Lima tahun yang lalu...Clara menyandarkan kepalanya di pundak Andre. Sedangkan Andre yang sibuk menghabiskan popcorn-nya sedang serius menatap layar kotak berkaca yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Kebiasaan mereka menonton film dvd kesukaan mereka bersama di rumah Clara.
"Dre..."
"Hm..." jawab Andre hmasih mengunyah popcorn-nya.
"Kamu tidak akan pernah ninggalin aku, kan?" tanya Clara. Beberapa hari terakhir ini entah mengapa hatinya merasa gundah. Seakan ada rasa takut jika Andre akan meninggalkannya kapan saja pria itu mau.
"Dre. Jawab dong.." rujuk Clara.
"Hmm..."
"Jangan cuma 'hm' aja dong. Jawab..." rengek Clara.
"Kamu itu bisanya ganggu orang aja dengan pertanyaan bodohmu."
"Maaf. Tapi dijawab ya pertanyaanku..." Clara menengadahkan kepalanya yang masih bersandar di bahu Andre untuk menatap wajah pria itu.
Andre memiringkan kepalanya sedikit menatap Clara. Lalu mendengus dan mengembalikan pandangan matanya kembali pada televisi.
Clara berdecak kesal, tidak terima dengan sikap Andre barusan.
"Karena kamu udah membuat aku melepaskan tatapan mataku dari film itu," Andre menunjuk jari telunjuknya ke layar televisi. "Kamu harus traktir aku sushi tei weekend nanti."
"Kok gitu? Aku-kan cuma tanya. Bukan lagi pinjam duit, Dre."
Clara mengangkat kepalanya dari bahu Andre. Ia tidak terima permintaan Andre. Walaupun sebenarnya ia tidak ada masalah dengan mentraktir Andre. Namun ia tidak mau mengalah cepat kali ini.
"Mau dengar jawabanku tidak? Kalau tidak mau ya aku sih gak maksa," Andre kembali serius menatap televisi.
"Ok. Deal! Sushi tei at saturday. Happy now?" seru Clara.
"Good girl," jawab Andre sambil mengacak-acak rambut Clara. "Dengerin baik-baik ya. Karena aku cuma bilang sekali. Pasang telinga kamu dengan benar," ledek Andre pada akhirnya mendapat anggukan dari Clara.
Gadis itu menelan air liurnya. Jantungnya sudah mulai berdetak semakin lama semakin kencang.
Jantung bodoh bahkan Andre belum mengucapkan satu kata pun namu kau sudah berdetak seakan ingin melompat dari dada ini.Andre menatap Clara dengan pandangan lembut dan tersenyum.
"Aku nggak akan pernah ninggalin kamu Ra," kalimat itu membuat hati Clara berbunga-bunga. Begitu juga perutnya yang terasa seakan ada ratusan kupu-kupu berterbangan di dalamnya. Namun Andre melanjutkan ucapannya, "Kecuali kalau Tuhan yang mau aku menjauh dari kamu."
Clara terdiam. Tanpa ia sadari matanya sudah dihiasi air bening di pelupuk matanya.
"Maksud kamu?"
"Maksud aku jika Tuhan minta aku pulang ke rumah-Nya. Saat itulah aku baru akan ninggalin kamu."
Clara menunduk dan memberikan pukulan ringan di dada Andre. Tidak setuju dengan perkataan terakhir Andre. Refleks Andre memegang dadanya yang baru saja dipukul Clara berpura-pura meringis kesakitan walaupun yang sebenarnya tidak ada rasa sakit dalam pukulan gadis itu.
Clara menghapus cepat air matanya yang hampir jatuh. Tidak mau ketahuan oleh Andre.
"Sakit Ra."
KAMU SEDANG MEMBACA
Warm Heart
RomanceAndre tidak menyangka bahwa ia akan bertemu kembali dengan Clara. Sahabat yang telah meninggalkannya selama lima tahun. Lebih mengejutkan lagi orang tuanya mengikat mereka dalam pertunangan. Namun semuanya telah terlambat. Andre bersikap dingin terh...