1

12.2K 236 2
                                    

Seperti biasa sina terbangun dengan sendirinya. Seperti ada yang membisikkan pada telinganya untuk segera bangun. Kebiasaan bangun pagi sudah menjadi rutinitasnya selama ini.
Sina melihat jam dinding yang menempel diam didinding kamarnya. Sina meliriknya , sina lihat jam menunjukkan pukul setengah 4. Bergegas sina kekamar mandi untuk mengambil air wudlu dan segera melaksanakan sholat tahajud.
10 menit berlalu.
Kemudian kakinya melangkah menghampiri bundanya yang sejak tadi bergelut dengan api , asap , serta bau bumbu yang sangat menyedapkan didapur , hingga hidung dan perut nya tak tahan menerimanya.
Dipeluk bundanya itu (bunda Jamil) dari belakang.
"Bundaa...". Sedikit dipelankan suaranya agar bundanya tidak kaget nantinya. Tapi dugaannya salah.
" masyaallah Sina , kamu mengagetkan bunda saja , bagaimana kalau bundamu ini jantungan? Heem?" dengan nada yang sedikit kesal.
"Bunda , tidak baik berbicara seperti itu , Sina tidak bermaksud menyakiti bunda. Maaf bunda". Suaranya terdengar sedikit memohon.
" iya sayangku. Sudahlah jangan dibahas. Sekarang kamu mandi gih. Itu sudah ada air panas."
"Siap..bunda sayang." sina bergegas mengambil timba untuk wadah air panasnya. "Oh iya bun, ayah belum bangun?" sambil mengambil air panas, dan menuangkannya kedalam timba.
"Belum sayang".
Setelah menyelesaikan ritual mandi , segera sina melaksanakan sholat shubuh dan tak lupa seperti biasa bertilawah membaca al qur'an yang sangat dicintainya.
Sina mendongak kearah jam dinding. Ternyata sudah menunjukkan jam setengah 6. Tidak terasa sudah pagi yaa.. Matahari sudah sangat bersinar cerah hari ini. Batinnya.
Makanan untuk sarapan pagi ini sudah siap diatas meja. Satu keluarga kecil nan sangat bahagia itu berkumpul dimeja makan.
Suasana ditempat makan pun sunyi , karena ayah pernah bilang kalau sedang makan tidak boleh pun sambil bicara. Karena ayah tahu adap saat makan yang baik yang diajarkan Nabi Muhammad.
Dilihatnya jam tangan yang tetap setia melingkar pada tangannya itu." sudah jam setengah 7" gumamnya.
"Ayah bunda , sina berangkat dulu yaa" sina menghampiri ayahnya untuk mencium tangannya dan mengarah ketangan bundanya untuk melakukan hal yang sama. Mencium tangan keduanya juga sudah menjadi rutinitas sina selama ini.
"Assalamu'alaikum yah buun..sina berangkat dulu" sambil melambaikan tangan dan menaiki motornya.
"Waalaikumsalam nduuk hati hati dijalan" dengan kompak mereka menjawab dan saling bertatapan kemudian mereka tertawa bersama.

Aahh romantis sekali. Jadi baperkan autornya.

******
Masih awal readers. Jadi maaf yaa jika kurang mengesankan.
Masih pemula sih.hehe
Maaf kalau ada typonya.
Lanjut ya ceritanya.
Butuh saran dan comentnya. please..
Jangan lupa follow yaa..
:*

Halalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang