk ke kamar dan mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan . Ayah Arin tak merestui hubungan Arin dan Ando karena berbeda agama. Tetapi cinta diantara mereka yang membuat mereka bisa bertahan. Arin membuka jendela kamarnya, Ando masih setia menunggunya didepan gerbang rumah Arin. Arin menangis melihat Ando yang masih setia menunggunya.
"Andoo.."
"Iya Rin,"
"Maaf malam ini kita gak bisa jalan,"
"Ok, aku ngerti Rin. Ayah kamu gak ngizinin kita jalan 'kan? Yaudah aku pulang ya, good night.."
Paras polos Ando membuat Arin luluh, senyumannya membuat Arin bangkit dari tangis. Kata-kata yang keluar dari mulut Ando membuat Arin tak mau meninggalkannya, rangkulan tangannya meneduhkan jiwa. Jika mengingat wajahnya Arin tak kuasa menahan tangis. Menangis karena sedih bila harus meninggalkannya. Beda agama. Hanya itu yang terus menjadi pokok pembicaraan ayah Arin.