part 6

13.5K 812 69
                                    

Pahami keinginan ku.




Tutuplah kedua mata ketika menangis, berdoa dan mencium. Mengapa ku pinta demikian? Karena keindahan tak bisa terlihat oleh mata, namun tersimpan didalam hati. Untuk itu, tutuplah mata mu tapi tidak untuk hatimu. Biarkan rasa cinta ini masuk disetiap celah hati mu sampai kau sendiri tersesak olehnya.



Hari demi hari telah berlalu hingga tiba saatnya Sabrin gelisah ingin meminta ijin suaminya untuk pergi ke acara reuni kampus yang sangat ingin dia datangi.



Sebelumnya Sabrin sudah mengajak Sendi untuk datang bersamanya, namun saat awal mengajak, Sendi sedikit ragu untuk ikut. Dia merasa datang keacara seperti itu tidak begitulah penting. Karena tidak datang pun, maka tidak berpengaruh apa-apa dalam hidupnya.



Tapi Sabrin terus saja merengek pada Sendi untuk mau menemaninya. Jadilah Sendi menuruti kemauan adik ipar sekaligus sahabatnya itu.



"Bu" panggil Fatah dari luar kamarnya. Laki-laki itu menatap aneh gelagat dari istrinya yang sedang menggenggam ponsel sambil duduk dikursi depan meja rias.




Hari ini adalah hari minggu, kebetulan Fatah tidak memiliki jadwal shift di rumah sakitnya. Karena sejak jum'at kemarin laki-laki itu sudah mendapat jatah lembur disana.



Fatah mendekati Sabrin yang tak menggubris kedatangannya. "Ai.." panggilnya lagi lebih lembut.



Sabrin tersenyum kearah Fatah yang berjongkok disampingnya kini.



Kehidupan rumah tangga mereka memang sudah lebih baik. Walau terkadang masih sering adanya perselisihan kecil diantara keduanya, tapi semuanya masih bisa diatasi oleh Fatah maupun Sabrin.



Untuk masalah Darwan kala itu, Sabrin tidak berniat menceritakannya kepada Fatah. Bukannya dia tidak ingin jujur, dia hanya ingin bersikap seolah-olah dia tidak pernah mendengar ungkapan penyesalan Darwan. Biarlah semuanya berlalu seperti hembusan angin yang sering menggoyangkan daun pada ranting. Seperti itulah Sabrin berpikir tentang masalah dirinya dan Darwan.



Dia juga sudah menceritakan apa yang terjadi pada Sendi, sahabatnya. Dan yang membuatnya ajaib Sendi tidak menyelahkannya sama sekali. Ia berkata dalam pernikahan pasti ada saja pihak ketiga yang akan masuk diantara suami dan istri. Entah itu wanita idaman lain atau pria idaman lain. Selain itu juga sering ada kasus dimana orang ketiga ada mertua sendiri yang tidak suka sikap menantunya.



Masih banyak lagi sebenarnya yang akan menjadi pihak ketiga didalam rumah tangga. Tapi bagi Sendi, rumah tangga yang sehat bukan berarti rumah tangga yang tidak pernah diterpa masalah. Karena baginya, setiap masalah yang datang pasti ada hikmah dibaliknya. Entah membuat pasangan suami istri menjadi sadar akan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Atau membuat cinta diantara keduanya semakin nyata dan tak mungkin terhapuskan.



Satu kata yang selalu Sabrin ingat atas nasihat dari Sendi. 'Bersyukurlah' hanya itu. Karena bersyukur atas apa yang telah kau miliki saat ini lebih sulit dari pada mengejar atas apa yang belum kau punya.



Oleh karena itu, berkali-kali Sabrin bersyukur memiliki suami sesempurna Fatah, memiliki anak sepintar dan sesholeh Syafiq, memiliki keluarga serta sahabat yang selalu mendukungnya. Lalu apa lagi yang harus dia cari? Semuanya sudah Allah berikan kepadanya.



Maka perlajaran bersyukur yang kini dia harus terapkan dalam hidup.



"Bu, ayah tanya kamu diam saja."



Sabrin tersenyum, dia mengangkat tangannya kemudian mengusap lembut rahang Fatah yang ditumbuhi bulu-bulu halus. "Maaf ya sayang. Aku cuma berpikir"

Complete MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang