Chapter 2

118 12 0
                                    

"Jadi tolong gunakanlah suara milikku
Yang tidak pernah dimengerti orang lain
Serta berisik dan dianggap hanya bisa mengganggu telinga
Tapi aku bisa berguna bagimu
Jadi tolong biarkanlah aku menyanyi
Dengan kata, kalimat yang kau buat sendiri"

Sepulang dari kampus, Ryo langsung pulang ke kamar kontrakannya dan segera merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Dia menjadi sangat lemas. Penolakan mentah-mentah karyanya oleh teman-temannya benar-benar sesuatu yang menyakitkan. Dalam lamunan ia berpikir, apakah sebaiknya ia lupakan mimpinya yang menurut teman-temannya adalah hal bodoh? Tapi mimpi inilah satu-satunya hal yang membuatnya lebih berarti. Ah, masa bodoh dengan pendapat orang, pikirnya. Hidupnya adalah miliknya, dialah yang menjalani. Orang lain tak perlu ikut campur.

Ryo bangun dari tempat tidur dan langsung menyalakan komputernya.

"Selamat datang kembali, tuan." Sapa Hatsune Miku, si software vocaloid sambil tersenyum manis.

"Ya aku kembali." Jawab Ryo dengan nada lesu.

"Ada apa tuan? Hari ini anda tidak terlihat seceria kemarin?" Miku memiringkan kepalanya tanda bingung.

"Aku tidak bisa memperdengarkan lagu ku pada siapa pun." Wajah Ryo menampakkan kekecewaan yang mendalam.

"Apa nyanyian ku tidak begitu bagus sampai tuan tidak mendengarkannya pada mereka?" Miku berbicara dengan mata berkaca-kaca sambil menanti jawaban Ryo.

"Tidak! Bukan begitu. Mereka bahkan tidak mau mendengarkannya. Mereka malah menghina ku." Suara Ryo bergetar menahan sakit hatinya.

"Hm begitu? Oh iya, apa tuan pernah mencoba untuk mengunggah lagu itu di internet? Barangkali di sana ada yang akan mendengarkan." Miku memberi saran dengan wajah penuh harap agar sarannya diterima oleh Ryo.

"Oh iya kau benar juga. Kenapa aku tidak kepikiran sama sekali." Ide Miku membuat semangat Ryo mulai bangkit lagi. Setidaknya ia masih memiliki harapan.

"Ini baru tuan ku. Orang yang paling bersemangat." Miku tersenyum sambil menepuk tangan untuk Ryo.

"Terima kasih Miku. Demi cita-cita ku, aku tak boleh menyerah hanya karena hinaan. Jika aku menyerah sekarang itu artinya aku kalah. Baiklah, bersiap untuk mengunggah lagu kita!" Ryo lalu mengubah lagu itu dari mp3 menjadi video yang menampilkan gambar-gambar Miku yang diiringi oleh lagu buatannya yang juga dinyanyikan oleh Miku. Lalu ia mengunggah video itu ke situs berbagi video. Tak banyak harapan Ryo, cukup ada orang yang mau mendengarkan saja ia akan merasa senang.

"Tuan! Aku siap untuk menyanyikan lagu-lagu mu yang lain. Lebih banyak lagu yang kau unggah, akan lebih baik." Miku menjadi bersemangat, hingga ia melompat-lompat.

"Tentu saja, Miku. Aku akan terus melakukan yang terbaik. Aku akan jalan-jalan keluar, mencari inspirasi untuk lagu baruku." Ucap Ryo sambil mengambil buku catatan kecil dan sebuah pena yang akan dia gunakan untuk mencatat ide-idenya.

"Baiklah, tuan. Hati-hati di jalan." Miku melambaikan tangan.

"Ya. Aku pergi dulu. Sampai bertemu lagi." Ryo mematikan komputernya, lalu berjalan keluar kamarnya.

"Tulislah dan sambungkan
Karena aku akan teriakkan semua kata
Ku tak akan membiarkan perasaan yang kau tulis untuk menghilang
Kemudian suara dari sebuah rongsokan
Perlahan mengeja sebuah perasaan
Teriakkanlah suara hatimu"

Next chapter 3 >>

ODDS & ENDS (Barang Rongsokan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang