Oneshoot

660 66 6
                                    

Jeonghan melangkahkan kakinya dengan malas menelusuri koridor kampus yang panjang. Wajahnya terlihat lesu sekali dan tidak ada senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya. Ia hanya tersenyum tipis saat teman-teman kampusnya menyapanya. Tidak, Jeonghan tidak sedang sakit. Ia hanya sedang bosan dengan rutinitas sebagai mahasiswa yang dijalaninya. Jeonghan berhenti saat merasakan ponselnya bergetar yang menandakan sebuah pesan masuk. Wajahnya yang terlihat tak bersemangat langsung berbinar begitu melihat sang pengirim pesan.

From: Seungcheollie

Jeonghan-ah, apa kau ada kelas sehabis ini?

Jeonghan membalas pesan itu dengan senyum merekah di wajahnya.

To: Seungcheollie

Kelasku baru saja selesai baby, ada apa?

From: Seungcheollie

Bisa temui aku di cafe dekat kampus? Kita perlu bicara.

To: Seungcheollie

Arrasseo, tunggu aku sayang.

From: Seungcheollie

Hm.

Jeonghan menaruh ponselnya di dalam saku celananya. Keningnya berkerut heran, tidak biasanya Seungcheol seperti ini. Biasanya, Seungcheol akan mengiriminya pesan berisi gombalan yang membuat siapa saja yang membacanya akan muntah. Seungcheol juga suka memanggil Jeonghan dengan sebutan yang aneh-aneh seperti sugar, honey, princess, baby, candy, my love, my world, dan panggilan-panggilan aneh nan menjijikkan lainnya, tapi Jeonghan menyukainya.

Pikiran-pikiran negatif mulai berkeliaran memenuhi kepala Jeonghan. Jeonghan menggeleng pelan, ia harus berpikir positif. Mungkin Seungcheol sedang ada masalah sehingga ia bersikap seperti itu. Ya, Jeonghan harus berpikir positif!

Jeonghan menarik nafas dalam sebelum kembali berjalan menyusuri koridor kampus menuju café dekat kampus tempat ia dan Seungcheol biasa bertemu. Tidak butuh waktu lama bagi Jeonghan untuk sampai di café. Café itu terlihat sepi, orang-orang sedang sibuk menjalankan rutinitas mereka masing-masing di luar sana.

Klining~

Suara bunyi lonceng menandakan seseorang telah masuk ke dalam café. Jeonghan mengedarkan pandangannya pada seisi café. Pandangannya terhenti pada sosok berambut hitam legam di sudut café. Sosok itu tampak berkutat dengan ponselnya, sama sekali tidak memperdulikan lingkungan di sekitarnya. Tanpa sadar Jeonghan mengangkat kedua sudut bibirnya dan berjalan dengan langkah yang ringan menuju sosok itu. Jeonghan lalu duduk di depan sosok itu dan berdehem pelan.

Sosok itu mengangkat kepalanya. "Oh kau sudah datang Jeonghan-ah."

Senyum yang merekah menghiasi wajah Jeonghan perlahan memudar. Lagi-lagi Seungcheol bersikap aneh. Biasanya, Seungcheol terlebih dahulu akan mengecup ringan sudut bibir dan puncak kepalanya lalu mengucapkan kalimat-kalimat manis yang Jeonghan suka. Namun kali ini, Seungcheol bahkan tidak melempar senyum padanya.

"Ada apa sayang? Tumben sekali kau mengajak bertemu. Apa kau merindukanku?"tanya Jeonghan sambil tersenyum manis. Ia mengulurkan tangannya untuk membenarkan rambut Seungcheol yang sedikit berantakan.

Namun apa yang dilakukan Seungcheol setelahnya benar-benar membuat Jeonghan terkejut. Seungcheol menahan tangan Jeonghan lalu mendorongnya pelan sehingga Jeonghan mau tidak mau menarik kembali tangannya. Jantung Jeonghan berdegup dengan kencang, ia memiliki firasat buruk tentang hal ini.

"Aku ingin berbicara sesuatu."ucap Seungcheol serius dengan tatapan yang tajam.

"Bicaralah."ucap Jeonghan setenang mungkin dan tidak melepas senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

The Sweetest ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang