Part II : One step

384 45 21
                                    

"Selamat pagi, tuan! Cepatlah bersiap. Kau bisa terlambat."

Mikha mengerang kasar sambil mengacak rambutnya frustasi.
Baru saja jantungnya hampir kehilangan fungsi kerjanya karena gadis di sampingnya itu.

Gadis hantu itu sudah seperti alarm saja.
Dan mungkin memiliki alarm sejenis ini bisa di katakan sebuah bencana.

"Sudah berapa kali ku bilang?! Jangan. Ganggu. Aku!" Bentak mikha dengan suara berat khas pria yang baru saja bangun tidur.
Ia memberi penekanan di tiap katanya. Mencoba mebuat hazel mengerti.

"Kurasa aku tidak mengganggumu." Hazel menempelkan jari telunjuk pucatnya di dagu. Menunjukan air muka berfikir.

Mikha mendesah panjang kemudian menyikap selimutnya. Otot-otot yang baru setengah jadi itu terlihat sedikit menggiurkan saat tak terbalut sehelai benang pun. Belum lagi hanya ada celana tipis ketat yang menutupinya.

Hazel sudah cukup biasa melihat mikha seperti ini.
Dia ingat betul saat pertama kali ia datang dan mulai mengikuti mikha tanpa sepengetahuan pria itu.

Hazel harus menahan nafasnya agar tidak mati untuk kedua kalianya saat melihat mikha shirtless atau bahkan saat-saat seperti ini.

"Dari sisi mana kau menganggap, membangunkan bos besar saat liburnya adalah tidak mengganggu?!" Pekiknya dengan bola mata yang hampir saja keluar dari tempatnya.

Mikha benar-benar tidak mengerti kenapa gadis jadi-jadian ini bisa mengenalnya. Dan, Hey! Sejak kapan dia punya indra ke enam?

"Aku tidak salah. Aku memang tidak mengganggu bos besar yang libur. Aku membangunkan bos besar yang punya meeting mendadak jam sepuluh nanti." Hazel menyilangkan tangannya di depan dada. Nada bicaranya benar-benar terkesan seperti anak kecil yang tidak mau salah di mata mikha.

Alis mikha cukup berkerut mencoba mencerna maksud hazel.

"Maksudmu?" Tanya mikha santai.

"Cell phone?"

"Uh?" Mikha makin bingung.

Dengan hati-hati, pria itu mengambil ponselnya di nakas sampingnya. Ia mengaktifkan benda pipih itu, karena ia menang selalu mematikannya saat ia beristirahat. Ia menganggap ponsel adalah gangguan hidup utamanya.
Tapi mungkin, setelah ini hazel lah yang menggantikan posisi ponsel itu di hidup mikha.

Sangat mengganggu.

Pesan demi pesan yang ternyata menumpuk setelah semalaman penuh ponsel itu tidak aktif mulai memenuhi layarnya.
Ada beberapa panggilan gagal juga dari jane, reuben juga momnya.

Tanpa pikir panjang, mikha menghapus satu persatu notifikasi di tab barnya.
Dia terus menggeruti dalam hatinya soal gadis hantu di depannya.

Ini hari liburnya. Dan seharusnya dia bisa menikmati hari tanpa satu pun pekerjaan kantornya.

From : JAMES

Smith meminta meeting mendadak. Ponselmu mati. Jam sepuluh di gedung utama, dude!

P.s : dia memaksa. Jangan salahkan aku.

"Bagai-bagaimana kau-"

Mikha terdiam. Ia tak dapat melanjutkan kata-katanya. Bahkan kutukan-kutukan yang sudah di siapkannya seolah lenyap begitu saja.

"Aku tau, bahkan saat benda itu tidak aktif sekalipun." Hazel membusungkan dadanya bangga. Point tambahan untuk hazel kali ini.

Mikha mendengus dan dengan gerakan cepatnya, ia berdiri menyambar handuk di almarinya kemudian masuk ke kamar mandi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang