April 1st, 2018
Hong Kong International Airport
Terminal 1
05:59Aver menarik satu koper besar berwarna ungu cerah. Bibirnya melengkung ke bawah dengan perasaan kesal. Ditatapnya satu persatu mereka yang sedang sibuk memeriksa barang bawaannya.
"Kau mendapatkannya?" tanya seseorang berambut hitam bergelombang dengan headphone menggantung di lehernya.
Pertanyaan itu terdengar seperti ejekan, membuat Aver mendorong perempuan itu pelan. "Aku kehilangan koperku dua kali putaran, Fa! Dua kali!"
"Kau memang payah," ejek perempuan itu lagi
"Dan kau menyebalkan," balas Aver sembari menghentakan kaki pelan.
"Haifa!"
Perempuan yang mengejek Aver tadi menoleh. "Ya?"
"Tolong bantu mengurus pasporku," teriak perempuan dengan rambut dikuncir kuda yang berdiri tidak terlalu jauh.
Haifa hanya menghela napas pendek. "Setidaknya kau tidak merepotkan. Akan kutraktir starbucks nanti." Kemudian Haifa berlari mendekati orang yang berteriak tadi.
"Akhirnya kau menemukan koper kesayanganmu, Abwr?"
Kontan Aver terlonjak ketika seseorang berbicara disampingnya. "Aneh jika kau mengatakan Abwr. Dan ya, akhirnya aku menemukannya."
Ia hanya tergelak pelan. Rambutnya masih terlihat bagus dibalik snapback hitam. Kadang Aver bingung kenapa Aya, Randy, dan Arfi menggunakan topi di bandara yang jelas-jelas tidak panas.
Beberapa dari mereka sibuk mengurus paspor, barang bawaannya yang terlampau banyak, dan ada juga yang hanya berdiri karena urusan mereka sudah selesai.
Yang paling mencolok adalah raut wajah Jessita. Sepertinya perjalanan yang kurang lebih memakan waktu lima jam membuatnya terkena jetlag ringan. Beberapa orang yang tidak sibuk membantunya untuk mengurus paspor serta barang bawaan Jessita. Ya, mereka semua beruntung memiliki satu sama lain.
Setelah semua selesai, mereka berkumpul membentuk lingkaran. Mereka senang sekaligus sedih. Senang karena pada akhirnya mereka semua bisa bertatap langsung, sedih karena setelah ini mereka akan pergi dengan tujuan masing-masing.
"Jadi, kapan keberangkatan pertama?" tanya Arfi memecah keheningan.
"Kira-kira pukul satu siang ke Tokyo," jawab Haifa cepat.
Syifa menautkan kedua alisnya. "Siapa yang pergi ke Tokyo?"
"Aku."
"Aku."
"Dan aku juga," tambah Sasqia, membuat semua orang diam.
"Ayolah. Jangan karena Ram, Aver, dan aku berangkat terlebih dahulu kalian jadi murung," ujar Sasqia dengan tersenyum manis.
"Ayo kita sarapan, dan jika memungkinkan aku butuh tidur." Paul mengatakannya seolah ia belum makan lebih dari satu minggu, membuat beberapa orang tergelak sebentar.
"Bagaimana jika ke Chatime?" usul Rifdah bersemangat.
"Kau serius? Itu ada di terminal dua, lagipula baru akan buka pukul sebelas nanti," ujar Haifa bingung.
YOU ARE READING
The 10th Years Coordinate [AHAWFest]
Fiksi RemajaDua benua, berbagai kota. Berbagai nasib, satu prinsip. Delapan belas manusia, satu keluarga. Ketika mereka dipertemukan pertama kali untuk mengucapkan selamat tinggal. Ketika bertemu kedua kali untuk mengucapkan sampai jumpa lagi. -didedi...