Author
Suasana pagi ini tak jauh berbeda dengan suasana pagi sebelum nya. Pagi yang hening. Tanpa ucapan selamat pagi dari kedua orang tua.
Kedua orang tua Shila telah berpulang. Dalam suatu insiden kecelakaan yang dengan tega merenggut nyawa kedua orang terkasih nya.
Di rumah Shila menjadi sosok yang pendiam sejak insiden itu. Sangat berbeda dengan Shila yang ceria di sekolah.
"Dek, ayo berangkat." Ajak Sony. Kakak tertua nya. Dirumah ini ada 3 bersaudara. Yang pertama yaitu Sony kakak lelaki sekaligus anak tertua di keluarga ini. Yang ke dua ada kak Sany, kakak peempuan Shila. Dan Shila anak bungsu di keluarga ini.
Dan Shila lah yang paling terpuruk sejak insiden kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tua nya.
Sony dan Sany berusaha menyemangati Sheila.
"Dek," suara bariton itu membuyarkan lamunan Shila.
"Kebiasaan deh ngelamun mulu." Celetuk kak Sany. Dan Shila hanya mampu menghela nafas seraya meminum susu coklat di depan nya.
"Udah dek. Jangan sedih terus. Mama sama papa pasti gak suka ngeliat kamu sedih terus."
"Iya.. iya.. Shila gak sedih lagi kok." ujar Shila sambil tersenyum, walau sedikit terlihat memaksa. Sony dan Sany saling berpandangan. Lalu, mereka berdua tersenyum.
"Nah, gitu dong. Udah ayo berangkat. Ntar telat kamu," Shila mengangguk patuh. Ia bergegas menghabiskan susu nya.
"Kak, Shila berangkat dulu ya." Pamit Shila kepada kedua kakak nya.
"Bareng kakak aja dek," tawar kak Sany. Kebetulan arah kampus kak Sang satu arah dengan sekolah Shila.
"Gausah kak, enak naik kendaraan umum." Tolak nya halus.
"Yaudah ati - ati ya."
"Oke." Tangan Shila terjulur membentuk kata ok.
* * *
Shila Pov.
Langit gerimis mulu. Bikin baper aja. Eh, baper sama siapa coba?
Tin...tin..
Ishh, siapa sih. Tan tin tan tin. Di kira film Tintin apa.
Kuarahkan pandangan ku ke arah mobil sport di depan ku.
"Eh, lo anak SMA Harapan?" Dahi ku mengernyit. Ku lirik seragam nya sama dengan seragam yang ku gunakan.
"Ahh.. lo anak baru ya." Tebak ku. Lelaki itu hanya mengangguk.
"Lo mau gak tunjukin di mana SMA Harapan."
What! Dia sekolah SMA Harapan. Tapi gak ngerti di mana tempat nya. Ck..ck..ck.. parah!
"Hello!"
"Eh.. apaan?"
"Lo mau gak anterin gue di mana tempat SMA Harapan. Kayak nya lo anak sana juga." Dia melirik seragam yang ku gunakan.
Ishh! Parah nih anak. Batin ku. Tapi gak apa lah ketimbang gue ujan - ujanan.
"Udah ayo.. bawel deh lo. Lagian lo aneh, masa iya sekolah sana tapi gak ngerti di mana tempat nya," gue segera masuk ke dalam mobil saat dia membukakan pintu untuk ku.
"Ya, kan. Gue anak baru. Maklum kali," ucap nya santai.
"Ya kali."
10 menit kemudian kami tiba di gerbang.
"Ngapain bengong aja. Turun lo." Mata gue mendelik menatap nya tajam. Sialan! Udah seenak nya nyuruh nganterin, eh malah sekarang ngusir. Awas aja lo ya!
"Gue ngerti kok gue ganteng. Biasa aja ngeliat nya." Cih Pd banget ini anak.
"Ganteng dari ujung sedotan iya." Jawab ku kesal. Dia malah tertawa. Kampret! Apes gue hari ini.
"Halo, pak." Sapa ku pada pak satpam. Penjaga gerbang sekolah.
"Halo juga neng, Shila."
Kok gue berasa ada yang ngikutin ya. Dan pas gue balik badan, curut sialan tadi ada di belakang gue. Nyengir tanpa dosa.
"Lo ngapain ngintilin gue. Sorry gue bukan mak lo." Jawab ku ketus.
"Yang ngomong lo nyokap gue juga siapa?"
Anjirr! Masih berani ngebales juga ini orang. Gak inget tadi ngusir - ngusir. Sekarang malah ngintilin orang.
"Sialan!" Umpat ku.
"Eh.. awas!" Teriak nya.
* * *
TBC~
Voment ya..17 maret 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About Us
Novela JuvenilIni cerita tentang kita berdua. Bukan orang ke tiga, ke empat atau yang lain nya. Made : 17 march 16'