Pertemuan petamaku

111 13 8
                                    

*CITRA POV*


Kurasakan sesuatu menarik selimutku.

aku menggeliat merasakan hawa yang dingin.

"Kamu nggak kuliah hari ini cit?" ucapnya sambil menarik selimutku.

"Kuliah mah..." balasku malas dan kembali menarik selimut.

"Jam berapa emang kuliahnya?" mamah membuka jendela kamarku dan membuat cahaya itu masuk dan mengganggu tidur pagiku.

"Jam 9 mah, ah mamah ganggu nih" 

"Sekarang emang jam berapa?" tanyanya sembari menerobos keluar dari kamarku.

Kulirik jam dinding yang terpasang dikamar.

deg......

"SIAL!!! JAM 08:35" aku langsung meloncat secepat kilat menuju kamar mandi.

Aku sudah tak punya waktu banyak untuk mandi, jadi kuputuskan untuk cuci muka lalu mengganti baju dan bergegas pergi.

Aku berlari lari menuju halte untuk menunggu angkot yang biasa kunaiki untuk kekampus. Aku memang tidak diberikan kendaraan oleh kedua orangtuaku, bukan karena mereka tidak mampu untuk membelinya, tetapi karena menurut mama itu akan membuatku 'lebih mandiri'. Ya, karena aku anak tunggal dan mereka sama sekali tidak memanjakanku seperti anak-anak lainnya.

"Ah mana lagi nih angkot" ucapku kesal sambil terus melihat kekanan.

Lalu tiba-tiba..... 

sebuah motor berhenti tepat dihadapanku.

"Lo ngapain disini? nggak gampus lo?" tanya laki-laki itu sambi membuka helm dan masih terduduk diatas motornya.

Aku melihat kekiri dan kekanan memastikan bahwa dia memang sedang berbicara kepadaku.

"Lo ngomong sama gue?" tanyaku heran sambil menunjuk kearah mukaku.

"Ialah, siapa lagi?" jawabnya dengan ketus.

gile ketus banget ni orang.

"Gue lagi nunggu angkot nih, mau ngampus" ucapku sambil terus melihat arloji pemberian mantanku.

YAP!

Mantan yang 3 tahun lalu menghilang bak ditelan bumi. Galau ? tentu saja, siapa yang tidak galau setelah pacaran 5 tahun, dan di tahun ke 5 dia menghilang tanpa mengucapkan kata perpisahan.

duuh ko gue mikirin 'dia' sih.

"Mau bareng gue gak? kita kan satu fakultas"

wooooow satu fakultas ?

gue aja gak pernah liat tuh cowo dan sekarang tiba-tiba dia datang nawarin berangkat bareng.

"ah nggak deh nanti ngerepotin lo lagi"

"Udahlah ayooo, lo juga udah telat kan?" dia meyakinkanku.

"Iya sih"

"yaudah yoo berangkat" ucapnya sambil menarik tanganku dan memberikanku sebuah helm.

woooooo helm? apakah dia sudah menyiapkannya? untukku? ah ngaco! mungkin saja dia selalu membawa dua helm kan ?






Note: 

Sorry ya kalo gaje hehe, soalnya ini cerita pertama gue jadi gue mohon coment and vote thanks *cium*

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang