Valda

27 6 0
                                    

Di waktu siang hari, Valda sedang menelusuri desa untuk berkeliling dan melihat keadaan sekitar. Saat sedang berjalan menelusuri toko-toko yang ada di desa tersebut, ada seorang penjual yang memanggilnya dan kemudian Valda menghentikan langkah kakinya. Ternyata orang tersebut merupakan salah seorang penjual yang sering menjual makanan kepada Valda.

"Oiii Valda! lama tidak melihatmu keluar, Bagaimana kabarmu?" sapa pria paruh baya yang terlihat agak gemuk tersebut.

"Ya, aku sehat saja" balas Valda dengan santai.

"Apa kau keluar untuk belanja lagi?" tanya penjual tersebut.

"Begitulah, Bahan makanan di rumahku sudah mulai habis" jawab Valda.

"Kalau begitu pilih saja bahan yang kau perlukan. Aku akan memberikan harga spesial untukmu" Balas penjual tersebut.

Kemudian Valda mulai memilih dan mengambil bahan-bahan yang ingin ia beli dan kemudian ia membayar penjual tersebut sejumlah uang.

"Terima kasih" ucap Valda sebelum meninggalkan penjual dan toko tersebut.

Valda pun berjalan kembali ke rumah-nya yang berada di pinggiran desa tersebut. Saat Valda sampai di rumah-nya ia kemudian meletakkan barang belanjaan-nya di meja dapur-nya. ia kemudian mengambil kopi sachet yang sempat ia beli di toko tadi dan kemudain ia langsung menyeduh kopi tersebut. Saat sedang membuat kopi-nya ia mendengar ada suara langkah kaki seseorang dan melihat seperti ada bayangan yang lewat melalui kaca jendela dapur-nya. Lalu dengan santai Valda membawa kopi hangat yang ia buat tadi ke teras depan dan duduk di bangku yang ada disana.

"Kau tidak perlu bersembunyi seperti itu" ucap Valda dengan nada datar sambil menghirup secangkir kopi yang ia buat tadi.

Setelah ucapan Valda tersebut, keluarlah seorang perempuan berparas cantik dihadapan Valda dengan rambut sepanjang bahu dan mengenakan seragam khas organisasi pemerintah.

"Haha. ternyata kau sudah menyadari keberadaanku ya?" balas perempuan tersebut.

"Aku tadi bisa melihat bayanganmu melewati jendelaku lain kali kau harus lebih berhati-hati!" jawab Valda sambil tersenyum.

"Jadi ada masalah apa Catherine? apa kau datang hanya untuk membujukku untuk bergabung dengan organisasi kalian lagi?" sambung Valda sambil menikmati kopi yang ia buat.

"Ya. Begitulah, aku hanya menjalankan perintah dari atasanku" jelas Catherine sambil menarik bangku yang ada di sebelah Valda dan kemudian duduk di sana.

"Jawabanku masih sama seperti sebelumnya. Aku menolak bergabung dengan organisasi kalian" jawab Valda masih dengan nada yang santai.

"Alasan?" tanya Catherine.

"Menurutku, tidak semua orang diorganisasi kalian bertindak adil dalam hal menegakkan keadilan dan melindungi rakyat kecil" jawab Valda dengan suara yang lebih tegas.

"Begitu ya, Sayang sekali. Padahal banyak atasanku yang merekomendasikan dirimu untuk bergabung dengan kami" balas Catherine.

"Kalau begitu sebaiknya kalian mencari orang lain" ucap Valda sambil tersenyum.

"Huh! dasar pria yang dingin. Kalau begitu aku pergi dulu ya. Sampai jumpa" ucap catherine dengan sedikit senyuman sambil melangkahkan kaki keluar dari rumah Valda.

***

Sore hari menjelang malam pun tiba, saat Valda sedang berlatih di dekat rumah-nya ia mendengar suara ledakan yang berasal dari desa. Kemudian Valda pun dengan cepat mengambil senjata-nya yang berupa dua bilah pisau atau dagger dan bergerak menuju lokasi ledakan. 

The XavierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang