Prologue

146 12 2
                                    

Lemah. Aku memang perempuan yang lemah. Fisikku lemah, hatiku pun lemah. Dulu aku kuat, tapi hadirnya membuatku lemah. Semakin hari aku semakin meyakini rasa ini. Semakin hari hati semakin rapuh. Mata ini selalu menitik padanya, mencuri kesempatan memandang manis paras sang "Orang Lain".

"Duluan ya guys! Mau bareng?" Tanyanya padaku. Aku ketemu 'Orang Lain', setelah sekian lama memendam rasa pada orang yg tak bisa diharapkan. Sekarang aku mulai merasakan perasaan rumit itu lagi. Sial. Aku bosan jika hanya bisa memandang punggungnya.

"Enggak deh, makasih." Bodoh. Bukankah kebersamaan yang aku harapkan. Membuang kesempatan untuk merasakan kenyamanan, benar-benar bodoh.

Siapa yang mengira aku akan jatuh. Kebiasaan, keberadaan dan kenyamanan yang entah sengaja ataupun tidak dia berikan. Mungkin dia sengaja hanya untuk menghibur diriku yg lemah. Mungkin. Dan tak ada maksud lain. Siapa yang tak jatuh coba?

Dia pergi, aku memandang lurus lajunya punggung sang 'Orang Lain'. Melepaskan bayangnya, membuatku menyesal hebat. 'Siapa suruh kau menolak? Bodoh'. Aku menghardik diriku sendiri. Sudahlah lupakan.

"Dijemput lav?"
"Iya"

...

'Besok pulang aku minta tolong bareng ya'
'Maaf, pulang kuliah aku ada keperluan sama temenku'
'Oh ok'

Kenapa tiba-tiba badmood? Bukannya udah biasa dijemput bunda. Entahlah.

Selesai untuk hari ini.

Ini hari selanjutnya dan hari ini berjalan seperti biasa. Yang beda, aku sekarang sedang duduk disampingnya. Aku selalu begini, diam tak pernah mau memulai kata. Aku tak pernah punya topik untuk dibicarakan. Aku nggak mau begini, tapi aku nggak tahu harus gimana. Selalu dia yang mencoba memulai. Dia suka bercanda, benar, aku akan berusaha tertawa bagaimana pun. Sempat mengejek dan membuatku cemberut, lalu dia meminta maaf dan menyentuh bahuku membuatku terdiam luluh. Entah, kehadian hari ini tak membuatku bisa fokus kuliah.

Sosok yang begitu indah, tapi aku tak berani menoleh sedikitpun karna jarak ini terlalu dekat. Hanya mencuri sedikit diujung batas mata elang ku. Aku ingin hari ini berjalan lambat. Tapi siapa yang bisa mengatur waktu. Aku ingin hari ini bisa ku lalui kembali, untuk itu sengaja ku menunggu seminggu lagi, karna hari ini bisa ku lalui di hari yang sama.

Patah Hati TerhebatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang