Pagi ini seperti biasa, aku menikmati kopi ku di coffee shop dekat butik.
Aku memilih duduk dekat jendela dan memandangi aktifitas ibu kota di pagi hari. Tiba-tiba saja iqbaal sudah ada di depan ku dengan kopinya.
"Ehem. Selamat pagi" sapanya padaku dengan senyumnya.
"Pagi juga" ku balas senyumnya. Entah mengapa suasana tiba-tiba menjadi hening dan tegang.
"Steff aku mau ngomong sesuatu"
"Apa?" Tanyaku penasaran.
"Sebelumnya aku mau minta maaf"
"Kenapa? Salah kamu apa?"
"Steff... Akulah pacar kakak kamu 2 tahun lalu yang buat dia kecelakaan."
DUAR. Iqbaal menunduk. Tubuhku seperti jatuh dari ketinggian. Sakit dan melemah. Hatiku ku pun pedih mendengarnya. Ini tidak mungkin! Aku menutup mulutku berusaha tidak menangis. Namun sia-sia. Kenyataan mengatakan bahwa aku tengah dekat dengan bisa di bilang pembunuh kakak ku. Oh Tuhan! Aku berlari keluar dari tempat itu. Aku berlari ke sebuah danau. Duduk disana sambi menangis. Tidak mempedulikan tatapan orang-orang sekitar. Tiba-tiba sebuah tangan menyentuh pundakku. Ku angkat kepalaku berusaha menatap orang tersebut dan dia adalah Salsha. Tersenyum dan memandangku,
"Dek.. Lo gaperlu benci sama dia.. Gue udah maafin dia. Lo gabisa salahin dia. Ini udah takdir.. Gue emang harus pergi bukan karena dia tapi karena takdir Tuhan. Lo Gaboleh benci sama dia. Gue tau lo sayang sama dia"
"Tapi kak dia yang buat lo kecelakaan"
"Enggak dek enggak.. Ini udah takdir. Lo maafin dia kan?"
Steffi tersenyum dan mengangguk.
"Kak boleh gue peluk lo? Gue kangen sama lo" Tuhan memberikan kesempatan pada steffi untuk merasakan hangatnya pelukkan kakakknya tersebut. "Udah ya lo jangan nangis lagi. Gue harus balik. Jaga diri lo baik-baik. Dan ingat lo gaboleh benci sama dia. Cintai dia steff. Gue tau lo sayang sama dia" mereka tersenyum dan perlahan bayangan salsha menghilang.
"Steff.." Suara itu membuat steffi membalikkan badannya.
"Steff maafin aku... Aku yang salah waktu itu. Kalo kamu mau jauhin aku gapapa tapi jangan benci sama aku.. Aku.. Aku sayang sama kamu.. Aku cinta sama kamu steff"
Steffi menangis dan berlari ke arah iqbaal. Pelukkan hangat mereka berikan.
"Aku udah maafin kamu. Ini semua udah takdir. Bukan kamu yang salah. Ini takdir Tuhan. Dan..aku juga sayang sama kamu.. Aku cinta sama kamu" iqbaal dan steffi mempererat pelukkannya. Iqbaal mengecup kening steffi lembut. Memejamkan mata dan merasakan cinta mereka yang menjalar di seluruh tubuh mereka.End
Haduhh maafkan cerita abal-abal ini lagi gabut.
YOU ARE READING
DESTINY
Fanfiction"Takdir merupakan cerita yang tertulis dari Tuhan. skenario yang tak dapat di ubah melainkan di terima"