"Dengarkanlah! Suara ini kan tenggelamkan semua hinaan yang kau terima
Ku mengerti kalau hati yg kau miliki lebih baik dari orang lain
Dan akhirnya suara dari sebuah rongsokan
Melantunkan nyanyian hanya demi dirimu
Dan melewati keterbatasannya"Sudah setahun lamanya sejak terakhir kali Ryo berbicara dengan Miku. Benar saja apa yang dia katakan. Dia menjadi sangat sibuk, jangankan untuk berlibur, waktu untuk istirahat saja jadi sangat sedikit.
Ryo merasa lagu-lagu yang ia ciptakan, tidak lagi seperti lagu-lagunya yang dahulu. Lagu itu terdengar hampa, tak ada emosi yang tersimpan dalam irama dan syairnya. Karena lagu yang ia ciptakan sekarang bukan lagi datang dari inspirasi tapi lebih pada permintaan. Ini bukan seperti dia yang biasanya.
Selama setahun penuh ini dia terus dan terus bekerja. Sampai akhirnya dia medapatkan cuti tahunan. Mungkin ini kesempatan yang baik untuk istirahat, menenangkan diri, dan jauh-jauh dari hal yang berhubungan dengan musik. Untuk pertama kalinya dia merasa lelah dengan musik.
Ryo berbaring di kamarnya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada komputer yang sudah setahun ini tak pernah ia sentuh. Karena ia sekarang lebih sering menggunakan tablet-nya saat ingin mengakses informasi.
Ryo pun bangkit dari tempat tidurnya lalu duduk di bangku depan komputer. Dengan agak ragu-ragu ia menekan tombol power.
Saat komputer itu menyala, Ryo merasa ada sesuatu yang kurang. Tidak ada lagi yang menyapanya, "Selamat datang kembali, tuan." Sambil tersenyum.
Ia pun mencoba membuka software Miku. Tapi yang terlihat hanya Miku yang sedang tertidur.
Program itu error saat dibuka. Ryo mencoba menghubungi teman yang memberikan software Miku padanya. Niat hatinya ingin bertanya apakah kerusakan seperti ini bisa terjadi.
Beberapa kali Ryo mencoba menghubungi temannya, tapi tak diangkat. Ia mulai berkeringat dan sedikit panik. Ia berjalan mondar mandir di kamarnya sambil berpikir.
Kemudian ia mencoba mencari solusinya di internet. Namun yang ia temukan hanya cara penggunaan vocaloid saja, tidak ada yang menjelaskan cara memperbaiki.
Ryo mengetuk-ngetuk jarinya di meja. Ia tampak makin bingung. Rasanya ia ingin sekali berteriak. Meneriakkan kegelisahannya. Bagaimana mungkin sebuah program bisa rusak hanya karena lama tak digunakan? Apa Miku marah hingga tak mengijinkannya untuk kembali?
Tiba-tiba terlintas dipikirkannya. Di akun sosial medianya, ia bergabung dengan komunitas pengguna vocaloid. Barangkali anggota dari komunitas tersebut bisa mengatasi masalahnya.
"Maaf apa ada yang bisa membantuku? Vocaloid milikku tertidur. Saat aku membuka programnya, selalu error. Yang muncul hanya Miku sedang tidur. Jika ada yang punya solusi, aku akan sangat berterima kasih." Tulis Ryo pada grup komunitas tersebut.
Ryo masih duduk di hadapan komputernya, beharap ada yang segera menanggapi pertanyaannya. Sambil ia berpikir, apakah pembicaraan tidak menyenangkan tempo hari akan menjadi yang terakhir kalinya ia berbicara dengan Miku? Jika iya, maka ini akan jadi perpisahan yang menyakitkan.
Sekitar sepuluh menit berlalu, ada seseorang yang menanggapi pertanyaannya.
"Vocaloid tertidur? Aku belum pernah mendengar yang seperti itu." Tulis seseorang di sana.
"Maksud ku, program ku selalu error saat dibuka." Jawab Ryo.
"Kalau begitu kau bisa komplain pada penjualnya. Mungkin mereka akan menggantinya dengan yang baru."
"Itu tidak mungkin. Karena aku mendapatkannya dari temanku. Terlebih lagi, sebelumnya ia berjalan lancar." Jelas Ryo.
"Kalau begitu, aku tidak tau apa-apa." Tulis seseorang di sana menyerah.
"Mungkin komputer mu bervirus. Coba bersihkan dulu." Tambah sesorang yang lain, ikut bergabung.
"Baiklah aku akan coba. Meski aku tidak yakin, apa virus bisa menyerang komputer yang lama tidak beroperasi." Ryo mulai men-scan komputernya. Semua baik-baik saja tidak ada yang salah. Saat mencoba membuka vocaloid lagi, masih saja error. Ryo menjadi sangat bingung.
"Tidak ada virus ditemukan, tapi Miku masih error." Tulis Ryo lagi.
"Kalau begitu aku juga tidak tau."
Ryo menutup wajahnya. Ia kehabisan akal. Bagaimana caranya membuat Miku kembali normal.
"Berdua kita telah ciptakan berbagai macam kata dan kalimat yang sangat berarti
Tapi sekarang tidak ada yang bisa tercipta lagi
Sekarang aku sudah bisa mengerti
Kalau ini semua adalah mimpi
Mimpi di mana kita bertemu dan tak akan bangun lagi"Next chapter 5 >>