Yeayyy part 9
Bersyukur masih konsisten sama jalan cerita dari awal buat orange kiss. Mohon maaf sekali lagi karena masih ada yang typo biarpun aku udah coba baca ulang. Namanya ketik di hp ya resikonya begini *alibi banget*Oke deh
let's continueNoah membolak balikkan badan ke kiri dan kanan. Dia menendang selimut, lalu kembali menariknya menutup hingga kepala. Lalu kemudian bangun, terduduk sambil mengacak-acak rambutnya. Tangan kekarnya menyingkirkan selimut berwarna putih yang menutupi kedua kaki. Pria itu berjalan meninggalkan kamarnya dengan anggun, menghampiri dapur yang tak jauh dari kamar tidurnya. Dia membuka lemasi es tersebut, mengambil sebotol minuman soda, menarik penutup kaleng hingga terdengar bunyi soda yang membuih.
ceesshhh...
Segera dia menenggak minuman itu, membiarkan beberapa tetes membasahi kedua sudut bibirnya karena terburu-buru. Noah meminum habis minuman itu, lalu membuang botol kalengnya sembarangan. Matanya menatap kosong pada seisi ruangan, mendengus kesal pada kesepiannya.
Noah menyalakan televisi, memindahkan channel dengan cepat, mengganti-ganti tanpa tahu apa yang ingin ditontonnya. Lalu melemparkan remote di atas sofa. Hatinya merasa gelisah, gundah gulana. Dia tahu bahwa perasaannya akan lebih sakit kalau saja dia tetap berpura-pura menerima gadis itu dengan seutuhnya. Menerima pengakuan Lyla bahwa dia adalah Bale-nya. Bale dengan karakter keras namun tetap memiliki kelembutan. Tapi Noah bukanlah Bale. Dia tak bisa berpura-pura tidak tahu bahwa yang dilihat dari dirinya hanyalah gambaran seorang Bale. Pria lemah dengan kelembutan dan kasih sayang yang sangat dirindukan oleh Lyla.
Pria itu bangun dari tempatnya duduk. Dia berjalan menuju pintu, membukanya kemudian pergi keluar. Suara mesin mobil meraung menembus malam yang semakin larut.
Mungkin sebenarnya dia tak benar-benar menyalahkan Lyla atas perasaan kacaunya ini. Terlalu naif kalau dia tak merasa cemburu tapi terlalu berlebihan ketika kecemburuannya seakan buta. Cemburu pada seseorang yang jelas tak lagi berwujud, sesuatu yang bahkan tak lagi dapat disentuh ataupun dilihat.
Noah semakin menambah kecepatan, hingga terasa dari kursi tubuhnya kemudi melompat-lompat, terpental. Dari balik tenggorokannya terdengar suara geraman yang parau, terdengar berat. Sekali lagi Noah menginjak pedal, mobilpun berlari semakin cepat. Deru mesinnya semakin terdengar tapi tak menggetarkan dirinya, dia menghembuskan napas, cemberut dengan keputusasaannya.
Tak berapa lama setelah perjalanan panjang yang menguras emosi dan adrenalin. Mobil berhenti memasuki lobby sebuah club, lalu dia keluar dengan suara bantingan pintu mobil yang menggebruk. Seorang penjaga vallet datang menghampirinya, dia memandang acuh. Noah melemparkan kunci kepada pria muda itu. Pria itu memberikan salam yang dibalas dengan tatapan mata abu-abu yang dingin.
Noah masuk, lalu berjalan dengan anggun memasuki club. Terlihat beberapa pria tertawa bersama temannya, mereka memandang remeh pada pria frustasi ini. Tapi Noah sama sekali tak ingin memulai kekacauan dengan melirikkan matanya yang mulai berkabut, menghitam.
Dia duduk di sebuah bangku kosong tepat di depan sang bartender. Dia mengacungkan satu jari dan sang bartenderpun langsung mengerti yang dipesan Noah. Pria baretender mengangguk, lalu menuangkan sebotol minuman ke gelas dan menaruh tepat di samping tangan Noah.
"Hei, kau sudah sangat lama sekali tak berkunjung sir." pria itu memberikan senyuman manis, mengedipkan mata.Lama Noah memandangnya dan hanya memberikan senyuman sinis. "Dan aku kembali pada iblis ini." Noah mengacungkan gelas pada pria itu, lalu segera menenggaknya.
"Kau datang sendiri, sir?" pria bartender mendekati Noah, menghentikan aktivitasnya.
"Yup, aku selalu berakhir dengan sendiri huh? Mungkin lebih baik seperti itu, Jhon." Noah menaruh gelas, suaranya mulai terdengar normal. Dia kembali meminta satu gelas lagi minuman lalu dengan segera Jhon menuangkan minuman yang diminta. Noah menenggak habis.
"Berikan satu botol untukku, Jhon."

KAMU SEDANG MEMBACA
Orange Kiss
ChickLitLyla begitu kehilangan Bale. Semua tujuan hidupnya tak lagi berarah. Dia merasa semua seakan hancur. Ditengah kehampaannya Lyla bertemu Noah pria seksi yang semakin mengingatkannya pada Bale. Terima kasih buat @yangechan karena udah ngerekomendasiin...