Chapter 3

48 4 1
                                    

Pukul 18.00
Raja sedang duduk di balkon istana bersama Permaisuri. Tiba-tiba datang seorang komandan pemimpin pasukan yang ditugaskan mencari ksatria murni itu.

"Paduka raja, kami tidak menemukan apa pun di lokasi asal cahaya itu berada." kata komandan itu.

"Tapi kami menemukan orang yang ada disana saat kejadian itu terjadi."

"Siapa dia ?" Jawab Raja

"Bawa dia masuk !" Komandan itu memerintah pasukannya.

Sesorang berbadan tinggi dengan badan kekar masuk ke ruangan itu. Dia adalah Cornelius. Para penjaga segera keluar dari balkon dan menutup pintunya.

"Cornelius ?" Tanya Permaisuri heran.

"Halo, Raja dan permaisuri. Sudah lama kita tidak bertemu." Cornelius membungkuk memberi hormat.

"Jadi, apa benar kau tahu siapa ksatria murni itu ?" Tanya Raja Sebastian.

"Ya raja, dia adalah Baron. Putra tunggal dari Jorge." Jawab Cornelius.

Tiba-tiba terdengar suara gelas pecah dari arah pintu balkon. Ternyata Brenda, ibu dari Baron. Brenda sangat terkejut mendengar pembicaraan Cornelius dan Raja Sebastian sehingga dia menjatuhkan nampan berisi cangkir teh itu.

"Maafkan saya Raja dan Permaisuri. Saya akan mengambil yang baru." Brenda menutup mulut dan pergi dengan air mata menetes di pipinya.

"Aku akan menyusulnya" kata permaisuri. Permaisuri pun mengejar Brenda.

"Ah, aku lupa kalau ibu Baron bekerja disini." Kata Cornelius

"Wah, ternyata Jorge mewariskan darah ksatria murninya kepada putranya." Kata Raja sebastian tanpa menghiraukan perkataan Cornelius.

"Ngomong-ngomong, dimana Baron itu sekarang ?" Raja Sebastian bertanya.

"Dia sudah berada di camp pelatihan kita di hutan Dio." Cornelius menjawab.

"Hmm, bagus. Aku akan ke sana besok. Aku ingin memberi peringatan kepada mereka. Aku yakin sesuatu yang besar akan terjadi". Kata Raja Sebastian.

"Aku ingin kau tetap di sini Cornelius. Besok pagi aku akan mengirimkan Sam dan pasukannya ke Meomorads. Aku tidak ingin istana ini kekurangan penjagaan." Raja Sebastian melanjutkan perkataannya.

"Dengan senang hati Paduka Raja. Aku juga yakin sesuatu yang besar akan terjadi tidak lama lagi." Kata Cornelius.

"Ya, mungkin dalam waktu 2 Minggu lagi. Kita akan menghadapi peperangan besar. Kita harus mencari strategi untuk mengalahkan Pasukan Sync." Raja Sebastian berhenti sejenak lalu meneruskan. "Kita akan kekurangan pasukan jika tidak menarik pasukan dari Meomorads kembali ke Tolan. Tapi jika kita menarik pasukan dari Meomorads. Maka kita akan kehilangan Meomorads. Suatu keputusan yang sulit."

Keduanya lalu terdiam.

~~Sementara itu Brenda dan permaisuri~~

"Brenda ..." Permaisuri menenangkan Brenda.

"Aku tahu perasaan seorang ibu pada saat seperti ini." Permaisuri merangkul Brenda, dan mereka duduk di sofa.

"Aku tidak ingin anak ku bernasib seperti ayahnya" Brenda mengelap air matanya. "Aku tidak ingin kehilangan orang yang kucintai untuk kedua kalinya"

"Baron tidak akan mati di medan pertempuran. Dia anak yang tangguh seperti ayahnya. Aku yakin dia akan mengalahkan pasukan Sync." Kata Permaisuri.

Mereka berdua pun bercakap-cakap. Walaupun status mereka berbeda jauh, tapi mereka sering curhat, permaisuri sudah menganggap Brenda sebagai sahabatnya, begitu juga Brenda.

Disisi yang berbeda Putri Erin sedang di ruang belajar kakaknya. Ruang belajar kakaknya selalu di penuhi oleh buku buku. Yang raknya sampai menyentuh langit-langit ruangan.

"Kak, kau tahu kan kerajaan kita akan mengalami peperangan besar ! Dan kau cuma duduk disisini tanpa pernah keluar dari istana untuk bertemu dengan masyarakat." Putri Erin mengoceh.

"Hei ! Kau jangan meremehkan aku yang hanya di istana saja. Aku disini selalu membaca buku, untuk menambah pengetahuan ku, aku berusaha mempelajari hukum-hukum, politik, dan lain-lain. Yang mungkin berguna jika aku menjadi raja kelak." Pangeran Zelon balas mengoceh.

Putri Erin terdiam. Dia tahu bahwa tugas yang akan diemban kakaknya kelak merupakan tugas berat. Dan dia harus siap pada waktunya.

Zelon pun melanjutkan membaca bukunya. Putri Erin pun berusaha menyibukan dirinya dengan mencari buku di rak-rak kakaknya.

Dia menemukan buku yang berisi tentang kejahatan yang pernah terjadi di Tolan.

Dia membuka halaman demi halaman. Buku itu berisi tentang kejahatan besar yang pernah terjadi di Tolan. Saat dia masuk ke bab penjahat terkuat. Disitu hanya ada 2 orang. Yaitu, seorang wanita bernama Monique Saldaraan dan seorang laki-laki bebadan kekar bernama Max

Putri Erin hanya tertarik dengan Monique Saldaraan.

Wanita seperti dia bisa melakukan kejahatan yang besar ? Memang apa yang dilakukannya ? Putri Erin berkata dalam hati.

Pada kotak foto. Wanita itu terlihat berumur 25 Tahun. Tapi setelah putri Erin lihat tahun kelahirannya, ternyata wanita itu berumur 45Tahum.

Apa yang membuatnya tetap terlihat sangat muda ? Putri Erin semakin penasaran. Karena penasaran dia bertanya kepada kakaknya.

"Kak, sebenarnya, apa yang dilakukan Monique Saldaraan sehingga dia masuk penjara ?". Putri Erin mendekati kursi di dekat kakaknya.

Pangeran Zelon pun menaruh buku yang sedang dibacanya dan menjawab pertanyaan adiknya.

"Dahulu, dia masuk di akademi penyihir. Dia merupakan penyihir terkuat di akademi tersebut. Walaupun dia masih menjadi murid, tapi dia sering disuruh untuk mengajarkan murid yang lain. Dia sangat di hormati disana." Zelon menyesap tehnya dan melanjutkan.
"Suatu saat saat dia sedang berjalan-jalan di dekat akademi itu. Ada seseorang yang sedang berjalan terburu-buru menabraknya. Monique Sangat marah, apalagi orang itu tidak meminta maaf dengannya. Karena saking marahnya, Monique membunuh orang tersebut dengan sihirnya. Monique pun di tangkap oleh gurunya dan diadili di akademi itu. Monique membela dirinya, dengan alasan semua orang harus menghormatinya. Tapi para sensei disitu menolak alasannya. Dan Monique pun kembali murka dan dia membunuh semua Sensei disitu dan meruntuhkan akademi sihir tersebut. Monique pun di tangkap dan di jebloskan ke penjara. Monique di tempatkan di sel khusus bersama Max. Di sel itu berisi puluhan batu yang dapat melumpuhkan ilmu sihir."
Jelas Zelon panjang lebar.

"Ternyata banyak yang belum aku ketahui ya ? Mungkin aku butuh seorang guru untuk mengajari ku sejarah. Mau kah kau mengajari ku kak ?" Tanya putri Erin.

"Aku tidak punya waktu. Dan sebaiknya kau tidur." Zelon mengiraukan adiknya. Putri Erin pun meninggalkan ruang belajar kakaknya.

Gadis berumur 22 tahun itu berjalan menuju kamarnya. Di perjalanan menuju kamarnya, dia bertemu Brenda. Brenda pun berbicara.

"Putri, aku sudah menaruh susu dan roti di kamar mu untuk malam ini." Kata Brenda.

"Terimakasih Bi" Putri berterimakasih.

Tapi putri melihat mata Brenda yang merah seperti habis menangis.

"Anda tidak apa-apa bi ? Anda terlihat seperti habis menangis." Kata Putri.

"Tidak, aku tidak apa-apa" Brenda meninggalkan Putri Erin.

Putri Erin pun masuk ke kamarnya. Dia menghabiskan susu dan roti dari Brenda dan pergi tidur.

Di dalam mimpinya. Dia memimpikan Monique Saldaraan yang sedang murka, tapi dia melihat wajah penyesalaan di muka Monique ....

TO BE CONTINUE

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

World Of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang