[2]-Shoes

8.1K 810 2
                                    


2.'Shoe Problem' »»» Edited
________________

(Namakamu) menghentakkan kakinya mencari kesibukan untuk mengurangi beban pikiran yang membuat dirinya kesal.
Saat ini (Namakamu) sedang duduk di bawah pohon rindang, duduk dengan tangan di bawah dagu, dan kaki yang ia hentakkan berulang-ulang menciptakan irama tersendiri untuk memecah keheningan.

Tak ada pikiran sedikitpun untuk menemui Lelaki itu-kenyataannya (Namakamu) tidak punya nyali besar, sampai ia memutuskan untuk berdiam diri, mungkin dengan tidak ikut mata pelajaran Pak Aryanda pikirannya cukup tenang,
Beruntung pelajaran Pak Aryanda hanya berlangsung satu jam pelajaran yakni empat puluh lima menit, jadi (Namakamu) tidak perlu menunggu lebih lama.

Bel pulang sudah dibunyikan dengan segera (Namakamu) bangkit menuju kelas.

__________

Tiga orang ini membuat segerombolan siswa mengikutinya, entah apa yang membuat gerombolan siswa/i mengikuti tiga lelaki ini, terlihat jelas rasa kekesalan terpancar dari lelaki yang ada di barisan depan, tubuh nya jangkung rambutnya belah samping, dahinya dihiasi oleh plester, hidungnya mancung, pakaiannya jauh dari kata rapi, bajunya yang lusuh dikeluarkan tak ada nama dada, tak ada dasi, tak ada lokasi kelas dan sekolah, hanya logo SMA yang tertempel di saku bajunya, dan sebuah sepatu yang ia jinjing. tanpa nama yang tertempel di bajunya pun semua sudah tau bahwa dia adalah-Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.

Gayanya juga diikuti oleh dua lelaki di belakangnya, disebelah kanan, dia adalah Bastian Steel dengan anting bulat hitam di telinganya dan rambutnya yang bergelombang. Di sebelah kiri Bastian, pria bertubuh gempal dengan hidungnya yang sedikit pesek dan mata sipit dia adalah Teuku Rizky Muhammad-Kiky.

Ketiga lelaki ini melewati setiap kelas, murid-murid yang tadinya ingin pulang berubah pikiran sehingga mengikuti tiga lelaki ini.
Kini mereka bertiga sudah ada di depan kelas X-3 kebetulan kelas ini belum ada yang pulang, karna bel baru dibunyikan.

"Dimana temen-temen lo?" Tanya Iqbaal kepada seseorang yang ada di depan kelas-Udin.
Udin gugup, bingung ingin berkata apa, apalagi melihat wajah Mengerikan Iqbaal.

"Bentar kak," Dengan keberanian yang tersisa Udin kembali masuk ke dalam kelas,"Gawat teman-teman!!!" suara Udin membuat seisi kelas heboh, Steffi dia langsung berhenti memoleskan bedak ke wajahnya.


"Diluar ada Kak Iqbaal, sama temen-temennya."

"Apa???" Serentak seisi kelas bingung khawatir ketakutan.

"Dia nyari... orang yang udah... bikin... jidat dia luka." jelas Udin terbata-bata. Alwan, Beny, Ipul saling menatap, Ketakutan.

"Gue rasa lo gak bakal pulang dengan selamat Pul."

Gebrak.

Pintu ditendang oleh tiga orang ini bergantian-Iqbaal, Kiky, Bastian, sebelumnya Bastian sudah mengusir gerombolan murid yang mengikutinya, pintu kembali ditutup hanya untuk memastikan tidak ada guru yang melihat.

"Duduk semua!" teriak Bastian, sementara Kiky berjaga-jaga di dekat Pintu. Seolah sedang dalam Masa Orientasi yang menjadi momok menakutkan bagi siswa, semua menurut ketika disuruh duduk termasuk Alwan, Ipul, dan Beny. Iqbaal dia dengan Santainya duduk diatas meja guru sambil mengunyah permen karetnya, tapi tatapannya masih garang.

AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang